Feature news

Tampilkan postingan dengan label science. Tampilkan semua postingan

Nah Loh, Selama Ini Kita Salah Sebut Machu Picchu?

Di antara situs arkeologi dan bersejarah paling ikonik di Bumi, Machu Picchu salah satu yang paling terkenal sejak Hiram Bingham pada tahun 1911 memperkenalkannya. 

 

 

 

 

Namun penelitian terbaru menunjukkan, Bingham mungkin kebingungan saat pertama kali mengumumkan nama kota kuno di Inca tersebut. Jadi namanya apa?

 

Terletak di ketinggian di atas Sungai Urubamba di Andes Peru, harta karun arkeologi ini bak berada di atas pelana sempit di antara dua puncak gunung. 

 

Yang lebih besar dan mencapai ketinggian sekitar 3.000 meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai Machu Picchu. 

 

Sedangkan yang lebih kecil, yang mencapai 2.700 meter di atas permukaan laut, disebut Huayna Picchu.

 

 

Menurut sebuah studi baru Nawpa Pacha: Journal of Institute of Andean Studies, pemukiman yang terkenal itu awalnya dinamai berdasarkan puncak yang lebih pendek, dan karena itu dikenal oleh penduduk asli kuno di wilayah tersebut sebagai Huayna Picchu.


 

Penulis penelitian mencapai kesimpulan ini setelah memeriksa kembali catatan lapangan Hiram Bingham, serta peta lokal yang dibuat pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, serta dokumen lama yang dihasilkan oleh penguasa kolonial Spanyol ratusan tahun sebelumnya.

 

Dengan melakukan itu, seperti dikutip dari IFL Science, mereka mampu mengungkap misteri nama asli situs tersebut dan menceritakan kembali kisah bagaimana Bingham salah mengidentifikasi penemuannya.

 

Sebagai contoh, para peneliti mencatat bahwa atlas Peru yang dibuat oleh Carlos B. 

 

Cisneros pada tahun 1904, tujuh tahun sebelum ekspedisi Bingham, mencakup sebuah kota bernama 'Huaina-Piccho' di pegunungan di atas Sungai Urubamba.

 

Mengulik lebih jauh lagi ke masa lalu, penulis menemukan nama ini disimpan dalam akun yang ditulis oleh pemilik hacienda Spanyol tak lama setelah conquistadores mengambil alih wilayah tersebut.

 

Salah satu dokumen tersebut, yang ditulis pada tahun 1588, menceritakan bagaimana penduduk asli Vilcabamba di dekatnya bermaksud untuk kembali ke pemukiman kuno 'Vayna Piccho', di mana mereka berencana untuk meninggalkan agama Katolik dan kembali menjalankan agama asli mereka. 

 

Sementara itu, catatan kedua dari tahun 1714, mencantumkan kota Inca kuno dengan nama 'Guayna Picho'.

 

Namun, pada saat Bingham berangkat untuk mencari reruntuhan, situs itu telah lama dilupakan, membuatnya menggambarkannya sebagai "sebuah kota Inca yang namanya telah hilang dalam bayang-bayang masa lalu."

 

Meskipun demikian, catatan lapangannya mengungkapkan bahwa dia diberitahu oleh subprefek Urubamba bahwa tempat yang dia cari memang bernama Huayna Picchu.

 

Kebingungan pun dimulai, ada andil seorang pria bernama Melchor Arteaga juga di sini. 

 

Ia tinggal di dekat reruntuhan pra-Columbus tersebut dan bertindak sebagai pemandu Bingham pada tahun 1911.

 

Setelah memimpin penjelajah ke kota, Arteaga menjelaskan bahwa tempat itu dikenal sebagai 'Macho Pischo'. 

 

Namun ini kemudian ditentang oleh Ignacio Ferro, yang ayahnya memiliki tanah tempat situs itu berada dan yang memberi tahu Bingham bahwa kota tua itu sebenarnya bernama Huayna Picchu.

 

Menurut penulis penelitian, keputusan Bingham untuk menggunakan nama Machu Picchu didasarkan pada kesalahpahaman awal berulang tanpa ada yang mengkritik selama abad terakhir berlangsung.


 

Mereka juga mencatat bahwa tidak ada referensi ke kota Inca bernama Machu Picchu sebelum berita kunjungan Bingham meledak di seluruh dunia pada tahun 1912.

 

Berdasarkan temuan ini, mereka menyimpulkan bahwa kota Inca awalnya disebut Picchu, atau lebih mungkin Huayna Picchu, dan bahwa nama Machu Picchu menjadi terkait dengan reruntuhan yang lebih besar mulai tahun 1911 dengan publikasi Bingham.

Learn more »

Ini Escape Suit yang Diduga Gagal Dipakai Awak KRI Nanggala-402

Escape suit MK11 menjadi salah satu barang milik KRI Nanggala-402 yang ditemukan oleh ROV (remote operation vehicle) MV Swift Rescue dari Singapura. 

Escape suit itu diduga dikeluarkan dari kotak lantaran adanya keadaan darurat. Apa itu escape suit?

"Ini adalah baju escape suit MK11. Yang biasanya ini ditaruh di kotak. 

Tapi ini bisa lepas, berarti ada kedaruratan sehingga diambil dari kotak untuk dipakai," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dalam jumpa pers di Bali.

"Seharusnya ini tersimpan di kotak. Dipakai ketika terjadi kedaruratan. Karena ini lepas, berarti sempat di situ terjadi kedaruratan," ungkap dia.

 

Apa itu escape suit? Menilik laman Wikipedia, nama lengkapnya adalah Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE). 

Didesain oleh perusahaan asal Inggris, RFD Beaufort Limited, kostum ini dapat menutup seluruh tubuh dan bisa menjadi semacam rakit.

Tentunya guna escape suit adalah untuk menyelamatkan diri andai terjadi insiden di kapal selam, misalnya tenggelam seperti yang terjadi pada KRI Nanggala-402. 

Kostum penyelamat ini dapat melindungi pengguna dari bahaya hypotermia.

Awak yang memakainya bisa lolos dari kapal selam yang celaka sampai kedalaman 183 meter, kemudian dapat membantunya naik ke permukaan dengan kecepatan antara dua sampai tiga meter per detik.

Generasi terbarunya yaitu MK 11 yang ada di KRI Nanggala-402, memberikan perlindungan lebih lengkap agar sampai di permukaan air dan diselamatkan. 

Pada intinya, escape suit ini akan melindungi pemakainya agar tetap kering dan menghindari rasa dingin saat naik ke permukaan.

Di permukaan, kostum itu dirancang dapat mengapung sampai kedatangan tim penyelamat serta menjaga badan tetap hangat.


Yudo menduga, setelan yang digunakan awak kapal untuk menyelamatkan diri jika terjadi keadaan darurat itu belum sempat dipakai oleh para prajurit TNI yang berada dalam KRI Nanggala-402.

"Kemungkinan belum sempat pakai, kondisinya sudah darurat sehingga ini bisa lepas," ujar Yudo. 

"Mungkin nggak sempat makai, atau saat makai goyang, sehingga lepas dari kotaknya. Ini yang diambil oleh ROV MV Swift Rescue," imbuh dia.

Seperti diketahui, ROV MV Swift Rescue menemukan puing-puing kapal milik KRI Nanggala-402. Puing-puing kapal itu ditemukan di kedalaman 838 meter.


Learn more »

Minuman Pink Konon Bisa Bikin Lari Lebih Cepat

Minuman berwarna pink atau merah muda ternyata ada kaitannya dengan kemampuan berlari cepat. Setidaknya demikian menurut hasil sebuah studi.

Sekelompok tim ilmuwan menemukan bahwa pelari yang berkumur dengan minuman berwarna pink berlari lebih lama pada kecepatan rata-rata yang lebih cepat, sekaligus memiliki pengalaman berlari yang juga lebih menyenangkan.


"Menambahkan pewarna pink ke larutan pemanis buatan tak hanya meningkatkan persepsi rasa manis, tetapi juga meningkatkan perasaan senang, kecepatan lari yang dipilih sendiri, dan jarak yang ditempuh selama berlari," jelas ahli gizi Sanjoy Deb dari University of Westminster di Inggris, dikutip dari Science Alert.

Namun sebelum kalian terpengaruh dengan studi ini dan langsung memborong minuman berwarna pink di minimarket, perhatikan beberapa catatan berikut ini.

Ini adalah studi kecil yang hanya melibatkan total 10 peserta. 

Selain itu, sama halnya dengan eksperimen seperti ini, semua peneliti menemukan hubungan antara olahraga lari dengan minuman pink. 

Ini bukan konfirmasi ilmiah, namun yang pasti minuman dan cairan pink disebut benar-benar menyebabkan kaki bergerak lebih cepat atau semacamnya.

Larutan berwarna merah muda membuat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja berlari orang secara keseluruhan. Jadi, bagaimana sebenarnya hal itu terjadi?

Menurut para peneliti, jawabannya berkaitan dengan bagaimana tubuh kita merespons asupan energi selama berolahraga, meskipun itu hanya asupan energi yang dirasakan.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kinerja dalam olahraga seperti berlari dan bersepeda tampaknya meningkat ketika orang menggunakan obat kumur karbohidrat, dengan rangsangan yang diperkirakan memberikan dorongan ke area di otak yang terlibat dengan output motorik dan fungsi sistem reward.

Kafein adalah zat lain yang dapat memberikan peningkatan kinerja fisik, tetapi jenis manfaat yang sama dapat didapatkan tanpa benar-benar mengonsumsi energi atau stimulan.

Untuk warna spesifik pink, tim memilihnya berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa kita mengasosiasikan pink dengan rasa manis yang memberi energi.

"Meskipun mungkin tidak ada hubungan langsung antara warna minuman, persepsi rasa dan kinerja nutrisi, jika warna merah muda dikaitkan dengan rasa manis yang dirasakan, dan oleh karena itu ekspektasi asupan gula atau karbohidrat, mungkin masuk akal bahwa pemberian minuman berwarna merah muda selama latihan dapat memperoleh manfaat meningkatkan kinerja yang serupa dengan obat kumur karbohidrat melalui potensi efek plasebo," urai Deb.

Untuk menguji hipotesis efek plasebo mereka, para peneliti merekrut 10 orang dewasa sehat yang bugar dan berpengalaman berlari sebagai bagian dari latihan rutin mereka.

Para partisipan ini diminta untuk berlari di treadmill selama 30 menit, dengan instruksi untuk mengatur kecepatan mereka sendiri untuk latihan yang menantang.

Beberapa kali selama percobaan, partisipan diminta untuk minum atau berkumur dengan larutan non-kalori yang dimaniskan secara artifisial, baik cairan bening maupun larutan berwarna pink.

Menurut para peneliti, penambahan sederhana itu membuat perbedaan penting pada kinerja lari. Minuman pink membuat peningkatan kecepatan berlari rata-rata sekitar 0,5 kilometer per jam atau setara tambahan 213 meter. Secara keseluruhan, peningkatan kinerja berlari dengan minuman pink adalah 4,4%.

"Peningkatan perasaan senang juga terjadi selama latihan saat berkumur dengan minuman pink. Adalah mekanisme psikofisiologis potensial yang mungkin telah mendukung peningkatan kinerja," kata para peneliti.

Mekanisme ini, menurut para peneliti, didukung oleh efek plasebo, di mana pelari menerima dorongan energi dari potensi konsumsi gula atau karbohidrat dalam larutan kumur yang manis yang mereka gunakan.

Perlu dicatat bahwa sebelum percobaan, para peserta memang menonton video yang merinci manfaat peningkatan kinerja dari obat kumur karbohidrat, dan diberi tahu bahwa tes yang akan mereka lakukan dirancang untuk mengukur efek dari berkumur menggunakan minuman.


Tentu saja video tersebut dirancang untuk "menipu" partisipan tentang eksperimen itu. Tapi ini juga menyiapkan mereka untuk terjadinya efek plasebo lewat berkumur menggunakan minuman pink.

Bagaimanapun, ini adalah penelitian yang cukup menarik. 

Namun para peneliti menyebutkan, diperlukan penyelidikan dan studi lebih lanjut untuk melihat seberapa jauh efek plasebo pink dan mungkin minuman berwarna lain dalam peningkatan kinerja latihan dan olahraga.

Learn more »

Ini Alasan Tutup Pulpen Berlubang

 

Pernah berpikir mengapa tutup pulpen memiliki lubang? Ternyata ada alasan yang sangat pintar melatarbelakangi hal tersebut.

Kasus tersedak adalah hal yang paling sering terjadi, khususnya pada anak-anak. 

Seperti kita ketahui anak-anak sering kali langsung dimasukkan apa saja ke dalam mulut tanpa pikir dua kali apakah itu akan membahayakan dirinya atau tidak.

Dengan hanya menambahkan lubang yang lebih besar ke bagian atas tutupnya, perusahaan pena BIC mampu memastikan adanya aliran udara dan kemungkinan orang untuk dapat bernapas bahkan jika itu terjadi. 

Desain ini benar-benar ditujukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang dalam kondisi emergency.

"Alasan mengapa beberapa pena BIC memiliki lubang di tutupnya adalah untuk mencegah tutupnya menghalangi jalan napas jika tidak sengaja tertelan," tulis perusahaan di situsnya.

"Ini diminta oleh standar keselamatan internasional ISO11540, kecuali dalam kasus di mana tutupnya dianggap terlalu besar untuk menimbulkan bahaya tersedak," sambungnya.

Produsen pena lain pun mengikuti dan menambahkan lubang yang lebih besar ke bagian atas pena mereka karena menganggap ide tersebut sangat baik untuk diadaptasi.

Menelan bagian pena dan pensil secara tidak sengaja, termasuk tutupnya, menyebabkan beberapa ribu kali insiden yang masuk ruang gawat darurat di Amerika Serikat antara tahun 1997 sampai 2010, menurut data yang dikumpulkan melalui National Electronic Injury Surveillance System.

Menelan benda asing bisa sangat berakibat serius di kalangan anak kecil. Sebuah laporan kasus tahun 2013 dari Annals of Pediatric Surgery menemukan bahwa 3% sampai 8% dari masalah aspirasi yang tidak berhubungan dengan makanan menyuguhkan kasus anak-anak yang menelan tutup pena. Demikian melansir Science Alert.

Learn more »