Feature news

Tampilkan postingan dengan label science mars. Tampilkan semua postingan

Darah Astronaut Bisa Jadi Bahan untuk Bangun Rumah di Mars


 Ilustrasi komplek perumahan di Mars. Foto: ABIBOO studio / SOnet

 

Darah astronaut bisa menjadi formula ajaib untuk membangun rumah di Mars. 

 

Para peneliti dari University of Manchester di Inggris telah menemukan ide untuk membuat bahan konstruksi bangunan di Planet Merah tersebut.

 

Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan hunian di sana. 

 

Sangat tidak memungkinkan jika kita harus mengangkut logistik bahan bangunan dan air yang diperlukan menggunakan pesawat luar angkasa dari Bumi ke Mars. 

 

Karena cara tersebut terlalu mahal, para ilmuwan pun menyarankan untuk menggunakan apa yang ada sebagai gantinya yaitu debu, urine dari keringat, air mata, dan air seni, bahkan darah astronaut.


Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Materials Today Bio menunjukkan bahwa penjelajah antariksa dapat membuat bahan seperti beton dengan menggunakan protein (albumin serum manusia) dari plasma darah sebagai pengikat yang dicampur dengan debu Bulan atau Mars. 

 

Tim menyebutnya sebagai biokomposit "AstroCrete" dan mengatakan bahan ini sekuat beton biasa.

 

"Para ilmuwan telah mencoba untuk mengembangkan teknologi yang layak untuk menghasilkan bahan seperti beton di permukaan Mars, tetapi kami tidak pernah berhenti untuk berpikir bahwa jawabannya mungkin ada di dalam diri kita selama ini," kata penulis utama penelitian, Aled Roberts, dikutip dari Cnet.


Biokomposit yang dicetak 3D ini bisa menjadi bahan bangunan masa depan di Mars. Foto: Aled Roberts/Research Fellow Future Biomanufacturing Research Hub Manchester Institute of Biotechnology

 

Gagasan menggunakan darah hewan sebagai pengikat mortar setidaknya sudah ada sejak abad pertengahan. 

 

Darah bukan satu-satunya cairan tubuh yang sedang diselidiki para ilmuwan. 

 

Selain itu, bisa juga dengan menambahkan urea, produk limbah yang dihasilkan manusia melalui urine, keringat, dan air mata, maka AstroCrete akan menjadi lebih kuat dari beton biasa.

 

Gagasan menggunakan urine dalam bahan bangunan di luar Bumi telah dipelajari sebelumnya. 

 

Sekelompok peneliti yang berbeda mencampur urea dengan pengganti regolith Bulan untuk membuat semacam beton di Bulan.

 

Sedangkan darah adalah sumber daya terbarukan. Para peneliti menemukan bahwa enam astronaut dapat menghasilkan lebih dari 500 kilogram AstroCrete selama misi dua tahun. 

 

Bahan tersebut berpotensi dapat dicetak secara 3D, dan dapat berfungsi sebagai mortar untuk karung pasir.


AstroCrete mungkin tidak menghasilkan habitat yang futuristik yang sering digambarkan penuh dengan hamparan kaca seperti di film-film fiksi ilmiah. 

 

Namun setidaknya, AstroCrete bisa menjadi solusi praktis dan terjangkau untuk masalah rumit dalam menciptakan struktur bangunan di Mars.


Learn more »

Foto Menakjubkan Bukit Pasir Beku Warna Merah di Mars

 

Permukaan Planet Mars beragam jenisnya, termasuk bukit-bukit pasir yang kali ini ditangkap dalam keadaan beku. Pemandangannya pun jadi menakjubkan.

Dijepret dari orbit Mars oleh wahana milik NASA, Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) yang memakai kamera powerful bernama HiRise, foto yang belum lama ini dipajang di Instagram NASA itu memperlihatkan bukit-bukit warna merah dengan garis-garis hitam dan putih.

"MRO memancarkan kembali foto istimewa yang diambil dari Planet Mars, dijepret oleh kamera HiRISE powerful kami, yang kali ini memperlihatkan gambar mengagumkan bukit-bukit pasir yang beku," tulis NASA dalam caption yang dikutip.


"Ladang dari bukit-bukit pasir ini menempati sebuah kawah yang sepanjang 5 kilometer, ditemukan di daratan tinggi utara Mars. 

Belang-belang dan fitur lainya adalah hasil dari es yang menyublim," tambah lembaga antariksa Amerika Serikat ini.

Kamera HiRISE sendiri telah mengorbit bersama MRO dan mempelajari Mars sejak tahun 2006. 

Berkat teknologi yang dibenamkan, kamera ini mampu menangkap permukaan Mars dengan resolusi yang detail.

Di sisi lain, banyak wahana mengorbit di Mars untuk menggelar penelitian. NASA memiliki Mars Reconnaissance Orbiter, Mars Odyssey dan Maven. Lalu lembaga antariksa Eropa, European Space Agency (ESA), tercatat punya Mars Express dan ExoMars Trace Gas Orbiter.


Ternyata, lembaga antariksa India yaitu Indian Space Research Organzation memiliki Mars Orbiter Mission yang juga dikenal dengan nama Mangalyaan. 

Pesawat ini mengorbit di Mars sejak 24 September 2014.

Terbaru adalah wahana Tianwen-1 dari China dan Hope dari Uni Emirat Arab. Kedua negara adalah pendatang baru dalam misi penelitian langsung di Planet Mars.


Learn more »

7 Fakta Unik Planet Mars Dalam Angka

Planet Mars, sering disebut sebagai planet merah karena...ya, warnanya merah kalau dilihat dari Bumi. Mars juga adalah planet terkecil kedua di tata surya kita setelah Merkurius.

Namun, masih banyak hal menarik dari planet yang belakangan sering menjadi bahan pembicaraan ini. 

Berikut adalah fakta unik planet Mars dalam angka yang dihimpun dari NASA. Yuk kita simak:



  • Jarak dari matahari

     
  • Mars berjarak 228 juta km dari Matahari, sementara Bumi jaraknya 149 juta km. Jaraknya yang lebih jauh ke Matahari ini membuat suhu rata-rata di Mars lebih rendah dari Bumi.
  •  

    Suhu Rata-rata

     
  • Jika dirata-rata, suhu di Mars adalah -63 derajat celcius, dengan rentang antara 30 derajat celcius sampai -140 derajat celcius. Terpaut cukup jauh dibanding Bumi yang suhu rata-ratanya adalah 14 derajat celcius, yaitu antara 58 derajat celcius sampai -88 derajat celcius.
  •  

    Kecepatan orbit

     
  • Kecepatan orbit Mars ke Matahari adalah 14,5 mil per detik, sementara Bumi kecepatan orbitnya adalah 18,5 mil per detik. Satu tahun di Bumi adalah 365,25 hari dan di Mars setahun setara dengan 687 hari. Sementara satu hari di Bumi adalah 23 jam 56 menit, dan di Mars satu hari adalah 24 jam 37 menit.
  •  

    Gravitasi

     
  • Gravitasi di Mars lebih kecil dibanding Bumi, yaitu 0,375 kali. Atau jika dibalik, gravitasi Bumi adalah 2,66 kali di Mars. Apa artinya? Jika berat Anda di Bumi adalah 80kg, maka kalau anda menimbang di Mars maka beratnya hanya 30kg.
  •  

    Ada oksigen?

     
  • Atmosfer Bumi berisi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% lainnya. Namun di Mars berbeda jauh. Di mana atmosfernya 96% berisi karbon dioksida, <2% argon, <2% nitrogen, dan <1% lainnya.
  •  

    Ukuran

     
  • Jika melihat diameter, Bumi diameternya adalah 12.755 km, sementara Mars jauh lebih kecil, hampir setengah Bumi, yaitu 6.791 km. Lalu soal volume, Mars hanya 15% dari Bumi. Dengan kata lain, untuk menyamai volume Bumi, butuh lebih dari enam Mars.
  •  

    Punya dua bulan

     
  • Jika Bumi hanya punya satu bulan, maka Mars punya dua bulan, yaitu Phobos dan Deimos. Namun ukuran kedua bulan ini sangat kecil, diameter Phobos adalah 22,2 km dan Deimos 12,6km. Sementara bulannya Bumi diameternya 3.474 km, atau setengah dari diameter Mars.
Learn more »

Apakah Mars Adalah Bumi yang Kena Azab?

Jika bukan planet kembar dalam Tata Surya, maka pasti Bumi dan Mars adalah 'adik-kakak'. 

Namun dalam perkembangannya, keduanya menjadi sama sekali berbeda. Bumi menjadi planet biru yang dapat dihuni, sedangkan Mars menjadi sangat gersang.

Saat ini, Mars yang dijuluki sebagai Planet Merah lebih tampak seperti planet mati. Permukaannya kering dan dingin, jauh di bawah titik beku, tanpa kandungan air.


Padahal sekitar empat miliar tahun silam, Bumi dan Mars terbilang muda dan basah. 

Bagaimana Mars bisa kehilangan air yang sempat mengalir di bagian permukaannya pada miliaran tahun yang lalu? Mars seperti sebuah planet yang terkena azab, menjadi kering, dingin dan merah.

Sekelompok ilmuwan saat ini mengklaim sudah punya jawabannya: banyak genangan air saat itu terperangkap di bagian kerak permukaan Mars. 

Air itu ada dalam bentuk mineral yang terkandung di dalam bebatuan planet tersebut. 

Temuan ini telah didiskusikan dalam Konferensi Sains Bulan dan Planet ke-52 dan telah dipublikasikan di jurnal ilmiah Science

Penelitian ini menggunakan metode observasi termasuk material yang dikumpulkan dari robot penjelajah, pesawat antariksa yang mengorbit di Mars, dan meteorit. 

Para peneliti kemudian mengembangkan simulasi komputer untuk mengetahui bagaimana air dari permukaan Mars ini menghilang seiring waktu.

Mars saat empat miliar tahun lalu, merupakan planet yang hangat dan basah, yang dimungkinkan karena memiliki atmosfer tebal. 

Air mengalir melewati sungai-sungai, membelah saluran di bebatuan, dan bermuara pada kawah yang terbentuk karena tumbukan meteorit.

Planet Merah ini juga menampung cukup air untuk menutupi seluruh permukaannya, di dalam lapisan yang berukuran antara 100 meter hingga 1 kilometer. 

Sekitar satu miliar tahun kemudian, Mars berubah menjadi planet yang lebih dingin dan sunyi seperti yang kita ketahui hari ini.

"Kita sudah tahu sejak lama, bahwa Mars itu lebih basah dalam sejarah awalnya. 

Tapi, nasib buruk air yang menyelimutinya menjadi masalah yang terus berlanjut," kata ahli planet dan ilmuwan di Natural History Museum di London, Inggris, Dr Peter Grindrod, seperti dikutip dari BBC.

"Kita sudah tahu dari sejumlah penelitian atmosfer Mars, bahwa sejumlah air itu terlepas ke angkasa, dan endapan es yang tersisa dan di bawah permukaan menunjukkan pada kita bahwa air juga membeku," tambahnya.

 

Terlepas ke angkasa

 

Bumi memiliki sebuah magnet pelindung atau magnetosphere yang membantu mencegah atmosfer dari pelepasan. 

Sayangnya magnet pelindung Mars lemah, sehingga bisa menyebabkan komponen unsur air bisa menghilang dari planet tersebut.


Hasil dari proses pemodelan komputer menunjukkan antara 30% hingga 99% awal air di Mars, masuk ke dalam mineral dan terkubur pada lapisan kerak planet.

Peneliti lainnya, Prof Bethany Ehlmann dari California Institute of Technology menjelaskan bahwa dengan mempelajari data dari misi Mars, maka semakin jelas bahwa hal ini sangat umum untuk menemukan bukti perubahan bentuk air.

"Ketika kerak mengalami perubahan, ini membutuhkan air dan menyimpannya di dalam mineral terhidrasi yang memiliki kandungan air di dalam struktur sehingga secara efektif akan terperangkap," jelasnya.

Para ilmuwan dalam studi ini berpendapat bahwa kebanyakan air ini hilang pada rentang 4,1 hingga 3,7 miliar tahun lalu, atau yang sepanjang sejarah Mars dikenal sebagai Periode Noachian.

Perubahan Iklim Mars

 

Dr Michael Meyer, ilmuwan yang memimpin program eksplorasi NASA untuk Mars mengatakan, peran menyeluruh dari eksplorasi Mars adalah mengamati kandungan air, karena unsur ini memiliki peran penting dalam geologi, perubahan iklim dan kehidupan di sebuah planet.

"Ini adalah jurnal yang sangat penting untuk memahami berapa banyak air di Mars, bagaimana ini bisa lenyap dan ke mana alirannya sampai hari ini," ujarnya.

Sementara itu, Dr Grindrod menambahkan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa ada banyak air, bahkan kemungkinan sebagian besar, yang sebenarnya terperangkap di dalam bebatuan Mars.

Proses hidrasi mampu menyimpan volume air yang besar hingga jumlah yang setara dengan lapisan global sedalam satu kilometer.


"Meskipun kebanyakan air kemungkinan menghilang setelah sekitar satu hingga setengah miliar tahun setelah Mars terbentuk, kami melihat bukti mineral terhidrasi pada permukaan hari ini, di kawasan seperti kawah Jezero yang saat ini sedang dieksplorasi oleh robot penjelajah Perseverance," terangnya.

Menurutnya, iklim awal Mars tetap menjadi satu topik paling penting dalam kajian ilmiah mengenai planet tersebut, dan penelitian ini akan membantu kita untuk memahami proses hilangnya air dari Mars.

Learn more »

7 Fakta Menarik Mars, Planet Incaran Berbagai Bangsa

Mars adalah planet keempat dari Matahari. Selain itu, Mars juga merupakan planet terkecil kedua di tata surya kita setelah Merkurius. 

Karena penampakan warnanya, Mars sering juga disebut sebagai planet merah. Apalagi yang kamu ketahui tentang Mars?

Nyatanya memang masih banyak fakta-fakta tentang Mars. 

Berikut ini adalah 7 fakta menarik tentang Mars, yang belakangan jadi sasaran penelitian beberapa negara, seperti dikutip dari Brainberries.

 

1. Total daratan Mars

 

Mars diperkirakan sekitar 15% dari volume dan 10% dari massa Bumi, namun mereka memiliki daratan yang sangat mirip. 

Hal ini karena Bumi kita tertutupi oleh 70% air sedangkan Mars tidak. 

Selain itu, gravitasi di Mars hanya 37% dari gaya gravitasi kita (di Bumi). Artinya, jika kalian tinggal di Mars, kalian bisa melompat 3 kali lebih tinggi dari yang kalian bisa lakukan di Bumi.

 

2. Kenapa Mars disebut Mars?

 

Tahu tidak, Mars diambil dari nama dewa perang Romawi. Sementara itu, orang-orang Yunani kuno menyebut Mars sebagai Ares, yang secara kebetulan adalah dewa perang mereka. 

Mengapa kedua peradaban ini menamai Mars dengan nama dewa perang mereka? Konon hal ini karena warna Mars yang merah, melambangkan pertumpahan darah saat perang.

 

3. Mars ada di Bumi

 

'Potongan-potongan' Mars sebenarnya telah ditemukan di Bumi, termasuk jumlah jejak atmosfer Mars yang ada di dalam meteorit yang berasal dari Mars. 

Meteorit tersebut mengorbit tata surya kita selama jutaan tahun sebelum akhirnya memasuki atmosfer kita dan jatuh ke Bumi. 

Tentu saja, studi tentang meteorit ini memungkinkan kita belajar lebih banyak tentang Mars.

 

4. Misi ke Mars

 

Sejauh ini ada puluhan misi ke Mars dari Bumi. Semuanya dimulai pada tahun 1960 dengan misi Marsnik 1 USSR. 

Namun dari cukup banyak misi pendaratan, penjelajahan, dan pengorbitan ke Mars, hanya sekitar separuh yang sukses. 

Terbaru adalah wahana milik Uni Emirat Arab dan China yang berhasil memasuki orbit Mars dengan selamat.

 

5. Mars punya gunung tertinggi di Tata Surya

 

Disebut Olympus Mons, gunung ini tingginya 21 km dan diameter 600 km, paling menjulang di Tata Surya. Jenis gunung berapi ini terbentuk miliaran tahun lalu. 

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Olympus Mons masih merupakan gunung berapi aktif.

 

6. Martians atau orang Mars

 

Mars diyakini dulunya dihuni kehidupan cerdas seperti di Bumi, karena ditemukan jejak berupa garis atau lekukan di permukaan planet. 

Garis-garis bernama canali ini pertama kali ditemukan oleh astronom Italia Giovanni Schiaparelli. 

Sayangnya setelah kemajuan ilmu astronomi, garis-garis tersebut terbukti hanya ilusi optik. 

Namun demikian, para ilmuwan tak kenal lelah mencari bukti kehidupan Mars di masa silam meski mungkin yang akan ditemukan hanyalah sejenis mikroba.

 

7. Mars dinilai ramah untuk ditinggali

 

Di luar Bumi, Mars disebut planet paling ramah untuk kehidupan di tata surya. Karena itu, ada banyak misi luar angkasa ke Mars yang direncanakan selama beberapa dekade mendatang. 

Misi-misi ini akan membantu kita memahami lebih lanjut tentang Mars, dan khususnya apakah planet ini dapat menampung kehidupan di luar Bumi atau menjadi planet yang layak untuk koloni Bumi di masa depan.


 

Learn more »

Foto Ngarai Terbesar di Tata Surya, Panjangnya 4.000 Km

Foto ngarai Valles Marineris yang spektakuler. Foto: NASA

 

Di Bumi, ada ngarai spektakuler Grand Canyon di Amerika Serikat. 

Namun ngarai itu tidak ada apa-apanya dibandingkan ngarai terbesar di Tata Surya ini, yaitu Valles Marineris yang berlokasi di Planet Mars.

Bayangkan saja, ngarai Valles Marineris itu panjangnya sekitar 4.000 kilometer, lebar sekitar 200 kilometer dan dalamnya sampai 7 kilometer. 

Berarti sekitar 10 kali lipat lebih panjang dari Grand Canyon dan juga tiga kali lipat lebih dalam.

Menggunakan kamera resolusi sangat tinggi yang disebut sebagai HiRISE (short for High Resolution Imaging Science Experiment) yang berada di wahana Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA, ilmuwan di University of Arizona mengabadikan beberapa foto Valles Marineris sejak tahun 2006.

Foto terbaru dijepret pada 26 Desember 2020 silam, menampakkan keindahan ngarai tersebut. 

Adapun bagaimana terbentuknya ngarai raksasa ini masih menyimpan cukup banyak tanda tanya besar bagi para ilmuwan.

Tak seperti Grand Canyon di Bumi, Valles Marineris mungkin bukan terbentuk dari pengaruh aliran air selama kurun waktu miliaran tahun. 

Sebabnya, planet Mars seperti diketahui permukaannya terlalu panas dan juga kering sehingga tidak eksis sungai yang cukup besar untuk membentuk ngarai semacam itu.

Seperti dikutip dari Live Science, mayoritas retakan di ngarai itu mungkin saja terbuka pada miliaran tahun silam ketika gunung berapi di planet Mars menyembul keluar dari permukaan.

Magma yang mengalir dari gunung-gunung berapi itu, termasuk Olympus Mons yang merupakan gunung berapi terbesar di Tata Surya, barangkali menjadi salah satu campur tangan alam dalam pembentukan ngarai tersebut.


Learn more »

Ini Gunung Tertinggi di Tata Surya, Everest Kalah Telak

Olympus Mons di permukaan Mars.

Merasa Mount Everest serta duo asal Hawai Mauna Kea dan Mauna Loa sudah sangat besar? Tunggu sampai kamu melihat Olympus Mons di Mars yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi di Tata Surya.

Ia memiliki diameter sepanjang 624 km, dengan luas mencapai lebih dari 305 ribu km persegi. Itu berarti, ia memiliki luas lebih dari dua kali Pulau Jawa yang sebesar 128.297 km persegi.

Selain itu, Olympus Mons yang merupakan gunung berapi perisai memiliki tinggi sekitar 21,2 km dan di puncaknya terdapat kaldera sepanjang 80 km.

Sebagai pelengkap, ia dikelilingi oleh lereng gunung setinggi 6 km. Adapun Mount Everest puncaknya 'hanya' sekitar 8,8 kilometer tingginya.

Mari kita bandingkan juga Olympus Mons dengan Mauna Loa, gunung api terbesar di Bumi.

Gunung api perisai yang berada di Hawaii itu memiliki tinggi lebih dari 9 km (dari dasarnya yang berada di bawah laut sampai puncak) dan terbentang sepanjang 120 km.

Jika dihitung-hitung, volume Olympus Mons itu sekitar 100 kali lebih besar dari Mauna Loa. Bahkan, seluruh kepulauan Hawaii pun juga bisa dimasukkan ke gunung berapi tersebut.

Perbedaan besar antara gunung berapi di Mars dengan Bumi memang sangat mencolok.

Di kawasan bernama Tharsis, lokasi dari Olympus Mons, gunung-gunung api di sana berukuran 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan dengan gunung api mana pun di Planet Biru ini.

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Melalui situs resminya, NASA menjelaskan bahwa aliran lava di Mars diketahui lebih panjang, diperkirakan karena tingkat erupsi yang lebih tinggi serta gravitasi yang lebih rendah.

Lalu, pergerakan lempeng di Mars juga berbeda dengan di Bumi.

Di Planet Biru ini, lempeng yang bergerak di atas titik panas (area vulkanik yang memompa lava) bisa membentuk gunung berapi baru dan mematikan yang lama.

Hal ini membuat lava tersebar ke banyak gunung ketimbang hanya berpusat ke satu titik saja.

Sedangkan di Mars, lempengnya tidak bergerak, begitu juga dengan titik panasnya.

Hal ini membuat lava bertumpuk ke satu gunung berapi yang sangat besar.
Learn more »

DNA Manusia Harus Diubah Kalau Ingin Tinggal di Mars

NASA berencana untuk mengirimkan astronaut menuju Mars pada tahun 2030 mendatang.

Astronaut mungkin bisa kembali ke Bumi dengan selamat, tapi untuk mereka yang ingin tinggal selamanya di Mars harus mengubah DNA-nya agar bisa tetap sehat dan aman.

Manusia yang mendarat di Mars nantinya harus mengalami tantangan yang berat, seperti terpapar radiasi tinggi, mikrogravitasi yang berdampak buruk pada tulang dan tantangan lainnya.

Untuk bisa tinggal di Mars dengan aman dan sehat, ilmuwan mengatakan manusia harus bisa memanfaatkan rekayasa genetika dan teknologi canggih lainnya.

"Itu merupakan waktu di mana teknologi seperti ini menjadi penting dan dibutuhkan," kata ahli astrobiologi dan geomikrobiologi Kennda Lynch, seperti dikutip dari Space.

Rekayasa genetik terhadap manusia juga sepertinya bukan hanya khayalan fiksi belaka.

Contohnya, ilmuwan telah menyusupkan gen tardigrade - hewan paling tangguh di dunia yang bisa hidup di luar angkasa - ke dalam sel manusia di laboratorium.

Sel yang direkayasa ini telah menunjukkan daya tahan lebih besar terhadap radiasi dibandingkan sel normal, kata ahli genetik dari Weill Cornell Medicine, Christopher Mason.

NASA dan badan antariksa lainnya juga telah melakukan beberapa langkah untuk melindungi astronautnya secara fisik, misalnya dengan pelindung di pesawat antariksa dan secara farmakologis dengan obat-obatan.

Jadi menurut Mason, masuk akal untuk melindungi astronaut secara genetis, asalkan cara tersebut sudah terbukti aman.

Mason mengatakan tardigrade dan mikroba ekstrem lainnya, seperti bakterium Deinococcus radiodurans yang tahan terhadap radiasi, memiliki sifat-sifat biologis yang mengagumkan.

Dengan memahami sifat-sifat ini, kemungkinan astronaut juga bisa melakukan perjalanan antariksa yang lebih jauh lagi. Misalnya ke Europa, salah satu bulan Jupiter yang memiliki samudera luas di bawah permukaan esnya.

Saat ini perjalanan ke Europa masih tidak mungkin karena selain sangat dingin, Europa berada di tengah sabuk radiasi Jupiter yang sangat kuat.

"Jika kita bisa sampai ke sana, itu merupakan kasus di mana tubuh manusia akan langsung terpanggang karena radiasi," kata Mason.

"Di sana, kematian merupakan sesuatu yang pasti kecuali kita melakukan sesuatu, termasuk segala jenis pelindung yang bisa diberikan," sambungnya.
Learn more »

Mengintip Rencana Ambisius Manusia Tinggal di Mars

Organisasi bernama Mars One punya ambisi mendirikan koloni manusia permanen di planet Mars. Lembaga yang berbasis di Belanda ini menargetkan pada tahun 2025 sudah ada pendaratan pertama di planet merah itu. Berikut roadmap mereka.


Pada tahun 2011, Bas Lansdopr dan Arno Wielder menggagas misi Mars One. Mereka berdiskusi intens dengan industri luar angkasa AS, Kanada, Italia dan Inggris. Rencana jangka panjang pun dimulai untuk mendirikan koloni permanen di Mars.
April 2013, program perekrutan astronot mulai dijalankan untuk semua penduduk dunia yang berminat. Pada akhirnya akan diseleksi sampai mengerucut enam tim dengan masing-masing empat individu untuk dilatih. Sebanyak 705 kandidat telah lolos seleksi pada saat ini yang akan kembali dirampingkan. 
Tahun 2015, direncanakan pelatihan para astronot sudah dimulai. Latihan akan berlanjut sampai tahun 2014. Hal terpenting adalah tim yang terpilih harus mampu bertahan dalam kondisi lama di daerah asing. Tempat latihan pun disesuaikan dengan kondisi Mars. 
Tahun 2018, mulai dicoba beberapa teknologi yang akan diterapkan dalam koloni manusia di Mars. Satelit komunikasi juga akan diluncurkan di orbit Mars untuk melakukan komunikasi dengan bumi selama 24 jam.
Kendaraan yang digunakan untuk menjelajahi Mars diharapkan selesai pada tahun 2020. Kendaraan akan digunakan untuk berkeliling ataupun mencari lokasi pemukiman yang lain. Kemudian, satelit komunikasi kedua akan diluncurkan.
Tahun 2022, beberapa perangkat di kargo yang diperlukan mulai dikirim ke Mars, yakni Living Units, Life Support System dan Supply Units. Semuanya untuk mendukung kehidupan manusia di Mars.
Tahun 2023, perangkat yang telah dikirim akan beroperasi secara mandiri untuk persiapan kedatangan manusia. Air akan diekstrak dari permukaan Mars dan sebagian digunakan untuk memproduksi oksigen. Sistem Life Support akan memungkingkan manusia bernafas seperti di bumi.
Tahun 2024, kendaraan roket yang akan membawa manusia yang bernama Mars Transit Vehicle diluncurkan dari bumi. Kru manusia pertama yang sudah dilatih sekian tahun pun akan dikirimkan ke Mars.
Manusia pertama mendarat di Mars. Kru akan menyesuaikan kondisi tubuhnya dalam 48 jam sehingga cocok dengan gravitasi Mars. Mereka akan mengaktifkan tenaga surya dan mempersiapkan tempat tinggal dengan alat yang sudah dikirim sebelumnya.
Tahun 2026, kru kedua akan dikirim dari bumi dan mendarat pada tahun 2027. Proses seperti ini akan berulang terus sehingga jumlah manusia di Mars semakin banyak. Apakah rencana ini akan berhasil? Kita tunggu saja perkembangannya.
Learn more »