Feature news

Tampilkan postingan dengan label signal. Tampilkan semua postingan

Signal Ditinggal Pendirinya, Kini Dipimpin Mantan Bos WhatsApp

Pendiri Signal Moxie Marlinspike mundur dari jabatannya sebagai CEO perusahaan. 

 

Posisinya untuk sementara akan diisi oleh Executive Chairman Signal Brian Acton yang merupakan co-founder WhatsApp sampai pengganti yang permanen ditemukan.

 

"Saya sekarang merasa sangat nyaman menggantikan diri saya sebagai CEO berdasarkan tim yang kami miliki, dan saya juga yakin bahwa ini adalah langkah penting untuk memperluas kesuksesan Signal," kata Marlinspike dalam pengumumannya di blog Signal, seperti dikutip dari ZDNet.


Marlinspike mengatakan ia akan tetap menjadi bagian dari direksi Signal untuk membantu mewujudkan misi perusahaan. 

 

Saat ini ia juga sudah mewawancara beberapa kandidat penggantinya, tapi proses pencariannya masih terus berlanjut.

 

Pria bernama asli Matthew Rosenfeld itu mengatakan Signal kini sudah berkembang sangat pesat dari apa yang ia bayangkan, dan banyak hal baru yang menarik yang akan hadir di aplikasi messaging tersebut.

 

"Setiap hari, saya terkesan dengan potensi Signal yang tidak terbatas, dan saya ingin membawa seseorang dengan energi dan komitmen yang segar untuk memanfaatkannya sebaik mungkin," jelasnya.

 

Popularitas Signal memang melonjak sejak diluncurkan pada tahun 2014. 

 

Signal menjadi aplikasi messaging pilihan bagi pengguna yang ingin mencari privasi tambahan yang tidak disediakan oleh aplikasi lain seperti WhatsApp.


Signal juga menyediakan layanannya secara gratis dan tidak memasang iklan seperti Telegram. 

 

Untuk mendukung operasionalnya, Signal belum lama ini meluncurkan program donasi yang mengandalkan sumbangan dari pengguna.

 

Belum diketahui Marlinspike akan berlabuh ke mana setelah meninggalkan Signal. 

 

Tapi sebelum mundur, ia sempat mengunggah beberapa eksperimen satir tentang NFT di blog pribadinya, termasuk token yang berubah menjadi emoji poop ketika dilihat dari dompet pribadi.

Learn more »

Pendiri Signal Beberkan Keburukan Telegram

Telegram dipandang sebagai salah satu layanan messaging paling aman. Akan tetapi pendapat tersebut dibantah oleh pendiri Signal, Moxie Marlinspike.

 

Menurut dia dalam cuitan di Twitter, tidak ada pilihan lebih buruk selain Telegram jika berbicara mengenai pengumpulan data dan privasi. 

 

Ia pun heran kenapa Telegram bisa mendapatkan reputasi sebagai layanan dengan enkripsi atau penyandian penuh.

 

"Mengherankan bagiku bahwa setelah semua ini, hampir semua liputan media masih menganggapnya sebagai messenger yang terenkripsi," cuitnya.


 

"Telegram memang punya banyak fitur menarik, namun dalam hal privasi dan koleksi data, tidak ada pilihan yang lebih buruk," klaim dia.

 

Marlinspike memaparkan bahwa Telegram menyimpan kontak user, grup, media dan semua pesan yang terkirim atau diterima dalam plaintext di server mereka.

 

"Aplikasi di ponsel kalian hanyalah untuk melihat apa yang ada di server mereka, di mana sesungguhnya data berada. 

 

Hampir semua yang kalian lihat di aplikasi, Telegram juga melihatnya," bebernya.

 

Memang beberapa orang tidak keberatan atau menganggap hal itu sebagai masalah lantaran percaya pada Telegram. 

 

Namun bukan itu poinnya karena privasi yang sebenarnya adalah pesan seharusnya hanya bisa dibaca oleh pengirim dan penerimanya.


 

"Teknologi privasi yang sesungguhnya adalah tidak mempercayai pihak lain dengan data kalian. Ini tentang pesan yang kalian kirim seharusnya hanya bisa dibaca oleh kalian dan penerimanya," lanjutnya.

 

Signal sendiri menerapkan enkripsi semacam itu di mana pesan hanya dapat dilihat oleh pengirim dan penerima. 

 

Demikian pula WhatsApp yang menerapkan protokol Signal. Bahkan pesan Marlinspike di-retweet oleh bos WhatsApp, Will Catchcart.

 

Memang meskipun Telegram menggunakan enkripsi client-to-server, tapi percakapan di dalamnya tidak dilindungi enkripsi end-to-end secara default. 

 

 

Artinya, secara teknis siapapun yang bisa mengakses server Telegram bisa membaca percakapan pengguna.

Learn more »

Signal dan Keunggulannya Dibanding WhatsApp

WhatsApp sedang dirundung persoalan yang memicu kontroversi untuk berbagi data pengguna dengan Facebook, meski kebijakan tersebut saat ini ditunda. 

Banyak yang mengincar layanan pesan instan lainnya untuk beralih, salah satu aplikasi Signal.

Di era digital seperti sekarang, penggunaan internet sudah bagian dari gaya hidup, termasuk juga komunikasi yang dibangun lewat aplikasi pesan. 

 Nah, bagi kalian yang mau bermigrasi, ada baiknya menengok apa itu Signal dan keunggulan yang dimilikinya.

Signal sendiri didirikan oleh Brian Acton yang notabene adalah pendiri WhatsApp bersama Jan Koum. Acton membuat Signal sebagai alternatif lain dari WhatsApp.

Disebutkan bahwa Signal menawarkan layanan chatting yang diklaim dapat melindungi data pengguna, di mana itu yang jadi masalah WhatsApp saat ini dengan kebijakan baru berbagi data dengan Facebook.

Aplikasi Signal memiliki kebijakan privasi tidak mengumpulkan beragam jenis data pengguna. 

Salah satu alasan mereka tidak mengumpulkan data, yaitu karena aplikasi ini dikelola oleh organisasi nirlaba sehingga tidak ada tuntutan mendapatkan iklan.

Aplikasi ini menawarkan enkripsi end-to-end secara default untuk semua percakapan. 

Dengan pengamanan tersebut hanya sesama anggota chat baik chat pribadi maupun chat grup yang memiliki kunci enkripsi dan dekripsi untuk melihat isi chat yang mereka lakukan dan tidak ada pihak lain yang memiliki kunci dekripsi ini, termasuk pengelola server. 

Bahkan stiker yang bisa dikirim lewat Signal pun dilindungi oleh enkripsi khusus.

Signal menggunakan enkripsi berdasarkan Signal Protocol yang mereka kembangkan sendiri. 

Protokol ini juga digunakan oleh perusahaan lain, termasuk WhatsApp, Facebook Messenger, Skype, dan lainnya.

Untuk bergabung dengan Signal, pengguna bisa mendaftar dengan nomor telepon. Pengguna tinggal menuliskan nama dan juga memperbaharui foto profil. 

Signal tersedia di ponsel Android maupun iOS. Juga ada versi desktop untuk Linux, Windows dan macOS.

Acton sendiri mengguyur aplikasi Signal dengan investasi senilai USD 50 juta. 

Pendanaan itu digunakan untuk mengembangkan Signal, seperti dikatakan Co-Founder Signal lainnya, Moxie Marlinspike.

"Mungkin yang paling signifikan adalah kedatangan Brian berarti kehadiran engineer yang berbakat luar biasa dan visioner dengan pengalaman dekade membangun produk sukses," tandasnya.

Untuk mengetahui lebih jauh, detikINET telah merangkum dari berbagai sumber terkait fitur unggulan aplikasi Signal. 

Berikut empat fitur unggulan Signal yang berkaitan dengan privasi data pengguna:

 

1. Disappearing Message

 

Dilansir dari Wall Street Journal, fitur ini memungkinkan pengirim mengatur seberapa lama pesan ditampilkan kepada penerima. 

Pengirim pesan bisa memilih durasi waktu 5 detik sampai dengan 7 hari. Setelah mencapai waktu yang dipilih, pesan akan secara otomatis terhapus. 

Cara mengaktifkan fitur ini dengan membuka percakapan, lalu klik profil kamu, setelah itu akan ada opsi 'Disappearing Message' dan tinggal aktifkan.

 

2. View-once Media

 

Pengirim pesan mungkin hanya ingin menunjukkan sebuah foto atau video dan tak ingin penerima pesan menyimpan file tersebut. 

Dengan fitur View-once Media, foto atau video yang dikirim akan terhapus secara otomatis begitu penerima membuka file. 

Cara menggunakan fitur ini, dengan menekan ikon 'infinity' sebelum mengirim file gambar atau video.

 

3. Signal Pin

 

Signal Pin merupakan gerbang pengaman agar orang lain tidak dapat meregistrasi nomor seluler yang sama pada aplikasi Signal di perangkat lain. 

Jika pengguna sudah mengaktifkan pin, maka pin tersebut harus dimasukkan ketika registrasi lewat perangkat lain dengan nomor seluler yang sama.

 

4. Konfirmasi Video Call

 

Saat menjawab video call di aplikasi Signal, video di perangkat penerima panggilan tidak secara otomatis aktif. Video baru akan aktif ketika pengguna mengaktifkan kameranya. 

Fitur ini memberikan pilihan kepada pengguna apakah bersedia menampilkan video kepada orang yang menelpon.

Learn more »

Pendiri Signal: Kami Unggul Soal Privasi Ketimbang WhatsApp

Signal menjadi salah satu aplikasi messaging alternatif pilihan pengguna WhatsApp yang kecewa akan kebijakan privasi terbarunya. 

Jika dibandingkan dengan WhatsApp, co-founder Signal Brian Acton mengatakan platform-nya jauh lebih unggul soal privasi data.

"Saya rasa Signal benar-benar unggul di atas WhatsApp di kategori privasi. Kalian melihatnya di 'label privasi' aplikasi. 

Kalian melihatnya di bagaimana kami membangun produknya," kata Acton dalam wawancara dengan NDTV.

"Kami memiliki fitur privasi seperti 'disappearing messages' (dan juga) semua terenskripsi, termasuk metadata kalian," sambungnya.

Acton, yang dulunya mendirikan WhatsApp sebelum pindah karena perbedaan prinsip, mengatakan dari segi fitur Signal dan WhatsApp memiliki sedikit kesamaan, misalnya fitur hapus pesan otomatis atau disappearing messages.

Selain kesamaan fitur tersebut, Acton mengatakan Signal menawarkan keamanan yang jauh berbeda dari WhatsApp dalam bentuk enkripsi total. 

Enkripsi ini juga mencakup metadata, atau informasi yang membantu server mengidentifikasi banyak data termasuk tempat dan waktu pesan dikirimkan.

Dengan perlindungan enkripsi ini, jika pesan pengguna dibobol, hacker hanya akan melihat deretan angka acak. 

WhatsApp sebenarnya juga menawarkan enkripsi end-to-end, tapi mereka masih mengumpulkan beberapa data pengguna seperti alamat IP.

Acton juga mengomentari kebijakan privasi baru WhatsApp yang tiba-tiba digulirkan. 

Pria lulusan Stanford University ini mengatakan ia paham jika pengguna WhatsApp tiba-tiba kebingungan begitu tahu banyak datanya yang dikumpulkan oleh aplikasi.

"Ini adalah sesuatu yang rumit. Data apa yang saya kumpulkan, apa yang tidak saya kumpulkan. 

Dan kemudian orang-orang benar-benar terkejut, 'oh ketika saya mendaftar saya tidak menyadari bahwa saya memberikan informasi ini kepada Anda,'" kata Acton.

"Jadi jika Anda memulai dari posisi tidak memiliki informasi apapun (tentang pengguna) Anda secara otomatis melindungi privasi orang-orang," imbuhnya.

Signal memang tidak mengumpulkan informasi apapun dari pengguna, tapi mereka yang ingin membuat akun baru harus mendaftar menggunakan nomor telepon.

Untuk ke depannya, Acton mengatakan Signal akan berusaha menambahkan lapisan perlindungan tambahan dengan menghubungkan akun dengan ID pengguna dan bukan nomor telepon agar tidak ada data yang dikumpulkan.

"Ini memberikan kalian lapisan privasi lainnya, dan salah satu fitur yang paling sering diminta. Jadi kami akan melihat apakah akan kami buat," pungkasnya.

Learn more »