Feature news

Tampilkan postingan dengan label google search features. Tampilkan semua postingan

Fitur Google Bisa Otomatis Hapus Riwayat Pencarian 15 Menit

Google menghadirkan fitur baru untuk aplikasi Android-nya yang memungkinkan pengguna dapat menghapus secara otomatis history atau riwayat pencarian mereka pada 15 menit terakhir.

 

"Kami saat ini meluncurkan fitur baru ini di aplikasi Google untuk perangkat Android. 

 

Diharapkan fitur ini akan tersedia untuk semua pengguna dalam beberapa minggu ke depan," ujar juru bicara Google, Ned Adriance dikutip dari The Verge.



Untuk mengetahui apakah kamu sudah bisa menggunakan fitur tersebut coba buka aplikasi Google di perangkat Android lalu buka bagian foto profil dan cari opsi 'hapus 15 menit terakhir'


Google pertama kali mengumumkan fitur ini saat gelaran acara Google I/O pada bulan Mei 2021, lalu di bulan Juli fitur ini hadir pada aplikasi di iOS

 

Pada saat itu Google berjanji akan menghadirkan fitur tersebut pada ponsel Android pada tahun 2021, namun karena ada beberapa alasan yang tak dijelaskan akhirnya di 2022 fitur ini baru akan tersedia dalam waktu dekat.

 

Belum diketahui apakah fitur hapus riwayat pencarian otomatis ini juga ada di Google versi desktop. 

 

 

Sebelumnya Google memang punya opsi hapus history otomatis, namun waktu yang disediakan lebih lama yakni 2, 18 atau 36 bulan.

Learn more »

Google Search Bakal Jadi Makin Pintar dengan AI

Google I/O tidak hanya dimanfaatkan Google untuk mengumumkan Android 12 tapi juga sederet update untuk beragam produknya. 

Salah satunya fitur-fitur baru untuk Google Search yang akan memberikan hasil pencarian yang lebih pintar.

VP of Product Management Google Search Emily Moxley mengatakan Google saat ini sedang bereksperimen dengan model kecerdasan buatan (AI) baru bernama Multitask Unified Model atau MUM. 

Dengan teknologi ini, Google Search akan bisa memahami pertanyaan yang lebih sulit sehingga pengguna tidak perlu melakukan banyak pencarian.


MUM dibangun menggunakan arsitektur Transformer, sama seperti teknologi BERT yang dikenalkan Google sebelumnya. 

Tapi MUM diklaim 1.000 kali lebih bertenaga dan bisa melakukan multitasking serta sudah dilatih dalam 75 bahasa.

"MUM bisa multitask untuk mendapatkan pengetahuan yang mendalam, memahami dan menciptakan bahasa, transfer pengetahuan dari satu bahasa ke bahasa lainnya dan benar-benar belajar di berbagi modalitas," kata Moxley dalam media briefing virtual.

Dengan MUM, pengguna Google Search bisa mencari pertanyaan yang lebih rumit dan sulit dipahami oleh komputer. 

Karena sudah dilatih dalam 75 bahasa, MUM juga bisa mentransfer pengetahuan dari bahasa lain.

Misalnya, saat mencari informasi tentang mendaki Gunung Fuji, MUM bisa mencari insight dalam bahasa Jepang dan membantu pengguna mendapatkan hasil pencarian yang relevan. 

Hal ini bisa dilakukan meski pengguna tidak menggunakan bahasa Jepang dalam pencarian.

Selain itu, MUM juga bisa memahami informasi dari teks dan foto. 

Jadi jika pengguna ingin mencari tahu apakah sepatu bot mereka bisa digunakan untuk mendaki Gunung Fuji, mereka cukup mengambil fotonya dan MUM akan mengarahkan pengguna ke hasil pencarian yang relevan.

"Kami masih sangat awal menjelajahinya, tapi ini adalah langkah yang sangat penting menuju masa depan di mana Search bisa memahami semua cara berbeda yang digunakan orang untuk berkomunikasi dan menafsirkan informasi secara alami," jelas Moxley.

Google Search juga akan kedatangan fitur 'About this result'. 

Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melihat informasi dan konteks tambahan dari hasil pencarian yang mereka dapatkan, misalnya deskripsi, kapan situs pertama kali diindeks, dan apakah koneksi ke situs aman atau tidak.


Fitur ini akan diluncurkan secara lebih luas pada bulan ini untuk semua hasil pencarian Google Search dalam bahasa Inggris di seluruh dunia, dan akan tersedia untuk lebih banyak bahasa dalam waktu dekat.

"Dan akhir tahun ini, kami akan membawa lebih banyak detail ke 'About this result', seperti bagaimana situs mendeskripsikan dirinya, apa yang sumber lain katakan tentang itu, dan artikel terkait untuk dilihat," pungkas Moxley.

Learn more »

Google Tambahkan Ultraman Cs di Mesin Pencarian AR

Google telah menambahkan deretan karakter-karakter populer yang berasal dari Jepang ke dalam fitur Augmented Reality (AR) di mesin pencariannya.

Sebelumnya fitur ini baru bisa menampilkan hewan-hewan, artefak sejarah dan dinosaurus. Daftar karakter ini diambil dari budaya pop Jepang termasuk anime, TV dan Video game

Seperti game Pac-Man, Hello Kitty, mecha dari Evangelion dan Gundam, dan masih banyak lagi. Fitur ini berfungsi di mesin pencarian Google di perangkat Android dan aplikasi Google iOS.

 

Cara menggunakannya pun gampang, pengguna cukup memasukkan nama karakter pada kolom pencarian di Google, setelah itu akan diberikan opsi untuk 'melihat di ruang Anda' di bawah hasil penelusuran utama dan itu memungkinkan pengguna memasukkan model 3D ke tampilan kamera

Model dapat muncul pada berbagai tingkat skala, dengan opsi untuk merender sesuai ukuran aslinya. Berikut daftar karakter yang bisa dicari di mesin pencarian AR Google :

 

  • Ultraman
  •  
  • Ultraman Zero
  •  
  • Ultraman Belial
  •  
  • Gomora
  •  
  • Evangelion (EVA-01 Test Type)
  •  
  • Gundam (Odysseus Gundam, Xi Gundam, Penelope)
  •  
  • Cogimyun
  •  
  • The drums from Taiko no Tatsujin
  •  
  • Pac-Man
  •  
  • Pompompurin
  •  
  • Little Twin Stars

Dilansir dari The Verge, Google mengatakan bahwa Pac-Man sejauh ini adalah karakter yang paling banyak dicari dari daftar, dengan lebih dari dua kali lebih banyak pencarian untuk Hello Kitty di urutan ke-2. Peru menjadi negara teratas untuk pencarian Pac-Man.

Learn more »

Cari Judul Lagu di Google Kini Cukup Bersenandung

Google baru saja meluncurkan banyak fitur baru untuk mesin pencarinya. 

Salah satunya fitur 'hum to search' untuk mencari judul lagu hanya dengan bersenandung, bersiul atau menyanyi.

Fitur ini sudah tersedia di aplikasi Google untuk Android dan iOS atau di Google Assistant. 

Untuk mengaksesnya cukup tap ikon mikrofon di aplikasi Google atau panggil Assistant dan tanya 'what's this song' atau tap tombol 'search a song', seperti dikutip dari The Verge.

Setelah itu dengungkan, siulkan atau nyanyikan lagu yang terus terngiang-ngiang di kepala kalian. 

Google kemudian akan menampilkan hasil pencarian berdasarkan persentase kemiripan lagu.

Jika hasil pencarian diklik akan memberikan informasi lebih lanjut tentang penyanyi dan lagunya, serta video musik dan tautan untuk mendengarkan lagu tersebut di aplikasi streaming pilihan. 

Untuk penikmat lagu yang sering melupakan judul lagu tapi hanya ingat nadanya tentu fitur ini sangat berguna.

Fitur ini sekilas mirip seperti layanan yang ditawarkan Shazam yang memungkinkan pengguna untuk mencari judul lagu yang mereka lupa. 

Tapi fitur yang ditawarkan Google tidak mengharuskan pengguna untuk memutar lagu tersebut dan cukup disenandungkan.

Google mengatakan fitur ini bekerja dengan memanfaatkan model machine learning untuk mengubah audio menjadi sekuens berbasis nomor yang mewakili melodi lagu, yang kemudian digunakan untuk membandingkan lagu yang ada.

Perusahaan yang berbasis di Mountain View, California ini mengatakan model ML ini dilatih menggunakan beberapa sumber termasuk suara manusia menyanyi, bersiul atau bersenandung, serta rekaman dari studio.

Kualitas suara dan instrumen juga dihiraukan sehingga hanya fokus ke sekuens itu saja. 

Karenanya, fitur 'hum to search' ini bisa digunakan oleh pengguna yang tidak mengenal nada, atau mereka yang memiliki pitch sempurna.

Fitur 'hum to search saat ini tersedia dalam bahasa Inggris di iOS dan dalam lebih dari 20 bahasa di Android. 

Google berencana menambahkan dukungan untuk lebih banyak bahasa di masa depan.

Learn more »

Google Rilis Fitur 'People Cards' Apa Itu?

Google meluncurkan People Cards di India yang memungkinkan individu pengguna membuat profil mereka di mesin pencarian.

Fitur baru ini telah diuji di negara tersebut selama beberapa tahun yang menghadirkan pengalaman seperti kartu kunjungan virtual ke Google Search, di mana pengguna dapat menyoroti situs web atau profil media sosial mereka yang ada untuk merinci identitas mereka ke publik.

Fitur ini menggunakan Google's Knowledge Graph (Grafik Pengetahuan Google) untuk menampilkan informasi yang disediakan oleh pengguna.

Khususnya pengguna harus memberikan nomor ponsel dan memerlukan akun Google untuk membuat People Card di Google Search.

Awalnya, Google telah menghadirkan fitur People Cards untuk pengguna ponsel, yang artinya pengguna harus masuk ke akun Google di perangkat seluler untuk membuat profil.

Selain itu fitur baru ini baru tersedia dalam bahasa Inggris, dan kemungkinan di masa mendatang bahasa lain akan ditambahkan.

Dijelaskan oleh Lauren Clark, Manajer Produk Google Search bahwa fitur People Cards saat ini hanya terbatas di India saja dan tidak rencana untuk memperluasnya.

"Kami selalu mencari cara baru untuk membuat penelusuran lebih berguna bagi orang-orang, dan kami menemukan bahwa ada beberapa kebutuhan informasi unik tentang India yang dapat kami bantu layani terlebih dahulu.

" kata Clark dilansir dari gadgets.ndtv

Tujuan utama dari People Cards adalah untuk memungkinkan individu memiliki profil publik di Google Search yang akan ditampilkan di atas semua hasil pencarian.

Google mengklaim bahwa dengan People Cards, ini bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna dan dapat diandalkan kepada publik.

Karenanya, ini akan memberikan opsi kepada semua pengguna untuk menandai penyalahgunaan, peniruan identitas, atau bahkan konten berkualitas rendah, jika mereka menemukan sesuatu yang aneh melalui kartu orang.

Google juga menggembar-gemborkan memiliki kombinasi tinjauan manusia dan teknik otomatis untuk menandai konten yang melanggar kebijakan.

Selain itu, hanya satu kartu orang yang diperbolehkan per akun Google untuk membatasi profil palsu.

Individu yang telah membuat kartunya di Google memiliki kemampuan untuk menyisih dari pengalaman ini kapan saja.

Jika ada orang yang memiliki nama yang sama, Google Penelusuran akan menampilkan beberapa modul.
Learn more »

Gambar di Pencarian Google Akan Dilabeli Cek Fakta

Gambar dapat dengan mudah dimanipulasi, misalnya saja gambar dapat diedit dengan menambah atau menghapus informasi dan hal ini kadang digunakan dalam artikel yang menyesatkan alias hoax.

Karena itulah bukanlah hal buruk jika pengguna menjadi skeptis dan waspada ketika melihat gambar secara online dan tidak percaya pada kebenaran informasi di gambar tersebut.

Nah, kini Google ingin memudahkan penggunanya untuk memberikan informasi yang tepat dan benar ketika mereka mencari gambar.

Dilansir dari Ubergizmo, perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai menambahkan label pengecekan fakta pada setiap pencarian gambar di Google.

Artinya jika pengguna mencari gambar menggunakan mesin pencarian Google, maka kemungkinan akan menemukan gambar dengan label yang melekat pada gambar tersebut.

Dengan mengklik pada gambar tersebut pengguna juga akan diberikan informasi tambahan bersamaan dengan tautan ke situs web pengecekan fakta untuk meyakini kebenaran informasi pada gambar tersebut.

"Foto dan video adalah cara luar biasa untuk membantu orang memahami apa yang sedang terjadi di dunia.

Tetapi kekuatan media visual memiliki jebakannya⁠ terutama ketika ada pertanyaan seputar asal-usul, keaslian, atau konteks gambar. " tulis Google.

Google mengklaim bahwa mereka akan menggunakan platform pemeriksaan fakta yang memenuhi kriteria perusahaan.

Ini bukan upaya pertama Google untuk mencoba memeriksa fakta layanannya.

Beberapa tahun yang lalu, perusahaan tersebut memperkenalkan label-label pengecekan fakta pada halaman-halaman pencariannya yang mencoba untuk menghilangkan dugaan dari berita dan informasi yang salah.
Learn more »