Floating rate adalah salah satu jenis suku bunga yang ada pada sistem KPR di bank konvensional.
KPR dengan floating rate mengacu pada suku bunga acuan yang tengah berlaku, sementara KPR dengan bunga fixed mempunyai
sistem tetap pada awal tahun.
Dari kedua suku bunga di atas, lantas
kira-kira jenis KPR manakah yang terbaik untuk Anda?
Sebagai nasabah, jangan mudah tergiur dengan tawaran
menarik dari perbankan.
Untuk menghindari kerugian yang besar, sebaiknya
selalu kritis sejak dari awal pengajuan KPR daripada menyesal
belakangan. Terdapat hal yang perlu dicermati sebelum memutuskan memakai
jasa KPR dari suatu bank.
KPR dengan suku bunga floating dibandingkan bunga fixed dianjurkan karena banyaknya bank konvensional yang memberlakukan bunga fixed, menaikkan bunga saat masa floating jauh di atas suku bunga yang berlaku di pasaran.
Tentunya hal ini akan membuat Anda tercekik ketika setelah memasuki masa bunga floating, tagihan KPR Anda membengkak drastis. Ingin tahu lebih lanjut soal floating rate?
- Apa Itu Floating Rate?
-
- Keunggulan Floating Rate
-
- Kekurangan Floating Rate
-
- Contoh Perhitungan Floating Rate Pada KPR
-
- Alasan Floating Rate Direkomendasikan
Apa Itu Floating Rate?
Floating rate adalah produk KPR yang tidak ada bunga fix karena sejak awal bunganya sudah langsung floating.
Floating rate KPR ini berbeda karena diberikan diskon bunga, sehingga besarnya menjadi tidak setinggi bunga floating pada umumnya atau dibebankan ke peminjam setelah masa bunga fix selesai.
Oleh karenanya, bunga floating KPR lebih dikenal sebagai bunga mengambang atau bunga berjalan.
Kisaran bunga floating (floating interest rate)
ditetapkan oleh bank akan terus berubah-ubah selama masa
kredit.Perubahan ini dipengaruhi oleh acuan suku bunga Bank Indonesia
(BI rate), suku bunga pasar atau kebijakan bank KPR itu sendiri.
Jika
suku bunga BI naik, maka bunga KPR ikut naik.
Hal ini akan membuat cicilan KPR juga ikut naik. Begitu sebaliknya, jika suku bunga turun, maka bunga KPR dan cicilan KPR seharusnya ikut turun.
Keunggulan Floating Rate
Kelebihan KPR floating rate adalah, jika dibandingkan dengan menggunakan KPR bunga fixed yang
hanya selama beberapa tahun, secara historis tidak pernah memberlakukan
bunga jauh di atas suku bunga acuan rata-rata.
Jika dibanding bank yang
menerapkan bunga fixed, fluktuasi bunga yang diterapkan justru lebih rasional dan lebih sedikit.
Selain itu, nilai plus suku bunga fluktuatif dapat
dirasakan jika terjadi penurunan suku bunga pasar, karena sudah pasti
tingkat suku bunga kredit pun ikut turun.
Saat ini terjadi, besaran
bunga yang harus dibayar pada periode itu menjadi lebih rendah daripada
waktu sebelumnya.
Bunga floating lebih cocok untuk calon pembeli
yang bisa mengambil risiko, seperti pengusaha atau karyawan swasta
berpenghasilan mumpuni.
Sebagai nasabah, Anda jangan langsung tergiur
dengan gencarnya promo bunga rendah dari bank. Selalu perhatikan sistem
perhitungan bunga yang berlaku pada tiap bank.
Setelah itu baru
putuskanlah jenis KPR yang sesuai dengan kemampuan Anda.
Untuk mengecek besaran suku bunga mengambang atau floating rate, Anda
bisa lihat langsung pada masing-masing situs web bank, sesuai ketentuan
BI yang mewajibkan bank untuk mencantumkan suku bunga acuan kreditnya.
Kekurangan Floating Rate
Kekurangan floating rate adalah naik turunnya
suku bunga itu sendiri. Sebab pada realitasnya, suku bunga mengambang
lebih sering naik daripada turun.
Patokan dalam penetapan angka bunga
kredit adalah BI Rate, atau suku bunga acuan dari Bank Indonesia.
Sebagai contoh, apabila terjadi pemotongan BI Rate, kemudian BI Rate
kembali naik, kenaikan ini tentu saja akan direfleksikan pada suku bunga
kredit mengambang.
Faktor lain yang mengakibatkan naik turunnya bunga kredit
mengambang adalah kebijakan pemerintah.
Ketika pemerintah sedang
menggiatkan perumahan rakyat, maka kredit perumahan dengan kategori
tertentu bisa turun.
Contoh Perhitungan Floating Rate Pada KPR
Konsep perhitungan floating rate pada KPR akan
terus berbeda dan berubah setiap tahunnya. Pada tahun pertama KPR,
cicilan mungkin hanya Rp1,5 juta per bulan dengan suku bunga 10 persen.
Tapi, karena ada kenaikan suku bunga BI sebesar 12 persen, maka cicilan
KPR rumah bisa jadi ikut naik menjadi Rp1,7 juta per bulan pada tahun
ketiga.
Berbanding terbalik, sesuai dengan namanya, besarnya dari bunga fixed tidak
berubah-ubah, misalnya tetap 10 persen dalam 2 tahun pertama masa
cicilan.Selanjutnya, cicilan tahun ke-3 dan tahun seterusnya akan
menggunakan skema perhitungan bunga floating.
Namun, saat suku bunga Bank Indonesia turun. Ini akan mengakibatkan bank menurunkan pula nilai
suku bunga KPR.
Jika penurunan suku bunga terjadi, maka cicilan KPR rumah akan ikut
turun.
Misalnya, jika per bulan membayar cicilan Rp1,3 juta, maka
pembayaran cicilan akan berubah turun. Sebut saja menjadi Rp1,1 juta per
bulan.
Tips Rumah.com
KPR dengan floating rate
atau naik turun sesuai suku bunga acuan yang tengah berlaku.Patokan
dalam penetapan angka bunga kredit adalah BI Rate, atau suku bunga acuan
dari Bank Indonesia.
Alasan Floating Rate Direkomendasikan
Mengapa floating rate direkomendasikan? Berikut adalah beberapa skenario di mana suku bunga mengambang mungkin bermanfaat bagi Anda.
- Pertama, ketika ada indikasi yang dapat diandalkan bahwa suku bunga mungkin turun di masa depan.
-
- Kedua,
Jenis suku bunga ini biasanya cocok untuk orang yang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup tentang pasar dan ingin tetap berpegang pada
suku bunga pasar.
Suku bunga mengambang biasanya ditetapkan 1% hingga 2,5%
lebih rendah dari suku bunga tetap yang ditawarkan oleh perusahaan yang
sama.
Artinya, meskipun suku bunga mengambang naik, masih bisa lebih
rendah dari suku bunga tetap yang ditawarkan sebelumnya.
Dalam hal suku
bunga mengambang melebihi suku bunga, itu tidak berlaku untuk seluruh
tenor pinjaman.
Ada kemungkinan bahwa suku bunga mengambang akan turun
setelah jangka waktu tertentu.
0 komentar: