Gambar 4, Tag konten porno akan dilakukan otomatis pada teman Facebook.
Jika korbannya memasukkan kredensial, maka kredensial tersebut akan langsung digunakan untuk melakukan tag pada teman Facebook anda seperti gambar 4 di bawah ini.
Uniknya, posting ini tidak akan ada di wall korban, namun teman-temannya akan mendapatkan pemberitahuan tag tersebut.
Kemungkinan besar hal ini dilakukan supaya korbannya tidak menyadari telah melakukan sharing tag konten porno pada teman-teman Facebook-nya dan supaya konten ini sulit dihapus dan bisa bertahan lama.
Menurut pantauan Vaksincom, sampai saat artikel ini dibuat, konten porno tersebut masih aktif menjalankan aksinya mencari korban baru, khususnya di saat akhir pekan.
Lalu, apakah sebenarnya tujuan scammer ini dan bagaimana mereka menjalankan aksinya? Apakah hanya ingin membuat malu korbannya melakukan tagging konten porno sehingga harus meminta maaf dan melakukan klarifikasi bahwa bukan dia yang melakukan sharing konten tersebut?
Ini adalah perkembangan menarik dari aksi scamming dimana terlihat adanya kecenderungan aksi scam mencuri kredensial dan monetisasi yang lebih terkoordinasi, walaupun tidak sampai secanggih Ransomware yang sudah menerapkan metode RaaS Ransomware as a Services di mana ada pembagian tugas yang jelas antara pembuat ransomware dan penyebar ransomware sehingga kalaupun tertangkap, yang ditangkap adalah penyebar ransomware dan bukan pembuat ransomware karena memang pembuat ransomware ini tidak menyebarkan ransomwarenya dan hanya berfokus pada pembuatan dan penyempurnaan ransomware.
Sehingga, ia akan lolos dari jeratan hukum ketika penyebar ransomware tertangkap dan pembuat ransomware ini tinggal mencari penyebar ransomware lainnya.
Menilik perkembangan aksi scam porno ini, terlihat bahwa scammer ini juga sudah dijalankan lebih terorganisir layaknya ransomware di mana coding pada situs porno pencuri kredensial yang dipersiapkan relatif sama dan hanya alamat situsnya saja yang berubah-ubah di mana ditengarai alamat situs yang berbeda ini terjadi karena dilakukan oleh penyebar scam yang berbeda namun tetap menggunakan kode scam yang sama.
Yang menarik adalah, metode monetisasi yang memiliki banyak alternatif dan pilihan. Monetisasi scam ini akan berjalan secara otomatis pada situs scammer yang telah dipersiapkan.
Dan pilihan monetisasi tersebut sangat beragam sehingga scammer tinggal berfokus pada aksi scamming mencari korban sebanyak mungkin. Vendor yang bersedia membayar pay per click dari iklan atau keuntungan lain yang didapatkan dari aktivitas ini bagi hasil dari aksi scamming ini semuanya sudah dipersiapkan dan akan berjalan secara otomatis berdasarkan region dan vendor yang ingin mengiklan. |
0 komentar: