Feature news
Tampilkan postingan dengan label bill gates technology. Tampilkan semua postingan
Bill Gates Kembangkan Teknologi Listrik Bertenaga Air Seni
Mendengar kata urine atau air seni, orang pasti akan jijik. Namun tidak demikian dengan Bill Gates.
Pendiri Microsoft ini tengah kembangkan teknologi yang mampu mengubah air seni jadi sumber tenaga listrik.
Tenaga listrik yang dihasilkan air seni kemudian bisa dipakai untuk pelbagai keperluan.
Misalkan saja sebagai tenaga atau sumber daya perangkat mobile macam smartphone atau tablet. Ya, dimungkinkan jika proyek Bill Gates berhasil, kita mungkin bisa nge-charge ponsel ‘pakai’ air seni.
Bill Gates lewat yayasannya, Bill and Melinda Gates Foundation memang mendedikasikan diri sebagai organisasi kemanusiaan.
Keduanya ingin mengubah dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di sejumlah wilayah tertinggal.
Yayasan tersebut bergerak pada misi sanitasi manusia di sejumlah negara yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Namun Bill Gates juga mengajak ilmuwan guna kembangkan penelitian yang berguna untuk umat manusia di masa depan.
Nah salah satu proyek yang digarap Bill Gates dan timnya yakni teknologi pengubah air seni jadi sumber daya listrik.
Dana besar dari donatur pun mengalir demi suksesnya penelitian ini. Jika berhasil, tak bisa dibayangkan bagaimana perkembangan sumber daya dan energi di masa depan.
Ini bukan kali pertama Bill Gates menggerakkan proyek yang sedikit agaknyleneh dan tak biasa. Pernah suatu ketika dirinya juga kembangkan kondom terkuat di dunia.
‘Kondom’ Bill Gates diyakini anti bocor. Ini dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit AIDS yang cukup parah di Afrika.
Learn more »
Setelah 'Kondom Pintar', Bill Gates Mulai Cari Pengganti Telur
Setelah sebelumnya membantu riset membuat 'kondom pintar', kini Bill Gates tengah mendanai sebuah riset untuk mencari produk nabati pengganti telur.
Dengan semakin berkurangnya lahan untuk beternak ayam, sebuah proyek dikembangkan untuk mencari pengganti telur. Lewat serangkaian eksperimen, masyarakat nantinya bisa menikmati alternatif protein dari telur berupa protein dari produk nabati.
Proyek ini di didanai oleh investor Silicon Valley sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates.
Dengan semakin berkurangnya lahan untuk beternak ayam, sebuah proyek dikembangkan untuk mencari pengganti telur. Lewat serangkaian eksperimen, masyarakat nantinya bisa menikmati alternatif protein dari telur berupa protein dari produk nabati.
Proyek ini di didanai oleh investor Silicon Valley sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates.
Bersama dengan perusahaan Hampton Creek Foods, mereka mencari solusi industri telur yang yang banyak dikatakan membuang energi, menambah polusi, dan memicu berbagai penyakit seperti salmonela.
Dalam laboratorium makanan yang terletak di South of Market, San Fransisco tim chef dan biochemist menguji coba alternatif telur dari berbagai tanaman.
Dalam laboratorium makanan yang terletak di South of Market, San Fransisco tim chef dan biochemist menguji coba alternatif telur dari berbagai tanaman.
Tim peneliti menumbuk kacang dan mengamati lewat mikroskop untuk mempelajari struktur molekular yang mendekati telur. Sejauh ini, perusahaan telah menganalisa 1.500 tipe tumbuhan dari lebih 60 negara.
“Penelitian muncul dengan 11 bahan makanan, pendekatan kami untuk menggunakan tanaman yang lebih ramah lingkungan dan lebih rendah emisi gas kaca, air, dan harga lebih terjangkau untuk membuat sistem makanan yang lebih baik,” tutur Josh Tetrick selaku CEO Hampton Creek Food.
Dilansir dalam Associated Press, Produk pertama yang dikeluarkan perusahaan tersebut, mayonaise Just Mayo dijual hampir sama dengan mayonaise reguler.
“Penelitian muncul dengan 11 bahan makanan, pendekatan kami untuk menggunakan tanaman yang lebih ramah lingkungan dan lebih rendah emisi gas kaca, air, dan harga lebih terjangkau untuk membuat sistem makanan yang lebih baik,” tutur Josh Tetrick selaku CEO Hampton Creek Food.
Dilansir dalam Associated Press, Produk pertama yang dikeluarkan perusahaan tersebut, mayonaise Just Mayo dijual hampir sama dengan mayonaise reguler.
Untuk nantinya, mereka akan mulai menjual adonan biskuit dan tepung yang mempunyai tekstur sama seperti telur saat digoreng di wajan.
CB Insight, venture capital firm menginvestasikan hampir $350 juta pada tahun lalu. Dana ini lebih besar dibandingkan $50 juta pada tahun 2008.
CB Insight, venture capital firm menginvestasikan hampir $350 juta pada tahun lalu. Dana ini lebih besar dibandingkan $50 juta pada tahun 2008.
Hal ini dianggap sebagai langkah terbaik khususnya bagi negara pecinta daging seperti Amerika Serikat. Tapi, banyak juga yang meragukan produk alternatif pengganti telur.
The American Egg Board yang mewakili produsen telru Amerika Serikat menyatakan telur tidak bisa diganti. “Pelanggan kami tidak tertarik pada pengganti telur.
The American Egg Board yang mewakili produsen telru Amerika Serikat menyatakan telur tidak bisa diganti. “Pelanggan kami tidak tertarik pada pengganti telur.
Mereka ingin telur yang asli dengan bahan makanan yang umum,” tutur Mitch Kanter selaku executive director.
Learn more »
Langganan:
Postingan (Atom)
Copyright © 2013 this my world and Blogger Templates