Feature news

Tampilkan postingan dengan label apple consumer. Tampilkan semua postingan

Apple Bakal Jadi Pemakai Chip 3nm Pertama?

TSMC memastikan akan mulai memproduksi chip 3nm mulai 2022 mendatang, tepatnya pada pertengahan kedua 2022 dengan kapasitas produksi awal 30 ribu wafer.

Mereka pun menyatakan kalau Apple sudah berkomitmen untuk memesan chip tersebut, yang membuat TSMC akan meningkatkan kapasitas produksi chip 3nm-nya menjadi 55 ribu wafer perbulan, dan ditambah menjadi 105 ribu wafer perbulan.

Produksi awal chip 3nm oleh TSMC ini bakal dilabeli 'risk production', alias produksi yang berisiko. 

Ini artinya chip yang diproduksi mungkin masih perlu diperbaiki sebelum produksi reguler dimulai.

Namun Apple disebut sudah setuju untuk membeli chip dengan label risk production tersebut. 

Hal ini memberikan kesempatan bagi Apple untuk menjajal chip 3nm lebih awal, meski rasanya tak mungkin chip tersebut bakal dipakai di iPhone yang dijual ke publik.


Sementara untuk 2021 ini TSMC mengaku akan meningkatkan kapasitas produksi chip 5nm untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. 

Saat ini kapasitas produksinya 90 ribu wafer perbulan.

Kemudian kapasitas produksinya yang akan ditingkatkan menjadi 105 ribu wafer perbulan, dan menjadi 120 ribu wafer perbulan pada akhir 2021. 

Pada 2024 kapasitas produksi chip 5nm diperkirakan mencapai 160 ribu unit.

Pemesan chip 5nm ke TSMC cukup beragam. Selain Apple ada juga AMD, MediaTek, Marvell, Broadcom, dan Qualcomm. 

Namun TSMC sendiri disebut mengalokasikan mayoritas kapasitas produksinya untuk Apple, yang tengah bersiap merilis iPhone 13 dengan chip A15, yang diproduksi dengan proses 5nm+ alias N5P.

Dibanding chip 5nm, chip 3nm punya konsumsi daya lebih kecil 30% dan performa meningkat 15%, demikian dikutip dari Gizmochina.

Learn more »

Headset VR Apple Harganya Bakal Tembus Rp 42 Juta?

Apple sejak lama disebut tengah menggarap perangkat augmented dan virtual reality. Namun kini beredar rumor kalau perangkat tersebut akan dijual pada 2022.

Dilansir The Information, terungkap sejumlah informasi terkait headset tersebut, termasuk gambar render yang kabarnya berbasis pada prototipe terakhir yang dibuat.

Headset tersebut kabarnya menggunakan bahan kain berjaring (mesh), yang dipilih karena bobotnya lebih ringan, dan juga harganya lebih mahal. 

Laporan tersebut menyebutkan kalau headset VR Apple ini harganya bisa mencapai USD 3.000 atau sekitar Rp 42 juta.

Harga ini jauh lebih mahal dibanding kebanyakan headset VR standalone lain. Contohnya adalah Oculus Quest 2 yang harganya USD 299.

Dari gambar render itu juga terlihat kalau ada bagian dari headset yang meminjam desain dari perangkat Apple lain. 

Seperti headband ala Apple Watch dan juga kain berjaring yang sama seperti di HomePod.

Lalu soal jeroannya, headset ini kabarnya menawarkan kemampuan VR dan mixed reality, yang bisa didapat dari belasan kamera yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan, seperti gerakan tangan, dan juga sensor LIDAR, serupa dengan yang ada di iPhone 12 Pro dan iPad Pro, untuk memetakan ruangan.

Dua layar yang dipakai disebut mempunyai resolusi 8K lengkap dengan teknologi eye tracking. 

Jika benar, ini adalah layar VR dengan resolusi paling tinggi dibanding perangkat yang ada di pasaran saat ini.

Namun layar tersebut tak akan terus menerus dijalankan dengan resolusi 8K. 

Perangkat akan menggunakan teknologi eye tracking untuk menentukan arah mata pengguna, dan memberikan resolusi lebih tinggi di arah yang dilihat. 

Sementara bagian yang tak dilihat akan ditampilkan dengan resolusi lebih rendah.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan performanya, karena menjalankan dua layar dengan resolusi masing-masing 8K membutuhkan kemampuan komputasi yang tinggi. 

Untuk itulah Apple disebut tengah mengembangkan chip Apple Silicon baru yang lebih kencang dibanding M1 untuk dipakai di headset ini.

Apple saat ini disebut tengah bereksperimen dengan sejumlah metode untuk mengontrol headsetnya. 

 Seperti pendeteksi gerakan tangan dan mata, tombol putar di pinggir headset, dan lainnya.

Headset ini sendiri dideskripsikan sebagai perangkat VR namun dengan beberapa fungsi AR. 

Apple bakal menjadikan headset ini sebagai batu loncatan untuk tujuan akhir mereka, sebuah perangkat AR ringan yang tak ada bedanya dengan kacamata biasa.

Learn more »

Kata Apple Soal M1: Ini Bukan Soal Gigahertz dan Megahertz, Tapi...

Tiga eksekutif Apple angkat bicara soal performa M1, chip ARM yang dipakai di jajaran produk Mac terbaru. Apa katanya?

Ketiga eksekutif itu adalah software chief Craig Federighi, SVP of Worldwide Marketing Greg Joswiak, dan hardware SVP Johny Srouji. 

Mereka menjelaskan bagaimana diferensiasi Apple Silicon dengan para kompetitornya.

Menurut Federighi, spesifikasi teknis yang lazim dipakai sudah tak bisa lagi dijadikan dasar untuk menentukan performa.

"Secara arsitektur, berapa banyak stream video 4K atau 8K yang bisa diproses bersamaan sambil menggunakan efek tertentu? Itu adalah pertanyaan yang diperlukan jawabannya oleh profesional video," ujar Federighi dilansir Apple Insider seperti dilihat.

"Tak ada spesifikasi dalam chip yang bisa menjawab pertanyaan itu untuk mereka," tambahnya.

Sejauh ini, perusahaan seperti Intel dan AMD menggunakan ukuran seperti gigahertz dan daya karena mereka adalah perusahaan pembuat komponen. 

Jadi mereka bisa mematok harga lebih tinggi untuk spesifikasi lebih tinggi.

Di sinilah bedanya Apple dengan Intel dan AMD, setidaknya menurut para eksekutif itu. Apple menurut mereka adalah perusahaan produk, bukan komponen.

"Apple adalah perusahaan produk, dan kami membuat produk yang sangat indah yang mempunyai integrasi tinggi antara software dan silikon," ujar Srouji.

"Ini bukan soal gigahertz dan megahertz, tapi apa yang bisa didapat konsumen dari (produk) ini," tambahnya.

Jadi, meskipun M1 didesain dengan fokus utama pada kepadatan (compactness) dan performa, chip ini bisa memberikan sesuatu yang lebih dibanding chip kompetitor.

"Kebanyakan pemrosesan dulunya dilakukan di CPU. Namun kini, pemrosesan tersebut diselesaikan di CPU, grafis, dan Neural Engine, serta di image signal processor," pungkas Srouji.

Ditambah lagi, integrasi antara tim yang menggarap hardware dan software juga jauh lebih baik, karena berada pada perusahaan yang sama. 

Hal tersebut membuat Apple bisa punya pendekatan desain chip yang berbeda dibanding perusahaan lain.

"Kami mengembangkan silicon custom yang sangat cocok dengan produk dan bagaimana software akan menggunakannya. 

Saat kami mendesain chip (Apple M1), yang terjadi tiga atau empat tahun ke belakang, Craig dan saya duduk bersama dalam ruangan sama untuk memutuskan apa yang mau kami hadirkan, dan kami bekerja sama. 

Hal ini tak bisa dilakukan oleh Intel atau AMD atau siapa pun," tutup Srouji.

Learn more »