Tombol Like Facebook Pages Bakal Dihilangkan

 

Facebook Pages (halaman publik) untuk akun publik figur, artis, kreator, dan brand mendapatkan pembaruan fitur dan tampilan. 

Perubahan yang paling kentara yakni hilangnya tombol Like dan adanya newsfeed untuk pemilik atau pengelola Facebook Pages.

Berdasarkan keterangan resmi Facebook, tombol like dihapus agar popularitas setiap halaman publik dapat diukur dengan presisi. 

Facebook mendapati jumlah likes kerap menjadi acuan tingkat kepopuleran suatu halaman.

Banyak pengguna Facebook yang memberikan Like pada sebuah halaman, tapi kemudian unfollow agar tidak lagi mendapatkan notifikasi update dari halaman yang disukai tersebut.

 

Tampilan halaman publik yang baru ini memfokuskan interaksi antara pemilik halaman (para publik figur, artis, dan brand) dengan para pengikutnya (followers). 

Tata letak halaman publik dibuat lebih sederhana dan intuitif. Navigasi antara profil pribadi dan halaman publik untuk para publik figur dan brand turut dipermudah.

Di tampilan yang baru ini, pemilik Facebook Pages disuguhkan news feed yang berisi aktivitas dari followers dan tren yang sedang naik daun. 

Dari situ, mereka bisa ikut dalam sebuah percakapan, mengikuti sebuah tren, hingga berinteraksi dengan penggemar. 

Fitur tersebut membuat para publik figur atau brand bisa menjalin interaksi lebih karib dengan teman maupun penggemar lewat Facebook karena pemilik halaman bisa menanggapi aktivitas dari pengikutnya.

News feed tersebut juga memberikan rekomendasi akun publik figur lain, halaman, grup, hingga konten trending yang dapat diikuti oleh pemilik halaman publik.

Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna, pada versi terbaru ini sistem Facebook dapat mendeteksi konten berisi ujaran kebencian, kekerasan, seksual, spam, pencurian data, hingga kemungkinan akun tiruan.

"Kami ingin Facebook menjadi tempat yang aman untuk terhubung dengan penggemar, jadi kami telah meningkatkan kemampuan kami untuk mendeteksi aktivitas yang tidak diizinkan di platform kami, termasuk ujaran kebencian, konten kekerasan, seksual atau konten spam, dan peniruan identitas," kata Head of Public Connections and Monetization Facebook Asad Awan.

0 komentar: