Feature news

Tampilkan postingan dengan label consultation marketplace. Tampilkan semua postingan

Pesanan Dibatalkan, Jakartanotebook.com Belum Kembalikan Dana

Pada tanggal 24 April 2020, saya melakukan pembelian di jakartanotebook.com dengan metode pickup in store dengan kode invoice I4TQW dan saya sudah melakukan transfer ke rekening BCA CV Bhanu Raharja Santoso sebesar Rp 293.483 sesuai dengan tagihan dan sudah dikonfirmasi uang telah diterima.

Namun sekitar tiga jam kemudian, status barang yang saya pesan "Denied".

Ketika saya tanyakan melalui chat di website jakartanotebook.com dan whatsapp, dijawab ada kesalahan informasi perihal ketersedian barang.

Untuk dana pembelian akan berubah statusnya menjadi deposit.

Tetapi yang mengherankan adalah status pesanan saya di website hilang dan belum masuk di bagian deposit.

Tanggal 27 April 2020, saya tanyakan lagi dan saya disuruh isi format refund. Tetapi formulir yang saya terima adalah formulir salah transfer atau double transfer.

Saya juga komplain karena formulir tersebut harus menggunakan Materai 6000.

Akhirnya admin Jakartanotebook mengatakan tidak perlu pakai materai.

Setelah saya kirim bukti transfer, formulir dan foto KTP, dijanjikan refund akan diterima dalam waktu 7-14 hari kerja. Tetapi sampai surat ini saya kirimkan, refund belum diterima.


Fahmi
Kode invoice I4TQW
Learn more »

Pesanan Ruparupa.com Tak Ada Kejelasan

Saya melakukan pembelian produk di ruparupa.com di tanggal 27 April 2020. Dalam website tertulis dikarenakan pandemi Covid-19, maka pengiriman akan mengalami keterlambatan 2-5 hari.

Setelah lebih dari 5 hari produk saya masih belum juga dikirimkan, saya sudah mencoba menghubungi pihak customer service. Namun respons yang saya dapat mengecewakan, chat melaui website baru dibalas setelah menunggu berjam-jam dan hanya dijanjikan akan dilaporkan ke bagian terkait tanpa ada kepastian.

Saya coba menghubungi melalui email dan hanya balasan otomatis yang menyatakan bahwa saya dalam antrian. Nomor telpon yang tertera sudah saya hubungi pada jam kerja, namun tidak ada yang mengangkat.

Sungguh pelayanan yang sangat mengecewakan. Sementara di websitenya sendiri tidak menyediakan opsi pembatalan pesanan sehingga saya tidak bisa mengetahui nasib uang yang telah saya bayarkan.


Oktav
085728055454
Learn more »

Tekno Garage Kirimkan Laptop Bekas, Akulaku Tak Berikan Solusi

Pada tanggal 28 Maret 2020, saya melakukan pemesanan Laptop ASUS di merchant Tekno Garage melalui platform Akulaku. Tanggal 30 Maret 2020, pesanan saya diproses oleh penjual. Saat itu tertera nomor resi dan tidak ada yang mencurigakan.

Lima hari kemudian, saya cek nomor resi yang ternyata tidak dapat dilacak. Saya menghubungi Akulaku dan diminta untuk menunggu hingga 14 hari dari tanggal pemesanan jika merchant tidak ada respons.

Tanggal 15 April 2020 sekitar jam 00:20 WIB, status pesanan menjadi "pesanan dikemas, menunggu pick up kurir" dan tidak ada perubahan sampai dengan tanggal 18 April 2020.

Karena sudah 19 hari kerja menunggu, saya menghubungi Akulaku yang tidak dapat memberikan solusi. Hanya dibantu pelaporan dan diminta untuk menunggu 3-5 hari sampai ada tim dari Akulaku yang menghubungi. Pengajuan pembatalan pesanan juga ditolak oleh Akulaku.

Tanggal 20 April 2020, kurir datang membawa paket dari Akulaku atau Merchant Tekno Garage. Yang mengecewakan adalah barang yang dikirimkan adalah barang bekas, banyak lecet pemakaian, tidak ada baut laptop, buku garansi hanya berupa foto copy.

Saat ini saya terpaksa membayar tagihan pertama sebesar Rp 1.107.000 untuk barang yang tidak saya kehendaki, lalu saya harus menunggu sampai dengan tanggal 04 Mei 2020, hanya untuk membuat laporan kembali dan pada tanggal tersebut pasti sudah ada notifikasi tagihan kedua untuk dibayar.


Dian
082297773135
Learn more »

Kok Bisa Penjual Online Ambil Alih Akun Pembeli?

Ada teman saya baru tertipu belanja di salah satu marketplace sampai jutaan, yang saya heran sistem pembayarannya kan kalau pembeli tidak menerima barang maka uang ada ditahan.
Tapi bagaimana bisa penjual itu mengambil alih akun-akun si pembeli ini seolah transaksi telah selesai? Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah hal tersebut.

Jawaban :

Memang sekarang ini, penipuan terhadap layanan online sedang marak, kita harus ekstra hati-hati.

Banyak yang mengira, para penipu ini menggunakan rekayasa canggih dengan meng-hack sistem, tetapi sistem penjualan online yang ternama biasanya sulit ditembus dan senantiasa diperbaharui securitynya.

Maka yang dilakukan para penipu adalah dengan cara yang dikenal sebagai rekayasa social engineering, memanfaatkan kelemahan pengguna, untuk tanpa sadar membocorkan sendiri username dan password akunnya.

Cara ini bisa lewat email yang menyertakan link ke web tiruan, memberitahukan ada pembaharuan sistem dan harus mengganti password pada link website palsu yang disertakan, SMS atau telepon seolah-olah dari layanan asli, dan lain sebagainya, dengan inti mendapatkan username dan password, bahkan sampai menakut-nakuti akun akan tidak bisa digunakan jika tidak segera diganti.

Kejahatan ini ada yang berskala perorangan, sampai skala kelompok penjahat lintas negara.

Walau tidak tahu detailnya secara pasti, saya perkirakan teman anda kemungkinan biasanya berbelanja online dengan menggunakan kartu kredit, atau uang digital.

Memang pembayaran baru diberikan marketplace ke penjual ketika barang sudah diterima, tetapi ketika username dan password akun kita sudah dikuasai, dengan mudah penipu bisa meng-klik kalau pesanan sudah tiba dan barang sudah diterima, yang secara otomatis sistem di marketplace akan mengirimkan dana.

Setiap hari ada ribuan transaksi di masing-masing marketplace, jadi jangan berharap para pekerja marketplace bisa memantau dengan detail setiap transaksi, dan CS bisa tersedia kapan saja untuk membantu kita, kita sendiri yang harus benar-benar menjaga keamanan akun kita.

Ini ada beberapa saran supaya tidak mudah tertipu atau dibobol.

- Kalau transaksi menggunakan kartu kredit, pastikan tidak boleh ada yang bertanya tentang 3 angka di belakang kartu kredit atau yang dikenal sebagai CVC, walau
mengaku sebagai CS dari marketplace atau CS bank penerbit kartu kredit sekalipun.

- Walaupun nyaman meninggalkan nomor kartu kredit terekam di akun kita di marketplace atau online store, jangan lakukan hal tersebut.

Sedikit repot setiap transaksi untuk selalu memasukkan nomor kartu kredit lebih baik daripada isinya dibobol.

- Demikian juga dengan uang digital, seperti ovo, gopay, link aja, online store digital money, dan pay-pay lainnya, sebaiknya isinya tidak besar-besar, seperlunya saja.

- Selalu curiga ketika ada SMS OTP (One Time Password) dari layanan online manapun disaat kita tidak melakukannya.

Jangan pernah berikan nomor OTP ini ke pihak lain, karena nomor OTP ini yang sekarang paling diburu para penipu online untuk mengambil alih akun.

- Password jangan mudah ditebak, misalnya angka kelahiran, nama anak, istri, angka berurutan dll, karena sekarang ini kita terhubung dengan media sosial, dan orangmudah men-tracing tentang kita.

Gunakan kombinasi password yang lebih rumit, gabungan angka, huruf, dan tanda baca. Secara berkala, ubah juga password kita,kalau kita takut lupa password berbagai layanan yang banyak, gunakan aplikasi password manager di smartphone, misal 1Password.

- Setiap ada laporan transaksi mencurigakan, segera bikin laporan ke CS marketplace bersangkutan, jika sulit, bisa juga menghubungi bank penerbit kartu kredit atau layanan uang digital.

Menurut saya pribadi, memang sebaiknya otentifikasi dengan SMS OTP walau nyaman dan mudah, sudah saatnya diganti dengan otentifikasi yang lebih kecil resikonya, seperti aplikasi otentifikasi di smartphone atau komputer, misalnya seperti Google Authenticator.
Learn more »