Di jagat teknologi, ada beberapa sosok yang drop out tapi sukses luar
biasa.
Sebut saja Steve Jobs, Mark Zuckerberg sampai Bill Gates.
Nah
orang ini juga sangat hebat karena tidak seperti nama di atas, ia
benar-benar tidak pernah kuliah, hanya lulusan SMA.
Dia adalah Sean Parker.
Dari sepak terjang di jagat teknologi, Forbes mencatat kekayaannya saat
ini tembus USD 2,7 miliar atau lebih dari Rp 40 triliun.
Di daftar
terbaru Forbes 400, ia menempati urutan 319 orang terkaya di AS. Memang
Parker bukan sosok biasa saja, banyak yang menilai dia genius.
Salah
satu prestasi Parker adalah menjadi presiden pertama Facebook jauh
sebelum media sosial ini meraksasa, tepatnya di tahun 2004.
Pada waktu
menjadi presiden Facebook itu, umur Parker baru 24 tahun.
Lahir 40 tahun silam di Virginia, Parker lahir dari keluarga cukup
berada. Ayahnya Bruce Parker adalah PNS dan ibunya berkecimpung di
bisnis periklanan.
Ketika umurnya baru 7 tahun, sang ayah sudah
mengajarkan pemrograman di komputer Atari 800.
Menginjak usia 16 tahun, Parker sudah menjadi hacker. Bukan hacker
sembarangan, ia mampu menjebol jaringan perusahaan-perusahaan raksasa
hingga menjadi buron FBI.
Beberapa kali lolos, akhirnya Sean Parker
terlacak melalui alamat IP karena tidak sempat log out.
Pasalnya secara
mendadak komputernya disita sang ayah. FBI pun menangkapnya, namun
kemudian dibebaskan karena masih di bawah umur.
Hanya dikenai sanksi
melakukan pelayanan sosial.
Usia 19 tahun bersama Shawn Fanning,
Parker menciptakan situs musik free sharing Napster.
Sempat meraup
jutaan pengguna, Napster diakuisisi perusahaan Roxio setelah terlibat
kesulitan terkait pelanggaran hak cipta.
Napster dianggap berjasa
mempelopori layanan file sharing peer to peer.
Tahun 2004, Parker
pertama kali melihat Facebook di komputer pacar temannya di kampus
Harvard.
Parker ini tidak asing dengan dunia jejaring sosial. Tahu
Friendster? Parker adalah penasihat pendiri Friendster, Jonathan Abrams.
Malah, dia pernah punya saham di sana.
Singkat cerita, Parker
bertemu dengan Mark Zuckerberg dan Eduardo Saverin, para pendiri
Facebook. Mereka setuju mengangkat Parker jadi presiden pertama
Facebook.
"Sean Parker
adalah yang pertama melihat potensi perusahaan ini untuk menjadi
sungguh-sungguh besar," sebut Peter Thiel, investor pertama Facebook.
Jasa Parker dalam perkembangan awal Facebook tidak main-main. Dia
dikatakan yang mendorong tampilan bersih Facebook dan fungsi berbagi
foto.
"Sean sangat vital dalam membantu mentransformasi Facebook dari
proyek kampus menjadi perusahaan sesungguhnya," sebut Zuck.
Sayang,
Parker singkat saja jadi presiden Facebook. Tahun 2005, polisi
menemukan kokain di rumah yang disewa Parker.
Ia sempat ditahan walaupun
dibebaskan. Peristiwa ini membuat investor Facebook kecewa dan Parker
tak punya pilihan selain lengser.
Walaupun demikian, Parker tetap aktif
berhubungan dengan Zuck dan tetap membantu Facebook.
Lulusan SMA dan Tak Pernah Kuliah
Parker tidak
pernah kuliah. Dia memang tidak ingin masuk universitas lantaran
terlalu sibuk melakukan pemrograman dan terutama, mengembangkan Napster.
"Melawan
harapan orang tuanya, Parker memutuskan tidak mendaftar kuliah dan
ketika Fanning memberitahu soal niatnya membangun Napster, Parker
meminta terlibat dan ikut menjadi pendirinya.
Menyumbangkan ide-ide
penting," sebut artikel di Vanity Fair.
"Dia langsung pindah ke San Francisco, padahal belum pernah sebelumnya dia itu pergi jauh dari rumah," tambah artikel tersebut.
Jalan
hidupnya memang tak sepenuhnya mulus, pernah hampir bangkrut setelah
Napster ditutup, bahkan diminta kerja saja di Starbucks oleh pacarnya.
Namun akhirnya, Parker benar-benar membuktikan sukses besar walaupun
tanpa gelar sarjana.
"Parker secara luas dikenal sebagai dewa web,
para temannya menyebut genius untuk mendeskripsikan dia.
Dia paham tak
hanya komputer dan jaringan web, tapi bagaimana menerapkannya ke
kehidupan orang. Hasilnya, dia begitu sukses," tulis Vanity Fair.
Telah
menikah dan dikaruniai dua anak, Parker masih punya banyak kesibukan.
Antara lain sebagai dewan direksi di Spotify dan managing partner di
perusahaan venture capital Founders Fund. Parker juga gemar beramal
melalui yayasannya, Parker Foundation.