Feature news

Tampilkan postingan dengan label nasa. Tampilkan semua postingan

NASA Pensiunkan Stasiun Ruang Angkasa Internasional pada Akhir 2030

Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berencana memberhentikan operasional Stasiun Ruang Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) pada akhir 2030. 

 

 

 

 

Setelah dipensiunkan, ISS akan dikembalikan ke Bumi.

 

Dalam Laporan Transisi ISS, NASA mengatakan setelah perpanjangan operasional ISS pada akhir 2030, ISS akan menyelam ke kedalaman Samudra Pasifik Selatan, di tempat yang dikenal sebagai Point Nemo.


Operator ISS akan melakukan pembakaran dalam proses masuk ISS ke atmosfer Bumi (re-entry), memberikan dorongan terakhir untuk menurunkan ISS sejauh mungkin dan memastikan proses masuk yang aman ke atmosfer.

 

Menurut NASA, akan ada platform luar angkasa yang dioperasikan secara komersial menggantikan ISS sebagai tempat untuk melakukan kolaborasi dan penelitian ilmiah.

 

3 Dekada ISS

 

"Stasiun Luar Angkasa Internasional memasuki dekade ketiga dan paling produktif sebagai platform ilmiah inovatif di bidang mikrogravitasi," kata Direktur ISS Robyn Gatens di Markas Besar NASA, seperti dilansir Xinhua.

 

"Sektor swasta secara teknis dan finansial mampu mengembangkan dan mengoperasikan destinasi komersial orbit Bumi rendah, dengan bantuan NASA. 

 

Kami berharap dapat berbagi pelajaran dan pengalaman operasional dengan sektor swasta guna membantu mereka mengembangkan destinasi yang aman, andal, dan hemat biaya di luar angkasa," ungkap Direktur Ruang Angkasa Komersial NASA Phil McAlister.

Learn more »

Wow! NASA Rilis Parfum Beraroma Luar Angkasa

Biasanya parfum memiliki aroma dari tumbuhan, buah, atau bahan lainnya yang bisa memberikan kesegaran bagi pemiliknya maupun orang di sekitarnya.

Akan tetapi, NASA punya ide tak biasa, membawa parfum dengan aroma luar angkasa bisa dinikmati khalayak luas.

 NASA merekrut seorang ahli kimia bernama Steve Pearce telah berhasil meracik sebuah parfum yang mana aromanya diklaim serupa dengan bebauan luar angkasa.

Dan, parfum itu telah dikemas dengan merek Eau de Space.

Sebagaimana dikutip dari World of Buzz, Pearce dalam menciptakan parfum aroma luar angkasa ini menggunakan pengetahuannya tentang bagaimana wewangian antariksa tersebut.

Pearce sendiri pernah bekerja di NASA pada 2008 silam.

Pengalaman tersebut kemudian diaplikasikan Pearce dalam menciptakan parfum unik ini.

Bagi kalian yang penasaran aroma luar angkasa itu seperti apa? baunya ini merupakan hasil campuran dari ozon, logam, steak goreng, raspberry, dan rum.

Sebelumnya, parfum luar angkasa ini memang dimanfaatkan di dalam pelatihan astronaut agar bisa merasakan langsung sensasi di ruang hampa.

Kabar baiknya, Eau de Space direncanakan diproduksi massal.

Untuk merealisasikan pemasaran itu, parfum ini telah dikampanyekan di situs penggalangan dana secara online, yakni Kickstarter.

Bagi kalian yang berminat, harga parfum tersebut di kisaran USD 29 atau Rp 425 ribuan.

Namun, bagi kalian yang ingin memilikinya, tampaknya harus lebih bersabar lagi, karena Eau de Space baru tersedia pada Oktober ini.

Bagaimana, tertarik dengan parfum aroma luar angkasa ini ?
Learn more »

NASA Punya Kalung Ajaib, Cegah Penularan COVID-19

Rupanya NASA tidak hanya memikirkan misi antariksa saja, tetapi pandemi COVID-19 yang saat ini melanda dunia turut jadi perhatiannya.

Untuk turut berpartisipasi menghentikan penyebaran Corona, NASA menghadirkan kalung ajaib.

Seperti diketahui, penyebaran virus Corona bisa terjadi di mana saja, salah satunya karena kita menyentuh wajah sendiri dengan sembarang setelah sebelumnya memegang sesuatu yang mana telah tersentuh banyak orang.

Orang bisa terjangkit COVID-19 lewat mata, hidung, dan mulut.

Penggunaan masker memang diutamakan, akan tetapi menghentikan kebiasaan terdahulu untuk menyentuh wajah kita sendiri juga perlu diatasi.

Persoalan tersebut coba diatasi NASA dengan merilis perangkat wearable berbentuk kalung.

Bukan kalung biasa.

Seperti dilansir dari Mashable, kalung yang dinamakan Pulse ini dijanjikan guna merubah kebiasaan kita dalam menyentuh wajah.

Dengan Pulse ini, orang yang mengenakan perangkat itu dan tangannya akan menyentuh wajah, maka Pulse dapat memberikan peringatan berupa getaran, sehingga mengurunkan niatan tersebut.

Hal itu terjadi karena Pulse dilengkapi dengan sensor, yang mana berfungsi bila ada gerakan tangan menuju muka.

Secara visual, memang alat ini tidak terlalu fashionable karena sensor di kalung Pulse ini terbilang cukup besar dan mencolok apabila digunakan.

Meski demikian, Pulse ini bisa dirancang lewat printer 3D, di mana bila kalian mempunyai alat printer 3D bisa membuatnya sendiri dengan mengikuti tata caranya di situs Github.

Bagaimana menurut detikers akan inovasi NASA satu ini ?

Learn more »