Feature news

Tampilkan postingan dengan label sepak bola bayern munich. Tampilkan semua postingan

Robert Lewandowski: 41 Gol, Top Skor, Lewati Rekor Gerd Muller, dan Sepatu Emas

Robert Lewandowski menikmati musim yang indah bersama Bayern Munchen pada 2020/2021. Sebab, secara individu, Lewandowski mampu memecahkan rekor gol Gerd Muller yang bertahan hampir setengah abad.

Lewandowski mencetak satu gol saat Bayern menang dengan skor 5-2 atas Augsburg pada pekan ke-34. 

Laga terakhir Bayern di Bundesliga musim 2020/2021 itu digelar di Allianz Arena, Sabtu (22/5/2021) malam WIB.

Bayern yang sudah memastikan gelar juara tampil dominan sejak menit awal. 

Pasukan Hansi Flick itu bahkan sempat unggul empat gol lebih dulu. Bayern sama sekali tidak nampak meremehkan laga penahbisan gelar juara ini.

 

Rekor Lewandowski

 

Lewandowski mencetak gol pada menit ke-90. Pemain 32 tahun itu membobol gawang Rafal Gikiewicz usai memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Leroy Sane. Lewandowski menutup pesta gol Bayern.

Gol ke gawang Augsburg menjadi torehan ke-41 bagi Lewandowski musim ini. 

Mantan pemain Dortmund ini pun resmi menjadi top skor Bundesliga. Dia unggul jauh dari Andre Silva yang mencetak 28 gol.

Lewandowski sekaligus tercatat memecahkan rekor gol milik penyerang legendaris Bayern, Gerd Muller. 49 tahun lalu, Muller mencetak 40 gol semusim di Bundesliga.

Hampir setengah abad tidak ada yang mampu menyamai atau melewati rekor gol Muller. Kini, rekor tersebut resmi patah dan menjadi milik Lewandowski dengan catatan 41 golnya.

 

Sepatu Emas Eropa

 

Bukan hanya meraih gelar top skor Bundesliga, Lewandowski kemungkinan besar juga akan meraih gelar Sepatu Emas Eropa. 

Musim lalu, Lewandowski gagal meraihnya karena kalah bersaing dengan Ciro Immobile.

Lewandowski, dengan 41 golnya, unggul jauh dari Lionel Messi yang berada di urutan kedua top skor Eropa musim 2020/2021. 

Messi sejauh ini mencetak 30 gol di La Liga dan tidak akan tampil di laga terakhir.

Kylian Mbappe dan Cristiano Ronaldo juga sangat sulit untuk bisa mengejar catatan gol Lewandowski musim ini. 

 Gelar Sepatu Emas Eropa hanya menunggu konfirmasi resmi menjadi milik Lewandowski setelah semua laga musim 2020/2021 usai.

Learn more »

Robert Lewandowski Samai Rekor Gol Legendaris Bundesliga Milik Gerd Muller

Penyerang Bayern Munchen, Robert Lewandowski, bakal dicatat dalam sejarah Bundesliga. 

Sebab, dia baru saja menyamai rekor gol terbanyak satu musim di pentas Bundesliga milik legenda Gerd Muller.

Bayern Munchen berjumpa Freiburg pada pekan ke-33 Bundesliga, Sabtu (15/5/2021) malam WIB. 

Pada duel di Stadion Schwarzwald itu, Bayern unggul lebih dulu pada menit ke-26 lewat gol Lewandowski.

Pemain asal Polandia itu mencetak gol lewat eksekusi penalti.

Namun, Freiburg kemudian bangkit dan menyamakan skor lewat aksi Manuel Gulde. 

Leroy Sane sempat membawa Bayern kembali unggul, tapi gol Christian Gunter pada menit ke-81 membuat laga berakhir dengan skor 2-2. 

 

Rekor 40 Gol Lewandowski

 

Lewandowski memang gagal membawa Bayern meraih kemenangan. 

Akan tetapi, satu gol yang dicetak pemain 31 tahun punya arti yang sangat penting. Lewandowski mencetak golnya yang ke-40 di Bundesliga musim ini.

Lewandowski pun menyamai rekor bomber legendaris Gerd Muller. 

Pada musim 1971/72 lalu, Muller mencetak 40 gol dalam semusim di Bundesliga. Lewandowski kini punya catatan yang sama.

Bayer pun merayakan gol ke-40 Lewandowski dengan cara spesial. 

Para pemain dan staf pelatih Die Roten melakukan 'guard of honour' untuk mantan pemain Borussia Dortmund itu. Sebuah pernghargaan yang layak didapat Lewandowski.

Lewandowski sendiri merayakan golnya dengan sebuah pesan khusus. Lewandowski memakai kaus dengan tulisan '4Ever Gerd' yang ditujukan Gerd Muller.

 

Hampir Cetak Gol ke-41

 

Lewandowski sejatinya punya peluang besar untuk melewati rekor gol Gerd Muller. 

Sebab, Lewandowski punya satu peluang emas lainnya. Namun, dia gagal mencetak gol ke-41 pada duel lawan Freiburg.

Leroy Sane mengiri umpan yang sangat matang pada Lewandowski. 

Dia tinggal menceploskan bola ke gawang yang sudah kosong. Namun, sentuhan akhir Lewandowski tidak sempurna dan bola justru mengarah ke penjaga gawang.

Lewandowski memang gagal mencetak gol ke-41 pada laga melawan Freiburg. Namun, dia masih punya satu laga lain yakni melawan Augsburg untuk bisa melewati rekor gol Gerd Muller.

Learn more »

Lika-liku Karir Lewandowski: Peraih FIFA Best Men's Player yang Pernah Dihargai Rp20 Juta

Penyerang Bayern Munchen, Robert Lewandowski, telah membuktikan kalau kerja keras takkan mengkhianati hasil. Karirnya cukup berlika-liku dan bahkan pernah direkrut oleh sebuah klub dengan harga seribu pounds (Rp20 juta) saja.

Pada Jumat (18/12/2020) dinihari tadi, Lewandowski sukses memenangkan salah satu gelar individu bergengsi yakni FIFA Best Men's Player 2020. 

Ia mengalahkan dua pemain hebat lainnya, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Tentu, ini bukan sebuah kejutan besar. 

Lewandowski sedang menikmati masa-masa puncaknya pada tahun ini, di mana dirinya berhasil mencetak 55 gol dari 47 penampilan serta mampu membawa Bayern Munchen meraih treble.

Gelar ini bisa menjadi obat pelipur lara. 

Sebelumnya, pemain berkebangsaan Polandia tersebut sempat dijagokan sebagai calon pemenang trofi Ballon d'Or tahun ini. Sayangnya, Ballon d'Or edisi kali ini ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

 

Titik Terendah Lewandowski

 

Publik mungkin hanya melihat puncak karir dari pria berusia 32 tahun tersebut. 

Tanpa mengetahui bahwa untuk mencapai titik itu, ia harus melewati berbagai lika-liku kehidupan dalam karirnya yang telah berlangsung lama.

Kalau ditarik lebih jauh, tepatnya saat dirinya masih remaja, mungkin tidak ada yang menyangka kalau Lewandowski bisa sampai pada titik ini. 

Jangankan itu, bisa menjadi pemain profesional saja sudah cukup beruntung.

Lewandowski berada di titik terendah dalam hidupnya saat berusia 17 tahun. Sang ayah, Krzysztof, harus berpulang ke pangkuan Tuhan. 

Pada saat itu ia baru pindah dari tim divisi empat Polandia ke salah satu klub terbaik, Legia Warsaw.

 

Menjadi Pemain Rp20 Juta

 

Legia Warsaw dikenal sebagai klub terbaik karena memiliki 14 gelar liga domestik. Seharusnya, itu adalah lompatan terbesar di dalam karirnya. 

Namun cedera menghalangi progresnya untuk bersinar.

Hanya beberapa pekan saja untuk Legia membuat keputusan kalau Lewandowski takkan menjadi bagian dari masa depan klub. 

Harapannya hancur seketika ketika Legia memintanya untuk segera mencari tempat bernaung yang baru.

Klub divisi tiga, Znicz Pruszkow, menjadi penyelamat. Mereka dikenal sebagai tim yang sering merekrut pemain murah dan mengasahnya. 

Pada saat itu, Pruszkow hanya merogoh kocek sebesar seribu pounds untuk merekrut Lewandowski dari Legia.

 

Ditolak Berkali-kali, Tak Mengapa

 

Awalnya, Lewandowski sangat jauh dari kata pemain bintang di Pruszkow. Ia hanya digaji 230 pounds per bulan (sekitar Rp4 Juta). 

Tetapi apalah artinya uang jika Lewandowski sudah menemukan rumahnya.

Lewandowski mulai menunjukkan kualitasnya sebagai pencetak gol. 

Pada musim perdananya, ia mengantongi 15 gol dan membawa Pruszkow naik ke divisi dua. Ketajamannya pun semakin terasah seiring waktu berjalan.

Meski telah membuktikan kualitasnya sebagai pencetak gol, namun Lewandowski tetap mendapatkan banyak penolakan. 

Legia Warsaw sempat tertarik untuk merekrutnya pada tahun 2008 lalu sebelum menjatuhkan pilihannya kepada pemain CD Tenerife, Mikel Arruabarrena.

Pada tahun itu juga, Lewandowski mendapatkan penolakan dari Sporting Gijon yang baru promosi ke La Liga. 

Sang striker kemudian memilih bergabung dengan Lech Poznan yang notabene rival bebuyutan dari Legia Warsaw.

 

Bangkit dan Bersinar

 

Ia sukses membuat Legia gigit jari. 

Saat Arruabarrena kesulitan untuk mencetak gol, Lewandowski tumbuh dan berkembang sebagai bintang Lech Poznan dan berhasil mencetak 20 gol dari 48 penampilan di musim perdana.

Tidak butuh waktu lama bagi Borussia Dortmund untuk mendeteksi potensinya. 

Ia kemudian direkrut oleh raksasa Jerman tersebut usai menjalani musim keduanya bersama Poznan, di mana dirinya sukses mencetak 21 gol dari 34 laga.

Lewandowski semakin menjadi-jadi di Bundesliga. 

Sebanyak 103 gol dari 187 penampilan berhasil ia sumbangkan dalam empat musim bersama Die Borussien, sebelum Bayern Munchen memutuskan untuk membawanya ke Allianz Arena pada tahun 2014.

Kini Lewandowski pantas untuk disebut sebagai salah satu legenda Die Bavarians. 

Ia sudah mencetak 264 gol untuk raksasa Jerman tersebut, menyumbangkan 15 gelar dari berbagai ajang dan melengkapinya dengan torehan FIFA Best Men's Player 2020. Selamat, Robert Lewandowski!

Learn more »

Dua Legenda Bundesliga yang Gantung Sepatu di Akhir Musim 2019/20, Siapa Mereka?

Musim 2019/20 di Bundesliga sudah resmi berakhir. Bayern Munchen dinyatakan sebagai jawara kasta tertinggi sepakbola Jerman tersebut dengan meraih 82 poin dari 34 pertandingan musim ini.

Dengan berakhirnya musim ini, para pemain di Bundesliga mulai menatap untuk musim 2020/21.

Namun ada beberapa pemain yang sudah mencapai garis akhir dari perjalanan karir mereka sebagai pesepakbola.

Di akhir musim 2019/20 ini ada dua sosok legendaris yang memutuskan untuk menyudahi karir profesional mereka.

Keduanya adalah sosok yang cukup berpengaruh di Bundesliga, yaitu Mario Gomez dan juga Claudio Pizzaro.

Kedua penyerang ini sama-sama memiliki torehan yang luar biasa dalam perjalanan mereka di Bundesliga.

Sebagai penghormatan bagi keduanya, kali ini kami mengajak Bolaneters melakukan napak tilas perjalanan kedua legenda hidup ini.

 

Mario G?mez Garc?a, Patriot Sejati Stuttgart


Mantan striker tim nasional Jerman, Mario Gomez, memutuskan pensiun dari sepak bola pada usia 34 tahun setelah membantu klub pertama dan terakhirnya, VfB Stuttgart - memenangkan promosi mereka kembali ke Bundesliga.

Ia mencetak satu-satunya gol bagi timnya dalam kekalahan 3-1 Die Roten dari Darmstadt 98.

Klub jawara lima kali Liga Jerman tersebut finis di belakang Arminia Bielefeld untuk kembali ke divisi utama setelah relegasi selama satu musim.

Adalah mimpi dan misi terakhir Gomez untuk menyelesaikan kariernya di VfB, terlebih lagi berhasil mengantarkan klub tercintanya kembali ke level teratas divisi sepak bola Liga Jerman.

Striker jangkung yang telah tampil sebanyak 78 kali untuk Jerman sebelum pensiun dari level internasional dua tahun lalu itu memulai karier klubnya di Stuttgart, memenangkan Bundesliga pada musim 2006/07, sebelum akhirnya ditarik Bayern Muenchen, di mana ia memenangkan Bundesliga berlipat kali lebih banyak dan Liga Champions satu kali.

Ia sempat merumput beberapa musim bersama AC Fiorentina, VfL Wolfsburg dan Besiktas sebelum kembali ke kampung halamannya, Stuttgart pada musim 2017/18.

 

Claudio Pizarro, Peruvian Pencetak Sejarah di Bundesliga


Dicintai oleh banyak orang, dimusuhi oleh lebih banyak lagi. Menjadi Claudio Pizarro bukan perkara mudah, tetapi untuk terus loyal selama 20 tahun di salah satu liga paling menuntut di dunia membuat hal itu semakin sulit lagi.

Fakta tersebut menjadi satu alasan yang cukup untuk membuatnya dihormati.

Sejak 1999, “Sang Bomber” mendedikasikan dirinya terhadap kerja keras yang membawanya ke titik sekarang.

Catatan demi catatan yang hampir mustahil untuk ditandingi oleh pemain Peru lainnya; enam gelar liga dan 199 gol, telah menaikkan standar yang ia ciptakan sendiri.

Claudio adalah pencetak gol terbanyak kedua di Bundesliga pada abad XXI, yang hanya mampu dilampaui oleh Robert Lewandowski.

Ia juga adalah pemain asing dengan jumlah gol tertinggi kedua dalam sejarah Bundesliga dengan 199 gol dalam 478 pertandingan, lagi-lagi hanya Lewandowski yang mampu mengalahkannya.

Seorang pencetak gol terbanyak keturunan Latin dalam sejarah Bundesliga, serta pula pemain asing dengan total permainan terbanyak dalam sejarah Bundesliga.

Kelahiran 41 tahun lalu tersebut membukukan 235 kemenangan di Bundesliga yang membuatnya sejajar dengan legenda sepak bola Jerman, Franz Beckenbauer.

Dan Pizarro, bersama Werder Bremen pada usia 40 tahun dan 136 hari, mencetak rekor sebagai pencetak gol tertua Bundesliga.

Rekor sebelumnya dipegang oleh pemain Bremen lainnya, Mirko Votava, yang mencetak gol pada usia 40 tahun dan 121 hari pada tahun 1996.
Learn more »

Sejarah Hari Ini (23 Januari): Selamat Ulang Tahun, Arjen Robben!

Di usianya yang kini menginjak 31 tahun, belum ada tanda-tanda bahwa sayap cepat Belanda ini mengalami penurunan performa.
Kalau Ballon d’Or dikhususkan untuk pesepakbola berkaki kidal, barangkali Arjen Robben sudah pasti akan bersaing ketat dengan Lionel Messi. Oleh karena itu, banyak pihak yang terheran-heran mengapa Robben belum pernah mencicipi podium penghargaan pemain terbaik di dunia itu sejak sang winger mencuat ke permukaan di pertengahan era 2000-an.

Lothar Matthaus bahkan sempat berujar bahwa Robben sejatinya lebih pantas menggeser Messi dalam finalis Ballon d’Or edisi 2014 yang pada akhirnya dimenangi Cristiano Ronaldo. “Dengan segala rasa hormat, Messi di tahun 2014 tidak terlalu bagus. Ada pemain lain yang lebih baik darinya. Arjen Robben harusnya ada di dalam tiga besar,” begitu kata sang legenda Jerman.

Terlepas dari segala perdebatan apakah Robben pantas dinobatkan menjadi pemain terbaik sejagat, semua pencinta sepakbola sepakat bahwasanya sayap cepat asal Belanda ini merupakan sosok yang spesial.
Dribel lengket dan sprint kencang menjadi ciri khasnya. 

Statusnya sebagai pemain individualis dan “jago”diving membuatnya kian populerRobben akan semakin “Robben” jika ia mampu mencetak gol template yang sudah tak terhitung jumlahnya – menusuk dari sayap kanan, memotong jalur ke area kotak penalti, dan akhirnya melepaskan senjata pamungkas: tembakan geledek kaki kiri ke gawang lawan.

Itulah Robben yang pada Jumat (23/1) ini merayakan hari jadinya ke-31 tahun.

 Robben bertransformasi menjadi pemain kelas dunia.

Robben lahir dan tumbuh besar dalam lingkungan sepakbola yang kental di pinggiran kota Groningen di timur laut Belanda. Kemampuan olah bola Robben yang ciamik langsung tercium oleh klub lokal, FC Groningen, yang langsung mengontraknya dan memberinya debut pada Desember 2000. 

Kariernya semakin melesat dua tahun kemudian ketika pindah ke PSV Eindhoven dan berlanjut hijrah ke Inggris bersama Chelsea pada 2004.

Meski turut berperan dalam kesuksesan The Blues di awal era rezim Roman Abramovich, karier Robben di Stamford Bridge tidak bisa dibilang bagus akibat seringnya ia dibekap cedera. 

Julukan “Manusia Kaca” pun terus tersemat kepadanya hingga kepindahannya ke Real Madrid seharga €35 juta pada 2007. Kedatangan Cristiano Ronaldo dan Kaka pada 2009 lantas memaksa Robben mengakhiri karier singkatnya di Santiago Bernabeu.

Bayern Munich lantas meminangnya dengan banderol €25 juta. “Saya datang ke Bayern di usia 25 tahun. Dan itu adalah pilihan terbaik dalam karier saya,” ujar Robben, menjelaskan bahwa ia telah berkeputusan tepat dengan meninggalkan Spanyol dan bergabung ke Bayern.

Di Jerman, Robben memang menikmati masa-masa terbaik dalam kariernya, meski sempat tersendat-sendat di awal di mana ia sempat merasakan pahitnya kekalahan di final Liga Champions sebanyak dua kali. Robben bahkan sempat mendapat celaan dari fans Bayern yang kecewa berat karena ia gagal mengeksekusi penalti di babak perpanjangan waktu di final 2012 kontra Chelsea.
Bersama Bayern Munich, Arjen Robben menjalani karier terbaiknya di level klub.

Kata orang, periode terbaik pesepakbola hadir pada 29 tahun. Robben membuktikan 100 persen anggapan tersebut ketika takdir bagus akhirnya berpihak padanya tepat di usia emas itu.

Setahun setelah hasil tragis  di Allianz Arena itu, Robben muncul sebagai penentu kemenangan 2-1 atas Borussia Dortmund di final Liga Champions 2013 di Wembley. Di tahun itu pula, Bayern mengawinkan dua titel domestik sehingga terciptalah treble bersejarah.

Bicara rencana pensiun, Robben mengaku bahwa hal itu akan tergantung pada kekuatan tubuhnya sendiri. “Saya rileks soal ini. Mungkin satu, mungkin dua, atau mungkin sepuluh tahun lagi. Semakin tua, Anda jadi semakin memahami tubuh Anda. Selama tubuh masih berfungsi dan saya merasa senang, saya akan terus bermain, " ujarnya.

Tak dapat dimungkiri, di usianya yang sudah di atas kepala tiga, permainan winger berkepala plontos ini justru makin jos. Di musim 2014/15 saja, Robben sudah mengoleksi 12 gol di semua ajang untuk melanjutkan performa menawannya di Piala Dunia 2014 yang mampu menjadi tokoh utama Belanda dalam meraih juara ketiga. Ah, Robben memang masih di puncak performa!
Gelukkig verjaardag, Arjen!

ARJEN ROBBEN

Nama lengkapArjen Robben

Tempat, tanggal lahir:
 Bedom, Belanda, 23 Januari 1984 
Koleksi Gelar:
PSV: 
Eredivisie (2002/03)

Chelsea: EPL (2004/05, 2005/06); Piala FA (2006/07); Piala Liga (2004/05, 2006/07)

Real Madrid: La Liga (2007/08); Supercopa (2008)

Bayern Munich: Bundesliga (2009/10, 2012/13, 2013/14); DFB-Pokal (2009/10, 2012/13, 2013/14); DFB-Supercup (2010, 2012); Liga Champions (2012/13), Piala Super UEFA (2013), Piala Dunia Antarklub (2013)

Karier pemain:
2000–2002:  FC Groningen
2002–2004:  PSV Eindhoven
2004–2007:  Chelsea
2007–2009:  Real Madrid
2009–.......:  Bayern Munich

Karier timnas:2003–.......:  Belanda

*)Ket: Hingga Januari 2015


34 penampilan (10 gol)
75 (22)
105 (19)
65 (13)
184 (101)*


86 (28)*


Learn more »

Sejarah Hari Ini (26 September): Debut Ciamik Toni Kroos Untuk Bayern Munich

18 menit pertama aksinya bersama Bayern Munich ditandai Toni Kroos dengan sumbangan dua assist.

Pada 26 September 2007, Toni Kroos memperoleh kesempatan pertama untuk memperlihatkan talenta tingginya di tingkat profesional bersama Bayern Munich saat berhadapan dengan Energie Cottbus di Allianz Arena.

Dalam usia 17 tahun, delapan bulan, dan dua hari, Kroos membukukan rekor sebagai pemain termuda yang beraksi untuk The Bavarians dalam laga kompetitif sebelum catatan itu dipatahkan David Alaba pada 2010.

Kroos diturunkan pelatih Ottmar Hitzfeld di menit ke-72 setelah Bayern memimpin 3-0 berkat gol-gol Miroslav Klose, Martin Demichelis, dan Luca Toni. Kans debut itu tak dilewatkan dengan percuma oleh sangyoungster.

Hanya tiga menit usai memasuki lapangan, Kroos membukukan umpan matang yang dikonversi Klose, dan pada menit-menit penghabisan ia membuat assist lagi buat membantu sang bomber kawakan Jerman menuntaskan hat-trick.

18 menit permainan dengan sumbangan sepasang assist. Sebuah debut mengesankan, dan itu terbukti bukan kebetulan belaka.



Berjarak sebulan, Kroos melakoni penampilan perdana di ajang Piala UEFA. Kali ini waktu bermainnya lebih pendek, namun kontribusinya amat menentukan. Masuk di sembilan menit terakhir ketika Bayern tertinggal 2-1 dari tuan rumah Red Star Belgrade, Kroos melepas assist -- lagi-lagi untuk Klose -- sebelum mencetak gol pembalik skor pada injury time! Torehan penentu tersebut adalah yang pertama darinya untuk Die Roten.

Terlepas dari start ciamik, situasi ternyata tak selalu mulus bagi Kroos di Allianz Arena. Ia tetap kurang dipercaya untuk tampil rutin di tim inti hingga akhirnya dilepas sementara ke Bayer Leverkusen pada Januari 2009 demi menambah jam terbang.

Periode peminjaman yang berlangsung sampai musim panas 2010 itu sukses besar. Ia mulai bermain reguler setelah kembali ke Bavaria dan kian menjulang ketika Jupp Heynckes, mantan pelatihnya di Leverkusen, dikontrak Bayern pada 2011.

Seperti kita ketahui, di bawah komando Heynckes pula Kroos menggapai puncak kejayaan  bersama Bayern melalui rengkuhan treble winners 2013, sebelum melengkapinya dengan prestasi tertinggi di arena internasional, juara Piala Dunia, bareng timnas Jerman musim panas kemarin.

Sudah meraih nyaris segalanya di usia baru 24 tahun, Kroos tertantang untuk mencoba petualangan baru dan memutuskan berpisah dengan Bayern untuk melabuhkan kariernya ke klub raksasa Spanyol, Real Madrid.
 
TONI KROOS

Nama lengkapToni Kroos

Tempat, tanggal lahir: Greifswald, Jerman, 4 Januari 1990
Koleksi Gelar:

Bayern Munich
    Bundesliga: 2007/08, 2012/13, 2013/14
   DFB-Pokal: 2007/08, 2012/13, 2013/14
Piala Super Jerman: 2010, 2012
    Liga Champions: 2012/13
Piala Super Eropa: 2013
Piala Dunia Antarklub: 2013
DFB-Ligapokal: 2007

Real Madrid
Piala Super Eropa: 2014

Jerman
Piala Dunia: 2014

Karier pemain:
2007-14: Bayern Munich
2009-10: Leverkusen (pinjam)
2014-??: Real Madrid

Karier timnas:
2010-??:  Jerman


130 penampilan (13 gol)
43 (10)
5 (0)


57 (3)
Learn more »

Sejarah Hari Ini (25 September): Rekor Mentereng Claudio Pizarro

Catatan penampilan liga terbanyak sebagai pemain asing membuat bomber Peru ini identik dengan Bundesliga.


Tepat dua tahun lalu, sebuah rekor di Bundesliga Jerman terpecahkan. Dalam laga Bayern Munich melawan Wolfsburg pada 25 September 2012 di Allianz Arena, masuknya Claudio Pizarro di menit 79 menahbiskan penyerang veteran asal Peru itu sebagai pemain asing dengan jumlah penampilan terbanyak di Bundesliga.
Pizarro dimasukkan Jupp Heynckes untuk menggantikan Mario Mandzukic, sang pencetak dua gol dalam laga yang berakhir 3-0 untuk kemenangan sang tuan rumah. Kendati tidak mampu menambah keunggulan timnya di sisa waktu, keberadaan Pizarro melahirkan atmosfer monumental sebagaimana namanya tercatat dalam buku rekor Bundesliga.
PEMAIN ASING BUNDESLIGA DENGAN PENAMPILAN TERBANYAK
(September 2012)
337Claudio Pizarro (Peru)
336Ze Roberto (Brasil)
336Levan Kobiashvili (Georgia)
330Sergei Barbarez (Bosnia)
323Ole Bjørnmose (Denmark)
322Dede (Brasil)
321Hasan Salihamidzic (Bosnia)
Pizarro ketika itu tampil di laga Bundesliga ke-337 untuk memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang bersama oleh Ze Roberto dan Levan Kobiashvili.
Hingga musim 2014/15 ini, Pizarro terhitung sudah mencatat 372 penampilan, jumlah yang akan sangat sulit untuk dikejar oleh pemain asing mana pun selama beberapa tahun ke depan.  
Karier panjang Pizarro di Bundesliga dimulai sejak 15 tahun lalu ketika ia bergabung ke Werder Bremen pada musim panas 1999 setelah empat musim berkarier di negerinya sendiri memperkuat Deportivo Pesquero dan Alianza Lima.
Sukses dalam dua musim di Weserstadion, Bayern melirik sang striker muda yang tengah naik daun ini dan merekrutnya pada 2001 di mana ia mampu bertahan hingga enam musim sebelum memutuskan hijrah ke Chelsea pada 2007.
Tak betah di Inggris, ia kemudian kembali ke Jerman dan dipinjamkan ke Bremen selama semusim sebelum dipermanenkan ulang pada musim panas 2009. Gairah bermain Pizarro pun kembali dan ia konsisten mencetak gol dalam empat tahun karier keduanya bersama Die Werderaner. Dan pada 2012, ia kembali ke Allianz Arena dan turut berperan dalam raihan treble di musim debut keduanya di Bayern.
Sebagai tambahan, selain menjadi pemain non-Jerman yang berhasil mencatatkan penampilan terbanyak, Pizarro ternyata juga merupakan pemain asing dengan catatan gol terbanyak di Bundesliga. Sementara ini, 176 gol berhasil ia lesakkan, unggul jauh dari mantan rekan setimnya di Bayern, Giovane Elber, yang berada di posisi kedua dengan 133 gol. Jumlah gol milik Pizarro ini kemungkinan masih akan terus berlanjut karena ia masih memiliki sisa satu musim dengan Bayern hingga Juni 2015 mendatang.

CLAUDIO PIZARRO
Nama lengkapClaudio Miguel Pizarro Bosio

Tempat, tanggal lahir: Lima, Peru, 3 Oktober 1978
Koleksi Gelar:

Bayern Munich
    Bundesliga: 2002/03, 2004/05, 2005/06, 2012/13, 2013/14
   DFB-Pokal: 2002/03, 2004/05, 2005/06, 2012/13, 2013/14
Piala Super Jerman: 2012
    Liga Champions: 2012/13
Piala Super Eropa: 2013
Piala Dunia Antarklub: 2013

Werder Bremen
DFB-Pokal: 2008/09
Piala Super Jerman: 2009

Karier pemain:
1996–1997: Deportivo Pesquero
1997–1999: Alianza Lima
1999–2001: Werder Bremen
2001–2007: Bayern Munich
2007–2009: Chelsea
2008-2009: Werder Bremen (loan)
2009–2012: Werder Bremen
2012–.......: Bayern Munich

Karier timnas:
1999-......:  Peru


41 penampilan (11 gol)
44 (25)
56 (29)
174 (71)
21 (2)
26 (17)
77 (43)
39 (16)


71 (19)
Learn more »