Legenda bulutangkis putri Indonesia, Susy Susanti,
tercatat sebagai atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di
level Olimpiade.
Susy Susanti dan Alan Budikusuma, yang kemudian menjadi
suaminya, mampu mempersembahkan dua medali emas pertama Indonesia di
level Olimpiade pada tahun 1992 di Barcelona.
Dalam sejarah bulutangkis di level Olimpiade, cabang olahraga
tersebut memang untuk pertama kalinya digelar sebagai perebutan medali
pada 1992, setelah pada 1972 menjadi cabang demonstrasi dan 1988 menjadi
cabang ekshibisi.
Susy Susanti
sukses mempersembahkan medali emas pertama Indonesia setelah 40 tahun
sejak pertama kalinya mengikuti Olimpiade 1952.
Dalam hitungan satu jam,
Alan Budikusuma menyusulnya mempersembahkan medali emas kedua Indonesia
setelah mengalahkan kompatriotnya, Ardy B. Wiranata.
Kali ini, akan khusus membahas mengenai Susy
Susanti dan keberhasilannya meraih emas pertama Indonesia di Olimpiade
1992, di mana keberhasilan tersebut mengharumkan nama bangsa dan
membuatnya menjadi legenda bulutangkis Indonesia.
Susy Susanti mengawali kiprah di Olimpiade 1992 di babak kedua
setelah mendapat bye. Ia menghadapi tunggal putri Jepang, Harumi Kohara,
yang juga mendapatkan bye di babak pertama.
Susy terbilang tidak mengalami kendala di awal turnamen. Tunggal
putri Indonesia itu menang mudah 11-2 dan 11-2 atas pebulutangkis Jepang
tersebut, di mana itu berlanjut di babak ketiga, di mana Susy Susanti
menang 11-4 dan 11-2 atas pebulutangkis Hong Kong, Wong Chun Fan.
Perjalanan Susy memang terbilang mudah hingga ke final. Pada perempat
final, Susy kembali menang mudah 11-6 dan 11-1 atas pebulutangkis
Thailand, Somharuthai Jaroensiri, yang berlanjut dengan kemenangan atas
pebulutangkis China, Huang Hua, dengan skor 11-4 dan 11-1 di semifinal.
Susy Susanti
pun membuka peluang yang sangat besar untuk menyabet medali emas
pertama Indonesia.
Namun, di laga puncak tunggal putri bulutangkis
Olimpiade 1992 itu, Susy Susanti tidak bisa dengan mudah memenangi laga.
Hadapi Rival Berat di Final
Pebulutangkis
Korea Selatan, Bang Soo-hyun, adalah lawan yang harus dihadapi Susy
Susanti di laga final bulutangkis Olimpiade 1992.
Dalam sejarah
kariernya, Bang Soo-hyun memang akhirnya dikenal sebagai rival utama
Susy Susanti di tunggal putri.
Bang Soo-hyun adalah pebulutangkis yang berhasil membawa tim Korea
Selatan menyabet Piala Sudirman 1991 di Copenhagen, di mana mereka
berhasil mengalahkan Susy Susanti dkk. di laga final.
Pertemuan keduanya di final Olimpiade 1992 tentu menjadi pertunjukan
yang menarik. Namun, berbeda dengan Susy yang terbilang cukup mudah
mencapai final, Bang Soo-hyun cukup mendapatkan tantangan.
Mendapatkan bye di babak pertama, Bang Soo-hyun mengalahkan
pebulutangkis Swedia, Catrine Bengtsson, dengan skor 11-7 dan 11-3 di
babak kedua.
Kemudian pebulutangkis Jepang, Hisako Mizui, menjadi korban kedua
Bang Soo-hyun di babak ketiga, di mana Bang menang 12-10 dan 11-1.
Dalam laga perempat final, Bang Soo-hyun mendapatkan adangan dari
pebulutangkis Indonesia, Sarwendah Kusumawardhani.
Bahkan Sarwendah
membuatnya kesulitan dalam pertandingan ini dengan merebut gim kedua dan
memaksa rubber gim berjalan sengit hingga akhir pertandingan.
Namun,
Bang Soo-hyun tetap mampu menang 11-2, 3-11, dan 12-11.
Beruntung bisa mengalahkan Sarwendah di perempat final, Bang Soo-hyun
kemudian lolos ke final dengan mudah setelah menang 11-3 dan 11-2 atas
pebulutangkis China, Tang Jiuhong. Laga kontra Susy Susanti pun menjadi
final yang ideal.
Bang Soo-hyun mampu membuat Susy kesulitan di gim pertama. Susy hanya
diberikan lima poin di gim pertama itu.
Namun, Susy mampu membalasnya
di gim kedua. Giliran Bang Soo-hyun yang diberikan hanya lima poin di
gim tersebut.
Akhirnya, Susy Susanti mampu memastikan medali emas bulutangkis
Olimpiade 1992 itu menjadi miliknya setelah memenangi gim ketiga dengan
skor telak 11-3.
Pembalasan Bang Soo-hyun di Olimpiade 1996
 |
Singkat cerita, rivalitas antara Susy Susanti dan Bang Soo-hyun
kembali menarik di Olimpiade berikutnya, yaitu di Atalanta, Amerika
Serikat, pada 1996. Namun, kali ini, kedua tunggal putri itu bertemu di
semifinal.
Bang Soo-hyun bertemu Susy Susanti di semifinal setelah berjalan
cukup mudah dari babak kedua. Obigeli Olorunsola dari Nigeria menjadi
korban pertama Bang Soo-hyun.
Pebulutangkis Korea Selatan itu menang
mudah 11-0 dan 11-0.
Kemudian Bang Soo-hyun menang 11-2 dan 11-3 atas Yasuko Mizui dari
Jepang di babak ketiga.
Pada pertandingan perempat final, Bang Soo-hyun
kembali menang mudah 11-3 dan 11-2 atas pebulutangkis China, Yao Yan.
Sementara itu, Susy Susanti melangkah hingga semifinal setelah menang
11-1 dan 11-3 atas Doris Piche dari Kanada di babak kedua, kemudian
menang 11-4 dan 11-0 atas tunggal putri Polandia, Katarzyna Krasowska di
babak ketiga, dan mendapatkan perlawanan ketat dari tunggal putri
China, Han Jingna, di perempat final.
Susy menang 3-11, 11-4, dan 11-8
dalam laga yang cukup melelahkan itu.
Pembalasan Bang Soo-hyun kepada Susy Susanti pun berjalan lancar.
Pebulutangkis Korea Selatan itu menang dua gim langsung meski
pertandingan berjalan ketat.
Bang Soo-hyun menang 11-9 dan 11-8 atas
Susy Susanti dan melaju ke final untuk menghadapi tunggal putri
Indonesia lainnya, Mia Audina.
Dalam pertandingan final tersebut, Bang Soo-hyun memastikan medali
emas Olimpiade 1996 menjadi miliknya setelah menang 11-6 dan 11-7 atas
Mia Audina.
Sementara Susy Susanti meraih medali perunggu setelah
mengalahkan kompatriot Bang Soo-hyun, yaitu Kim Ji-hyun dalam laga
perebutan medali perunggu. |