Feature news

Tampilkan postingan dengan label sepak bola liverpool. Tampilkan semua postingan

Jurgen Klopp Bawa Liverpool Replikasi Rekor Buruk 58 Tahun Silam

Liverpool dan Jurgen Klopp belum beranjak dari periode sulit. Bahkan, The Reds baru saja mereplikasi atau mengulang catatan buruk yang terjadi 58 tahun silam.

Liverpool menjamu Everton pada Sabtu (20/2/2021) malam WIB. Laga pekan ke-25 Premier League musim 2020/2021 itu digelar di Anfield.

Liverpool kalah dengan skor 2-0. Dua gol Everton dicetak Richarlison pada menit ke-3 dan Gilfy Sigurdson pada menit ke-87. 

Liverpool pun kini berada di posisi keenam klasemen Premier League dengan 70 poin.


Rekor Buruk 58 Tahun Silam

 

Dikutip dari Squawka, hasil buruk yang didapat Liverpool ketika berjumpa Everton membawa mereka dalam periode kelam. 

Sebab, The Reds mengulang rekor buruk pada 1963 silam, 58 tahun lalu.

Liverpool mengulang catatan kekalahan beruntun di kandang dengan kebobolan lebih dari satu gol di Anfield. Catatan yang buruk tentunya.

Liverpool sendiri telah kalah pada empat laga kandang beruntun di Premier League. Mereka kalah dengan skor 1-0 dari Burnley dan Brighton. 

Lalu, Liverpool kalah 4-1 dari Manchester City dan 2-0 dari Everton.


Masih Optimis Bangkit, Klopp?

 

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, tentu saja berada dalam momen yang sulit. 

Namun, pria asal Jerman itu menegaskan bahwa timnya belum menyerah. Klopp akan berupaya untuk membawa The Reds bangkit secepatnya.

"Kami tidak bisa mengubah situasi dengan bermain buruk, itu tidak mungkin. Tetapi di saat-saat yang menentukan kami harus meningkat, itu jelas," ucap Klopp.

"Para pemain masih punya ambisi. Tetapi untuk mengubah permainan sepak bola, sebuah hasil, untuk mendapatkan hasil, Anda harus menjadi penentu pada momen yang tepat secara defensif dan ofensif. Itulah yang kurang dari kami," kata Klopp.

Learn more »

5 Pelajaran Liverpool vs Everton: Mimpi Buruk di Anfield

Liverpool harus mengakui keunggulan Everton dalam Derby Merseyside. Pasukan Jurgen Klopp takluk dari tamunya dengan skor 0-2.

Liverpool menghadapi Everton pada laga pekan ke-25 Premier League 2020/21. Pertandingan ini digelar di Anfield, Minggu (21/2/2021) dini hari WIB.

The Toffees membuka skor melalui Richarlison pada menit ke-3. Pemain asal Brasil itu menjebol gawang The Reds setelah memanfaatkan umpan terobosan James Rodriguez.

Tim tamu akhirnya bisa menambah gol lewat penalti Gylfi Sigurdsson di menit ke-83. Penalti diberikan setelah Trent Alexander-Arnold melakukan pelanggaran di kotak terlarang.

Ada sejumlah pelajaran yang bisa diambil dari laga ini. Berikut beberapa di antaranya.


Mimpi Buruk di Anfield

 

Liverpool kembali mendapat mimpi buruk di Anfield. Kali ini tim asuhan Jurgen Klopp dipaksa menyerah dari Everton.

Hasil itu membuat Liverpool menelan kekalahan keempat beruntun di kandang sendiri dalam ajang Premier League musim ini. Itu secara tidak langsung mengulangi catatan kelam 97 tahun silam.

Liverpool untuk pertama kalinya kalah dalam empat laga kandang secara beruntun pada Desember 1923 silam. 

Sementara itu, mereka juga menjadi juara bertahan liga pertama yang kalah dalam empat laga kandang beruntun sejak Everton pada musim 1928/1929.


Everton Pecah Telur di Anfield

 

Everton berhasil membawa pulang tiga poin dari markas Liverpool. Kemenangan ini tentu saja sangat istimewa bagi The Toffees.

Sudah begitu lama para penggemar Everton tidak melihat timnya kesayangannya meraih kemenangan di markas Liverpool. 

Mereka pecah telur setelah 21 tahun tanpa kemenangan di Anfield.

Everton terakhir kali mengalahkan Liverpool di Anfield pada September 1999. Ketika itu mereka menang 1-0 berkat gol tunggal Kevin Campbell.


Penalti Lagi

 

Liverpool dihukum penalti saat menjamu Everton. Hadiah tendangan penalti diberikan kepada Everton setelah Trent Alexander-Arnold melakukan pelanggaran terhadap Dominic Calvert-Lewin di kotak terlarang.

Gylfi Sigurdsson yang maju sebagai eksekutor sukses menyarangkan bola ke gawang Liverpool. Hal itu sekaligus membawa The Toffees unggul 2-0 pada menit ke-83.

Ini merupakan hukuman penalti ketiga yang diberikan kepada Liverpool di Premier League musim ini dan paling banyak di antara tim lainnya. Menariknya, semuanya terjadi di Anfield.


Jordan Henderson Cedera

 

Selain kalah, ada kabar buruk lainnya untuk Liverpool. Sang kapten tim, Jordan Henderson mengalami cedera hamstring.

Akibat cedera ini, Henderson tidak bisa melanjutkan laga hingga tuntas. Pemain Inggris itu ditarik keluar pada menit ke-30 dan digantikan Nathaniel Phillips.

Cedera yang dialami Jordan Henderson jelas sangat merugikan Liverpool. 

Dia belakangan ini diplot menjadi bek darurat Liverpool dan Jurgen Klopp sekarang semakin kekurangan opsi di lini belakang.


Pickford Ciamik

 

Selain Richarlison, pemain Everton lainnya yang tampil cemerlang adalah Jordan Pickford. Sang kiper mampu membuat para pemain Liverpool sangat frustrasi.

Pickford tercatat melakukan enam penyelamatan. Aksi heroiknya di bawah mistar gawang itu membuat Everton mengakhiri pertandingan dengan nirbobol.

Performa kiper Inggris itu kerap angin-anginan. Namun, pemain 26 tahun tersebut kali ini pantas mendapatkan banyak pujian.

Learn more »

Rekor Mengerikan Liverpool Masih Kalah dari Sadio Mane

Liverpool boleh saja berbangga karena sudah mencatatkan 64 laga di Anfield tanpa pernah kalah. 

Rekor tersebut tercipta usai Liverpool mengalahkan Leicester City, 3-0, di Anfield, Minggu 22 November 2020. Ini menjadi salah satu catatan paling mengerikan di Premier League. 

Liverpool kini menjadi tim kedua di Premier League dengan catatan tidak terkalahkan terbanyak, setelah Chelsea.

Mereka kalah dari Chelsea yang tak terkalahkan dalam 86 laga kandang secara beruntun dan dicetak pada era 2004 hingga 2008.

Namun, ternyata jumlah laga kandang tak terkalahkan Liverpool masih kalah dari pemainnya sendiri, Sadio Mane. 

Sejak datang ke Anfield pada 28 Juni 2016, Mane sudah mencatatkan 71 laga tanpa pernah kalah di kandang bersama Liverpool.

Kebetulan, saat Liverpool kalah di kandang dari Crystal Palace, 23 April 2017, Mane absen karena cedera.

Dia juga absen ketika Liverpool kalah dari Swansea City, Januari 2017 silam, dengan skor 2-3.

Dengan catatan itu, dilansir Independent, Mane menjadi pemain Premier League dengan catatan terbanyak tak terkalahkan di satu stadion.

Sementara, posisi kedua ada rekan satu timnya, Mohamed Salah, yang tak terkalahkan dalam 61 laga di Anfield. 

Kemudian, di posisi ketiga, ada eks bek Chelsea, Alex, yang tak terkalahkan dalam 41 laga di Stamford Bridge.

Learn more »

Tentang Guard of Honour: Apakah Itu Wajib dan Kapan Pertama Dilakukan?

Liverpool telah memastikan gelar juara Premier League 2019/2020.

Seperti yang lazim terjadi di sepak bola, pada laga pertama klub juara, mereka akan mendapatkan guard of honour dari lawan yang dihadapi.

Liverpool juara Premier League di pekan ke-31, usai Manchester City kalah dari Chelsea.

Liverpool telah mendapatkan 86 poin dan Man City dengan 63 poin tidak bisa menyusul dengan tujuh laga tersisa.

Bagi Liverpool gelar juara musim 2019/2020 menjadi momen yang heroik.

Sebab, The Reds harus menunggu hingga 30 tahun lamanya untuk bisa menjadi juara liga. Ini adalah gelar Premier League pertama Liverpool.

Pada laga pertamanya setelah resmi menjadi juara, Liverpool bisa saja mendapat gelar guard of honour saat berjumpa Man City.

Lantas, apa yang dimaksud dengan guard of honour dan seperti apa sejarahnya? Simak di bawah ini ya.

Apa itu Guard of Honour ?

 

Secara sederhana, guard of honour adalah prosesi memberi penghormatan bagi klub yang baru saja menjadi juara dari klub lawannya.

Biasanya, ini dilakukan pada laga perdana usai kepastian didapatnya gelar juara.

Tim juara akan masuk ke lapangan belakangan, sedangkan tim lawan akan membentuk dua barisan untuk menyambut mereka masuk lapangan.

Pemain dari tim juara akan masuk lapangan dengan tepuk tangan dan ucapan selamat.

Guard of honour sebenarnya tidak diatur secara resmi oleh FIFA. Tak ada kewajiban bagi klub atau federasi untuk melakukan seremonial seperti ini.

Namun, prosesi ini sudah bisa dilakukan sehingga nampak seperti kewajiban.


Di Inggris misalnya, pada 2007 lalu, Chelsea dengan besar hati memberi guard of honour pada Manchester United yang menjadi liga. Padahal, tidak ada kewajiban untuk melakukan guard of honour.

 

Kapan Tradisi ini Dimulai ?

 

Guard of honour rupanya punya sejarah panjang di sepak bola dan bukan dimulai baru-baru ini saja.

Semuanya dimulai pada 1955 silam, ketika Manchester Unired berjumpa Chelsea yang baru saja menjadi juara liga.

Pada 1991, Manchester United juga memberikan guard of honour kepada Arsenal yang menjadi juara. Saat itu, laga di gelar Highbury.

Kabar yang berbedar, United diduga memberi guard of honour pada Arsenal karena mereka memastikan gelar usai mengalahkan Liverpool.

United punya jejak rivalitas yang klasik dengan Liverpool.

Pada 2000-an, tradisi memberikan guard of honour hampir selalu dilakukan klub Premier League.


Pada musim 2018/2019 lalu, Man City tidak mendapatkan guard of honour. Sebab, pasukan Pep Guardiola memastikan gelar juara pada laga terakhir.

Mereka bersaing ketat dengan Liverpool dan hanya unggul satu poin saja.

 

Jadi Kontroversi bagi Barcelona dan Real Madrid


Guard of honour juga berlaku di liga selain Inggris. Di Spanyol dan Italia pun berlaku kebiasaan yang sama.

Akan tetapi, guard of honour sempat membuat rivalitas Barcelona dan Real Madrid memanas.
2018 lalu, Real Madrid menolak untuk memberikan guard of honour kepada Barcelona.

Saat itu, Barcelona baru saja memenangkan La Liga, akan tetapi Real Madrid menolak
memberi guard of honour pada sang rival saat berlaga di Camp Nou.


Sebelumnya, pada 2017, Barcelona lebih dulu menolak memberi guard of honour pada Real Madrid.

Ketika itu, Real Madrid baru saja menjadi juara Piala Dunia Antarklub dan Barcelona adalah lawan pertamanya.

"Kami akan memperjelas, kami hanya akan ikut melakukannya (Guard of Honour) jika kami terlibat dalam kompetisi tersebut," ucap Guillermo Amor, Direktur Hubungan Kelembagaan Barcelona seperti dikutip AS.

Barcelona pernah memberikan Guard of Honour pada Real Madrid ketika klub rivalnya tersebut menjadi juara La Liga pada 2008.

 

Liverpool Dapat Guard of Honour di Stadion Etihad?


Laga pertama yang dimainkan Liverpool usai dipastikan juara Premier League bakal digelar pada Jumat (3/7/2020) mendatang.

The Reds bakal berkunjung ke markas Manchester City, di Stadion Etihad.

Dua musim terakhir, kedua tim menjalani persaingan ketat. Lantas, apakah Man City akan memberikan guard of honour pada Liverpool?

"Kami akan melakukan guard of honour tentunya," tegas manajer Man City, Josep Guardiola seperti dilansir BBC.

"Kami akan menyambut Liverpool, ketika datang ke rumah kami, dengan cara yang luar biasa. Kami akan melakukannya karena mereka layak mendapatkannya," terangnya.
Learn more »

Tentang Mohamed Salah: Anaknya Bernama Makkah hingga Kisah Bebaskan Perampok

Mohamed Salah telah menjadi salah satu pemain paling penting bagi Liverpool dalam tiga musim terakhir.

Di luar karir gemilang pemain asal Mesir tersebut, ada banyak sisi unik dari kehidupan Mohamed Salah yang belum banyak diketahui.

Mohamed Salah dibeli Liverpool pada musim 2017-2018 lalu. Liverpool membeli Mohamed Salah dari AS Roma dengan harga 42 juta euro plus sejumlah bonus.

Pada musim pertamanya, Mohamed Salah langsung membuat suporter Liverpool terpesona.

Dia mampu mencetak 32 gol di Premier League dan menjadi top scorer kompetisi. Dia juga membawa The Reds melangkah ke final Liga Champions.

Pada musim 2018-2019, jumlah gol Mohamed Salah menurun. Dia hanya mampu mencetak 22 gol di Premier League.

Akan tetapi, dia mampu memberi gelar juara Liga Champions dan turut mencetak gol pada laga final.

Peran Mohamed Salah kian vital pada musim 2019-2020. Predator asal Mesir ini mengantar The Reds di ambang gelar juara Premier League.

Puasa panjang selama 30 tahun Liverpool akan segera berakhir dalam waktu dekat.

Ada banyak hal menarik menyangkut Mohamed Salah yang perlu pembaca diketahui.

Apa-apa saja ?

Punya Banyak Julukan

 

Mohamed Salah mendapat banyak julukan terkait karir sepak bolanya. Julukan itu didapat ketika dia masih bermain di Mesir hingga kini membela Liverpool.

Julukan pertama yang didapatnya adalah The Egyptian Messi atau Messi dari Mesir.

Sementara itu, publik Inggris juga memberi julukan The Pharaoh atau Firaun untuk Mohamed Salah.

Selain itu, penggemar Liverpool memanggil Salah dengan The Egyptian King.

Beberapa nama panggilan lainnya adalah Messi Muslim, Piramida Pele, Gurun Dalglish, Cristiano Kairo, Halal Hazard, Ramadan Robben, dan Maradona Berjenggot!

 

Makanan Favorit

 

Sebelum bermain di Inggris, Mohamed Salah pernah menjalani karir di Swiss dan Italia.

Namun, dia tetap tidak pernah lupa dengan makanan dari kampung halamannya di Mesir. Makanan favorit Mohamad Salah adalah Kushari

Kushari adalah hidangan tradisional Mesir yang terdiri dari nasi, lentil, dan pasta yang dicampur dengan cuka bawang putih dan saus tomat berbumbu.

Di atasnya ditambah dengan bawang goreng renyah dan buncis.

“Ketika saya kembali ke Mesir, saya menelepon teman saya dari bandara untuk membeli Kushari untuk kita makan di dalam mobil.

Saya menarik hoodie saya di atas kepala saya, melompat ke dalam mobil dan kemudian saya langsung memakannya," kata Mohamad Salah.

 

Pengidola Leonardo Dicaprio

 

Mohamed Salah juga diketahui senang menyaksikan film. Aktor favorit pemain yang pernah membela AS Roma tersebut adalah Leonardo Dicaprio.

Selain itu, dia juga penggemar aktor top asal Mesir yakni Khaled El Nabawy.

Di bidang olahraga, Mohamed Salah juga punya idola. Pemain berusia 27 tahun tersebut mengidolakan petinju legendaris Muhammad Ali Clay.

Sama seperti Muhammad Ali, sosok Mohamed Salah kini dikenal sebagai representasi olahragawan muslim yang sukses.

Mereka berdua menjadi contoh yang baik untuk hal kerja keras, sukses, dan tetap memegang erat ajaran agama.

 

Pernikahan Terbuka untuk Umum

 

Sebagai pemain sepak bola top, Mohamed Salah punya banyak penggemar dan pergaulan di level atas.

Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat hati Mohamed Salah membuka tempat bagi orang lain. Mohamad Salah setia pada kekasihnya Magi.

Menariknya, ketika melangsungkan pernikahan dengan Magi, Mohamed Salah mengundang seluruh warga di desanya untuk hadir.

Mohamed Salah juga turut mengundang para penyanyi dari Mesir untuk memberi hiburan.

Pernikahan ini menunjukkan betapa hatinya terbuka untuk menyambut orang terdekatnya dan membuka pintu bagi para penggemarnya untuk hadir alih-alih menggelar penikahan yang eksklusif.

 

Anaknya Bernama Makkah

 

 

Mohamed Salah adalah seorang muslim yang taat.

Hal tersebut nampak pada setiap selebrasinya ketika mencetak gol. Mohamed Salah melakukan sujud syukur sebagai bentuk terima kasih kepada Tuhan.

Selain itu, Mohamed Salah juga memberi nama anaknya Makkah Mohamed.

Nama Makkah diambil dari nama kota suci bagi umat muslim yakni Makkah. Awalnya, Salah memilih nama Mecca, tetapi diganti Makkah karena nama Mecca sama dengan rumah judi Mecca Bingo.

 

Sisi Kontroversial

 

Di balik karier gemilang dan banyaknya penghargaan yang diraih, ada satu momen kontroversi yang pernah dilakukan Salah.
Pada tahun 2012, Mohamed Salah dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Swiss. Saat itu, dia bermain di FC Basel.

Pada acara penghargaan, pembawa acara mencium Salah untuk memberinya selamat. Sang penyerang dikecam keras di situs jejaring sosial oleh para penggemarnya di Mesir.

"Mereka telah merusak kesenangan saya. Mereka lupa hadiahnya dan berkonsentrasi pada wanita yang menciumku," kata Salah kepada wartawan ketika itu.


Bebaskan Perampok

 

Pada Desember 2017, keluarga Mohamed Salah dirampok ketika dia pergi bermain sepak bola. Polisi Mesir menangkap pencuri itu beberapa hari kemudian.

Ayah Mohamed Salah ingin mengajukan tuntutan tetapi Salah meyakinkan ayahnya untuk tidak menuntut.

Sebagai gantinya, Salah memberikan uang kepada si pencuri dan mencoba membantunya mencari pekerjaan untuk mengubah hidupnya.

 

Sepatu Emas Perdana

 

Sepatu emas Premier League musim 2017-2018 di Liverpool musim ini adalah sepatu emas pertama dalam karier Mohamed Salah sebagai pemain sepak bola.

Musim ini (Mohamed Salah dan Harry Kane) adalah musim perdana sejak 1993-1994 (Andy Cole dan Alan Seharer) saat ada dua penyerang yang mampu mencetak 30 gol atau lebih.

 

Pemain Liverpool Kedua sebagai Pemain Terbaik Afrika

 

Mohamed Salah jadi pemain Mesir kedua setelah Mohamed Aboutrika (2008) yang meraih penghargaan Pemain Terbaik Afrika pada 2017 silam.

Ia juga jadi pemain Liverpool kedua yang meraih penghargaan Pemain Terbaik Afrika setelah El Hadji Diouf mendapatkannya pada tahun 2002.
Learn more »