Feature news

Tampilkan postingan dengan label bill gates technology. Tampilkan semua postingan

Bill Gates Minum Air dari Konversi Kotoran Manusia

Bill Gates tanpa ragu minum air yang berasal dari kotoran manusia. Memang air itu steril, diproses mesin menakjubkan bernama Omniprocessor, tapi bagaimanapun, lantas bagaimana tanggapan Gates?
Mesin yang seukuran rumah ini dikembangkan oleh Bill and Melinda Gates Foundation yang bekerjasama dengan perusahaan Janicki Bioenergy. Melalu blog pribadinya, ia mengisahkan bagaimana cara kerja mesin yang diklaim berbiaya rendah itu.
OmniProcessor menggunakan mesin uap cerdas yang menghasilkan energi untuk membakar dan menyaring kotoran manusia. Mesin ini pun bekerja atau menggerakkan mesinnya sendiri sehingga hemat listrik. OmniProcessor diklaim bisa mengkonversi 14 ton kotoran manusia yang kemudian diubah menjadi air siap minum.
“Jika kita bisa mengembangkan mesin ini untuk ‘menyingkirkan’ kotoran manusia khususnya menggunakan cara yang efisien, kita pasti bisa mencegah kematian dan memperbaiki kesehatan,” tulis pendiri Microsoft tersebut di blog miliknya.
Di negara dunia ketiga masalah kotoran manusia masih jadi isu kesehatan. Penggunaan jamban yang tidak benar dan mengkontaminasi air minum jadi satu alasan utama mengapa OmniProcessor hadir dengan solusi konversi kotoran 100 ribu orang jadi 86 ribu liter air per hari.
"Aku melihat sekumpulan kotoran manusia di conveyor belt yang kemudian ditumpahkan ke penampungan besar. Lalu menuju ke mesin, dimasak dan diperlakukan sedemikian. Beberapa menit kemudian aku merasakannya, segelas air minum yang enak," tulis Gates di blognya.

Ya, meski air itu berasal dari kotoran manusia, Gates tidak perlu khawatir akan menjadi sakit. Soalnya sudah melalui proses untuk membuatnya jadi steril dan siap minum melalui mesin bernama Janicki Omniprocessor yang turut disponsori yayasan kemanusiaan Bill & Melinda Gates Foundation.

Janicki Omniprocessor diciptakan oleh ilmuwan bernama Peter Janicki. Mesin tersebut mengeringkan kotoran manusia dan kemudian membakarnya, menciptakan panas yang mendayai mesin untuk menciptakan listrik. Kemudian, air yang dihasilkan disaring sehingga siap minum.

"Rasa airnya sebaik dengan air minum di botol. Setelah mempelajari teknik di belakangnya, aku senang saja kalau harus meminumnya setiap hari. Seaman itu," lanjut Gates.

Solusi tersebut diharapkan membantu masyarakat miskin yang kekurangan akses pada air bersih sekaligus membersihkan kotoran manusia. Mesin dapat menangani kotoran manusia kuantitas besar untuk menghasilkan air dan listrik.

"Kotoran manusia mengkontaminasi air minum jutaan orang dengan konsekuensi mengerikan. Penyakit yang disebabkan sanitasi buruk membunuh sekitar 700 ribu anak setiap tahunnya dan membuat yang lain tidak berkembang fisik dan mentalnya," papar Gates.
Gates menjelaskan bahwa banyak tempat di negara miskin tidak punya sistem sanitasi memadai. Kotoran manusia dibuang begitu saja, seperti di sungai atau laut. Kadang kotoran itu mencemari air yang diminum manusia.

Mesin Omniprocessor memang memiliki potensi tinggi karena unitnya bisa dioperasikan di manapun di seluruh dunia. Prosesnya pun mudah, masukkan kotoran manusia di satu sisinya dan di sisi lainnya akan keluar air bersih siap minum. 

"Mesin ini berjalan dengan temperatur yang sangat tinggi 1.000 derajat celcius sehingga tidak ada baunya. Juga memenuhi standar emisi pemerintah Amerika Serikat," kata Gates.

Ia juga sangat efisien. Model terakhirnya bisa menghasilkan 86 ribu liter air setiap harinya. Rencananya tahun ini, Omniprocessor akan dipasang di Senegal sebagai uji coba.
Learn more »

Bill Gates Kembangkan Teknologi Listrik Bertenaga Air Seni

Mendengar kata urine atau air seni, orang pasti akan jijik. Namun tidak demikian dengan Bill Gates

Pendiri Microsoft ini tengah kembangkan teknologi yang mampu mengubah air seni jadi sumber tenaga listrik.

Tenaga listrik yang dihasilkan air seni kemudian bisa dipakai untuk pelbagai keperluan. 
Misalkan saja sebagai tenaga atau sumber daya perangkat mobile macam smartphone atau tablet. Ya, dimungkinkan jika proyek Bill Gates berhasil, kita mungkin bisa nge-charge ponsel ‘pakai’ air seni.
Bill Gates lewat yayasannya, Bill and Melinda Gates Foundation memang mendedikasikan diri sebagai organisasi kemanusiaan. 
Keduanya ingin mengubah dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di sejumlah wilayah tertinggal.
Yayasan tersebut bergerak pada misi sanitasi manusia di sejumlah negara yang kesulitan mendapatkan air bersih. 
Namun Bill Gates juga mengajak ilmuwan guna kembangkan penelitian yang berguna untuk umat manusia di masa depan.
Nah salah satu proyek yang digarap Bill Gates dan timnya yakni teknologi pengubah air seni jadi sumber daya listrik. 
Dana besar dari donatur pun mengalir demi suksesnya penelitian ini. Jika berhasil, tak bisa dibayangkan bagaimana perkembangan sumber daya dan energi di masa depan.
Ini bukan kali pertama Bill Gates menggerakkan proyek yang sedikit agaknyleneh dan tak biasa. Pernah suatu ketika dirinya juga kembangkan kondom terkuat di dunia. 
‘Kondom’ Bill Gates diyakini anti bocor. Ini dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit AIDS yang cukup parah di Afrika.
Learn more »

Setelah 'Kondom Pintar', Bill Gates Mulai Cari Pengganti Telur

Setelah sebelumnya membantu riset membuat 'kondom pintar', kini Bill Gates tengah mendanai sebuah riset untuk mencari produk nabati pengganti telur.

Dengan semakin berkurangnya lahan untuk beternak ayam, sebuah proyek dikembangkan untuk mencari pengganti telur. Lewat serangkaian eksperimen, masyarakat nantinya bisa menikmati alternatif protein dari telur berupa protein dari produk nabati.

Proyek ini di didanai oleh investor Silicon Valley sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates. 
 
Bersama dengan perusahaan Hampton Creek Foods, mereka mencari solusi industri telur yang yang banyak dikatakan membuang energi, menambah polusi, dan memicu berbagai penyakit seperti salmonela.

Dalam laboratorium makanan yang terletak di South of Market, San Fransisco tim chef dan biochemist menguji coba alternatif telur dari berbagai tanaman. 
 
Tim peneliti menumbuk kacang dan mengamati lewat mikroskop untuk mempelajari struktur molekular yang mendekati telur. Sejauh ini, perusahaan telah menganalisa 1.500 tipe tumbuhan dari lebih 60 negara.

“Penelitian muncul dengan 11 bahan makanan, pendekatan kami untuk menggunakan tanaman yang lebih ramah lingkungan dan lebih rendah emisi gas kaca, air, dan harga lebih terjangkau untuk membuat sistem makanan yang lebih baik,” tutur Josh Tetrick selaku CEO Hampton Creek Food.

Dilansir dalam Associated Press, Produk pertama yang dikeluarkan perusahaan tersebut, mayonaise Just Mayo dijual hampir sama dengan mayonaise reguler. 
 
Untuk nantinya, mereka akan mulai menjual adonan biskuit dan tepung yang mempunyai tekstur sama seperti telur saat digoreng di wajan.

CB Insight, venture capital firm menginvestasikan hampir $350 juta pada tahun lalu. Dana ini lebih besar dibandingkan $50 juta pada tahun 2008. 
 
Hal ini dianggap sebagai langkah terbaik khususnya bagi negara pecinta daging seperti Amerika Serikat. Tapi, banyak juga yang meragukan produk alternatif pengganti telur.

The American Egg Board yang mewakili produsen telru Amerika Serikat menyatakan telur tidak bisa diganti. “Pelanggan kami tidak tertarik pada pengganti telur. 
 
Mereka ingin telur yang asli dengan bahan makanan yang umum,” tutur Mitch Kanter selaku executive director.
Learn more »