121 tahun silam, AC Milan terlahir.
Dan sejak saat itu, klub yang nama awalnya adalah Milan Foot-Ball and Cricket Club itu menjadi klub tersukses di Italia di pentas Eropa, tepatnya di Liga Champions.
Pada
tahun 1899 silam, tepatnya pada 16 Desember, Milan didirikan oleh dua
ekspatriat asal Inggris, Alfred Edwards dan Herbert Kilpin.
Tanggal
itu menjadi tanggal resmi berdirinya Rossoneri. Meskipun, jejak sejarah
tampaknya membuktikan bahwa Milan didirikan beberapa hari sebelumnya,
tepatnya pada 13 Desember.
Milan sempat berjaya di pentas
domestik usai pergantian abad.
Namun pada akhirnya prestasi mereka
sempat tersendat akibat adanya permasalahan internal, yang kemudian
menjadi biang lahirnya FC Internazionale Milano, alias yang lebih
dikenal sebagai Inter Milan, pada 1908.
Milan baru mulai gacor
lagi pada awal tahun 50an di liga domestik. Ini kemudian berujung pada
kesuksesan mereka menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya.
Pada tahun
1963, Rossoneri mengalahkan Benfica di final European Cup.
AC Milan great Cesare Maldini has died aged 84. In 1963 he became the first Italian to lift the European Cup.
2.3K people are Tweeting about this
Jose Altafini menjadi aktor kemenangan Milan kala itu. Dua golnya membuat satu gol Eusebio menjadi tak berarti.
Milan
kemudian meraih gelar Eropa keduanya pada tahun 1969.
Kali ini di final
mereka bersua dengan raksasa Belanda, Ajax Amsterdam. Hattrick Pierino Prati dan satu gol Angelo Sormani membawa mereka mengalahkan Ajax 4-1.
Fase Kelam AC Milan
Namun setelah itu, AC Milan mengalami masa kelam. Usai memenangi gelar liga yang ke-10, Rossoneri mengalami penurunan prestasi.
Hal tersebut tak lepas dari keterlibatan klub dalam skandal Totonero 1980.
Ini adalah skandal pengaturan skor di Serie A dan Serie B. 13 klub terlibat di dalamnya. Selain Milan, ada Juventus, Napoli dan juga Lazio.
Milan
sendiri dihukum untuk turun kasta ke Serie B. Mereka langsung bangkit
dalam semusim, tapi terdegradasi lagi pada musim 1981-82.
Pada tahun 1983, AC Milan berhasil kembali berhasil meraih tiket promosi ke Serie A. Mereka berhasil menjadi juara Serie B untuk kedua kalinya dalam tiga musim.
Silvio Berlusconi dan Kebangkitan Milan
AC Milan sempat ambyar dan kere. Untungnya ada dewa penyelamat bernama Silvio Berlusconi yang datang mengakuisisi Rossoneri pada awal tahun 1986.
"Milan?
Ini urusan hati. Itu mahal, tapi wanita tercantik juga mahal," ucap bos
Fininvest dan Mediaset tersebut usai menyelamatkan klub dari
kebangkrutan kala itu, via Goal.
Milan langsung bangkit
dengan suntikan dana dari sang taipan.
Dengan dilatih Arrigo Sacchi dan
diperkuat trio Belanda - Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard, usai meraih Scudetto pada musim 1987-88, Rossoneri jadi juara Eropa lagi pada tahun berikutnya.
Di final Milan mengalahkan Steaua Bucharest dengan skor telak 4-0. Gullit dan Van Basten sama-sama mengemas brace di laga itu.
#OnThisDay in 1989 Milan won their first champions league title under Berlusconi by beating Steua Bucharest in the final at the camp nou.
Milan has returned to the top of the world and the legendary era has begun.See Abdelaziz’s other Tweets
Di musim berikutnya, 1989-90, Milan berhasil mempertahankan gelar
juaranya usai di final menang 1-0 atas Benfica.
Kali ini Rijkaard yang
menjadi penentu kemenangan Rossoneri.
Hasil tersebut membuat Rossoneri
menjadi tim terakhir yang meraih dua gelar Eropa beruntun sebelum
diulang Real Madrid pada tahun 2017 lalu.
Milan Capello, Format Baru UCL, dan Penghancuran Barcelona
Pada tahun 1992, terjadi perubahan format di
kompetisi paling elit di benua Biru tersebut.
Nama European Cup
ditanggalkan dan berganti menjadi seperti yang kita kenal saat ini, Champions League alias Liga Champions.
Milan
juga mengalami perubahan. Mereka berganti nahkoda. Arrigo Sacchi
hengkang dari Milan pada tahun 1991 dan digantikan oleh Fabio Capello.
Pada tahun 1993, Milan masuk final. Tapi di partai tersebut mereka dikalahkan Marseille dengan skor 1-0.
Namun Capello menebusnya di tahun berikutnya, di mana Rossoneri berhasil menekuk Barcelona dengan skor 4-0.
Brace Daniele Massaro, serta gol dari Dejan Savicevic dan Marcel Desailly membuat Diavolo Rosso mengangkat trofi pertamanya di format baru sekaligus yang kelima di sepanjang sejarah.
"Milan are nothing special. It's impossible for us to lose" - The words of Johan Cruyff before the 1994 CL Final.
697 people are Tweeting about this
Laga ini termasuk yang sangat bersejarah. Sebab Milan yang tak
diunggulkan berhasil membunuh mimpi Barcelona yang saat itu berjuluk The Dream Team.
May 1994: Pep Guardiola looks on in disbelief as Barcelona crash to a 4-0 defeat against AC Milan in the Champions League Final.
289 people are Tweeting about this
“Pers, terutama media asing, tidak memberi kami harapan,” kata Paolo Maldini saat mengenang pertandingan itu, via Bleacher Report.
"Barcelona
jelas tim yang bagus, tapi kami tahu mereka memiliki kelemahan dan
bagaimana mengeksploitasinya dan kami melakukannya dengan kejam.”
Periode Kesuksesan Milan Era Ancelotti
Usai kemenangan lawan Barcelona itu, AC Milan tak
meraih sukses lagi di pentas Eropa selama nyaris satu dekade.
Meskipun
mereka saat itu berganti pelatih berkali-kali, dari Oscar Tabarez,
Capello lagi, Alberto Zaccheroni, hingga Fatih Terim.
Milan mulai bangkit usai menunjuk Carlo Ancelotti pada tahun 2001. Pada musim 2002-03, ia membawa Filippo Inzaghi dkk melaju ke final melawan rival domestik mereka, Juventus.
Duel kedua tim berlangsung alot dan berakhir imbang 0-0 meski telah melalui extra time. Pada akhirnya Milan menang 3-2 di babak adu penalti.
Milan
sempat masuk ke final pada tahun 2005. Namun mereka dijegal oleh
Liverpool via adu penalti. Akan tetapi pada tahun 2007, Rossoneri
kembali bertemu dengan The Reds di final.
Kali ini ceritanya berbeda. AC Milan berhasil menang dengan skor 2-1. Super Pippo
Inzaghi menjadi pahlawan dengan dua golnya ke gawang Liverpool.
Ia pun
membawa Rossoneri meraih gelar Eropa untuk yang ketujuh kalinya.
96 people are Tweeting about this
"Saya telah mencetak cukup banyak gol di Eropa, tetapi mencetak gol
di final Liga Champions adalah sesuatu yang istimewa," ucapnya usai laga
tersebut pada situs resmi UEFA.
Gelar tersebut untuk
saat ini menjadi gelar terakhir AC Milan di pentas Liga Champions.
Mereka tak cuma menjadi tim tersukses Italia di kompetisi itu tapi juga
tim tersukses kedua di Eropa, hanya kalah dari Real Madrid.
Happy birthday, 7-time winners AC Milan!
#UCL1.2K people are Tweeting about this
Semoga koleksi trofimu di Liga Champions terus bertambah, wahai AC Milan!
Buon Compleano!