Feature news

Tampilkan postingan dengan label sony technology patent. Tampilkan semua postingan

Sony Patenkan Desain Kontroler PlayStation untuk HP

Sony mematenkan desain kontroler PlayStation baru yang sepertinya ditujukan untuk perangkat mobile seperti ponsel atau HP.


Paten ini dirilis oleh Sony Interactive Entertainment divisi Jepang.


Dari skema desain yang ada dalam paten tersebut terlihat kontroler yang desainnya lebih mirip dengan kontroler DualShock yang digunakan PlayStation 4, ketimbang kontroler DualSense di PlayStation 5, seperti dikutip dari Video Game Chronicles.


Dalam deskripsinya Sony mengatakan kontroler ini memiliki bagian pegangan di sebelah kiri dan kanan yang bisa digunakan gamer untuk memposisikan tangan mereka.


Ada juga bagian poros yang dapat dimiringkan dan mendeteksi arah dan jumlah kemiringan bagian poros.


Sebenarnya kontroler PS4 dan PS5 yang ada saat ini sudah bisa dihubungkan dengan ponsel atau perangkat mobile lainnya menggunakan Bluetooth.


Tapi paten ini mengindikasikan kalau kontroler baru buatan Sony akan memiliki desain gamepad yang terintegrasi dengan ponsel ala Razer Kishi.


Keputusan Sony untuk mematenkan kontroler khusus untuk perangkat mobile sebenarnya tidak begitu mengejutkan.



Belum lama ini rencana Sony untuk ekspansi ke dunia mobile gaming terungkap setelah mereka membuka lowongan untuk posisi Head of Mobile.


Tidak hanya itu, President SIE Jim Ryan juga mengatakan beberapa game ikonik buatan Sony akan dibawa ke ranah mobile mulai tahun bisnis saat ini yang akan berakhir pada Maret 2022.


"PlayStation memiliki katalog IP yang besar dan beragam yang bisa bertransisi ke gaming smartphone dan melengkapi game AAA atau game live service kami," kata Ryan pada bulan Mei lalu.


"Kami sedang menjajaki pasar mobile dengan beberapa franchise PlayStation yang luar biasa, jadi tunggu kabar selanjutnya," sambungnya.


Bagian kontrol di kedua sisinya dipisahkan oleh ruang kosong yang cukup panjang.



Jika di bagian tengah kontroler DualShock terdapat layar sentuh, di skema desain ini area tersebut digantikan dengan bagian kosong yang mungkin akan digunakan untuk memasukkan ponsel.

 

Learn more »

Sony Daftarkan Paten AI untuk Gamer, Bisa Apa?

Pertumbuhan kecerdasan buatan (AI - artificial intelligence) belakangan sangat pesat, dengan penerapan yang tersebar luas. Kali ini, Sony mendaftarkan sebuah paten baru terkait penggunaan AI untuk bermain game.

Dalam paten tersebut, AI bisa dilatih untuk meniru kebiasaan gamer saat bermain game. Seperti keputusan mengambil langkah tertentu dalam berbagai keadaan. 

Alhasil, cara bermain game dari AI -- atau bot -- tersebut bakal menyerupai gamer yang melatih neural networknya.

Tapi, apa enaknya bermain game dengan mengandalkan AI atau bot? Buat apa membeli game lalu membiarkan AI yang memainkan game tersebut?

Salah satu contoh penerapan AI buatan Sony itu adalah saat gamer harus meninggalkan keyboard/mouse atau kontrolernya, contohnya saat harus ke kamar mandi atau hal lainnya, padahal ia sedang bermain game online yang tidak bisa disetop sementara.


Dalam kasus seperti ini, AI bisa mengambil alih permainan dan -- harapannya -- si AI bisa meniru permainan dari 'pelatihnya' itu. 

Namun memang ada juga kemungkinan jika nantinya semua menggunakan AI tersebut, bukan tak mungkin nanti ada game multiplayer yang berisi pertarungan antar AI.

Contoh penggunaan lain adalah game online dengan sistem grinding yang membosankan, repetitif, dan menghabiskan waktu. 

Meskipun tentu penggunaan AI atau bot seperti itu lazimnya dilarang oleh pembuat game manapun.

Tak cuma itu, dalam bagian lain di paten tersebut juga dijelaskan AI bisa mencari panduan secara online saat ia menemukan tahap atau bagian yang sulit untuk diselesaikan.

Namun perlu diingat, AI ini masih dalam bentuk pendaftaran paten. 

Tak ada jaminan kalau paten ini nantinya akan diwujudkan dan tersedia untuk publik, demikian dikutip dari Techspot.

Learn more »

Sony Patenkan Desain Ponsel Unik, Pop Up Speaker dan Kamera

Pabrikan smartphone mengadopsi bermacam cara untuk mencapai bodi layar penuh di bagian depan. Salah satu yang populer adalah sistem kamera popup selfie.  

Nah, Sony akan menggunakan cara ini untuk kamera dan speaker sekaligus.

Berdasarkan paten terbaru Sony yang baru-baru ini diterbitkan, perusahaan asal Jepang tersebut mempertimbangkan untuk mengadopsi mekanisme fitur yang dapat ditarik dan disembunyikan.

Seperti dikutip dari Lets Go Digital, rincian paten tersebut tak hanya menawarkan kamera pop up, tetapi juga speaker pop down. Jadi, kamera selfie akan muncul dari bagian atas, sedangkan speaker akan muncul di bagian bawah.

Untuk sistem pop up di bagian atas juga akan ada speakernya, namun disertai dengan kamera selfie di sudut kanan atas.

Sementara sistem pop down di bagian bawah hanya akan berisi speaker.

Paten ini rupanya sudah didaftarkan Sony pada 2018 dan akhirnya disetujui pada awal Mei 2020, dengan dipublikasikan oleh World Intellectual Property Office (WIPO).

Berdasarkan sketsa gambar paten, smartphone Sony terlihat memiliki layar penuh tanpa bezel di setiap sudutnya, serta terdapat pop up dan pop di bagian bawahnya.

Ini artinya, perangkat Sony Xperia akan punya sistem dual speaker yang akan otomatis muncul (pop up atau pop down) sesuai tugas yang dilakukan smartphone.

Bagian bawah dan atas akan muncul saat melakukan panggilan, sementara bagian atas hanya akan muncul ketika pengguna melakukan foto selfie.

Namun, sejauh ini desain tersebut masih sebatas paten.

Belum diketahui apakah Sony akan mewujudkan desain ini pada produknya atau tidak.
Learn more »

Wah! Sony Sedang Kembangkan Smartwatch dari Bahan e-Paper


Smartwatch menjadi perangkat pintar setelah smartphone yang mampu merubah wajah dunia fashion. Keberadaan smartwatch bahkan nyaris mampu menggantikan peran smartphone walaupun tak sepenuhnya mengingat perangkat ini memiliki keterbatasn pada ukuran.
Sony termasuk menjadi pemain besar di segmen wearable device dengan Sony Smartwatch 1 dan Sony Smarwatch 2. Tapi tak cukup dengan satu varian, perusahaan yang terkenal dengan sensor kameranya tersebut dikabarkan sedang mengembangkan perangkat smartwatch yang terbuat dari materia e-paper.
Pernah mendengar istilah e-paper? e-paper adalah teknologi layar hemat energi yang mencoba untuk meniru sifat dan karakteristik normal membaca pada kertas. Jerukers dapat menemukannya di sebagian besar e-book reader, smartphone, produk pakaian, dan jika rumor ini bisa dipercaya, e-paper juga akan diimplementasikan ke dalam smartwatch Sony.
Menurut informasi dari orang dalam sebagaimana dilansir oleh PhoneArena, raksasa asal Jepang ini sedang mengembangkan sebuah perangkat wearable device yang akan menggunakan bahan-e-paper yang dipatenkan tidak hanya untuk tampilan, tetapi untuk komponen gelang juga.
Perangkat ini bagaimanapun, tidak seharusnya dianggap sebagai penerus Sony SmartWatch. Sebaliknya, perusahaan akan mencoba untuk menguji langsung ke pasar dan melihat bagaimana reaksi pasar terhadap perangkat tersebut. Namun hingga kini belum ada bocoran informasi kapan perangkat ini akan diperkenalkan oleh Sony, begitupun dengan harganya. Kita tunggu saja info lengkapnya.
Learn more »

Sony Bikin Sensor yang Mirip Mata Manusia


http://images.detik.com/content/2014/06/15/1277/121432_unnamed.jpg
Prinsip kerja kamera yang menyerupai mata manusia sepertinya menginspirasi Sony untuk berinovasi. Untuk meniru bentuk retina mata manusia, Sony kabarnya telah berhasil membuat sensor CMOS dengan bentuk yang melengkung.

Keunggulan sensor melengkung jika dibanding sensor datar konvensional adalah tingkat sensitivitas cahayanya. Sensor melengkung yang diciptakan Sony diklaim 1,4 kali lebih sensitif terhadap cahaya di bagian tengah, dan 2 kali lebih sensitif pada bagian sudut-sudutnya.

Hal tersebut dikatakan Kazuichiro Itonaga, device manager Sony R&D Platform dalam simposium VLSI Technology di Hawaii. Seperti yang dikutip dari spectrum, sensor jenis ini bisa digunakan dengan lensa datar yang mempunyai bukaan diafragma lebih besar. Dengan bukaan yang lebih besar, jumlah cahaya yang masuk ke dalam sensor tentu akan lebih banyak.

Untuk memproduksi sensor melengkung ini, Sony menggunakan mesin tekuk canggih yang bisa menekuk sensor hingga menyerupai lengkungan retina mata manusia. Setelah dilengkungkan, sensor tersebut dilapisi oleh keramik untuk menjaga bentuknya.

Saat ini, Sony sudah bisa memproduksi sensor CMOS melengkung ini dalam dua ukuran, full-frame 43mm, dan 11mm. Sensor full-frame tersebut kemungkinan besar akan digunakan dalam kamera sekelas A7s.

Sedangkan sensor CMOS 11mm tersebut ternyata mempunyai dimensi yang sama dengan sensor milik Nokia Lumia 1020. Dengan begitu, bukan tak mungkin Sony akan menggunakan sensor jenis ini pada ponsel buatan mereka di masa depan.
Learn more »