Feature news

Tampilkan postingan dengan label google cyberlife. Tampilkan semua postingan

Heboh Domain Google Dibeli Orang Cuma Rp 42 Ribu

Domain Google Argentina dibeli seorang desainer web dengan harga USD 2,90 (sekitar 42 ribu rupiah). Pembelian tersebut dilakukan secara legal.

Seorang pengembang web, Nicolas Kurona, telah berhasil membeli salah satu domain Google yakni Google.com.ar. 

Dia membelinya secara legal setelah menemukan status domain tersebut tidak aktif.

"Saya tidak pernah membayangkan, saat itu saya dapat membelinya," kata Nicolas, dikutip lansir dari BBC.

Kejadian itu bermula ketika Nicolas mendapatkan informasi terkait Google yang sedang down, melalui pesan Whatsapp dari temannya.

"Saya memasukkan www.google.com.ar ke browser dan ternyata tidak berhasil. Saya pikir sesuatu yang aneh sedang terjadi," kata Nicolas.

Dia memutuskan untuk datang ke Network Information Center Argentina (NIC), organisasi yang bertanggung jawab mengoperasikan domain kode negara Argentina, yakni .ar. 

Kemudian Nicolas menelusuri Google dan melihat domain Google Argentina tersedia untuk dibeli.

Meskipun awalnya dia berpikir tidak akan berhasil, Nicolas tetap mencobanya dan mengikuti langkah-langkah yang diberikan. 

Kemudian dia menerima email dengan faktur pembelian domain tersebut.

Saat proses pembelian berhasil, Nicolas terkejut dan kemudian mencoba mengunjungi www.google.com.ar, lalu muncul data pribadi miliknya.

"Saya membeku melihat layar. Saya tidak percaya apa yang baru saja terjadi," kata Nicolas.

Nicolas mengungkapkan bahwa dia tidak pernah memiliki niat buruk. Dia hanya mencoba membelinya ketika hal aneh tersebut terjadi dan ternyata berhasil.

Google pun mengatakan bahwa sebenarnya domain tersebut belum kadaluwarsa dan masih berlaku hingga Juli 2021. 

Kemudian dengan cepat, domain tersebut akhirnya kembali kepada Google. Namun uang yang telah dikeluarkan oleh Nicolas untuk membeli domain tersebut belum dikembalikan.

Masih menjadi misteri dengan apa yang telah terjadi. Saat ini Google sedang menyelidiki untuk mengetahui penyebabnya.

Learn more »

Warga Australia Terancam Tak Bisa Akses Google

Google mengancam akan menarik mesin pencarinya dari Australia. 

Hal ini akan mereka lakukan jika usulan undang-undang yang tengah diajukan disetujui dan mulai dijalankan.

Undang-undang yang dimaksud mewajibkan Google untuk membayar media massa untuk setiap konten berita yang ditampilkan di laman Google, demikian dikutip dari The Verge.

"Jika ini benar-benar menjadi undang-undang maka kami tak punya pilihan selain menarik Google Search dari Australia," ujar Meg Silva, VP Google Australia and Selandia Baru, dalam pertemuan dengan Senate Economics Legislation Committee Australia.

Menurut Silva, mereka harus melakukan itu karena tak menemukan cara lain untuk tetap bisa beroperasi dengan adanya undang-undang tersebut. 

Terutama terkait dengan risiko operasional dan finansial yang ada.

Google sendiri sudah melobi pemerintah Australia selama berbulan-bulan untuk menolak aturan tersebut, yang membuat Google harus membayar utnuk menampilkan tautan ataupun snippets (cuplikan) dari sebuah berita di Google Search.

Aturan ini bagi Google akan membuat preseden yang tak bisa dipertahankan untuk bisnis mereka, dan juga untuk ekonomi digital. 

Selain itu, aturan tersebut pun diklaim Google tak sejalan dengan cara kerja mesin pencari mereka.

Menurut Google, mereka lebih suka membayar media massa untuk produk Google News secara spesifik. 

Mereka pun pada Juni 2020 sudah meluncurkan program ini di Australia, Jerman, dan Brazil.

Namun langkah ini dianggap tak sebanding oleh pemerintah Australia. 

Australia Competition and Consumer Commission (ACCC) menganggap aturan ini bisa menyeimbangkan kekuatan antara bisnis media massa di Australia dengan Google dan Facebook.

Learn more »

7 Hal yang Terlarang Kamu Cari di Google, Pokoknya Jangan!

Jangan pernah Google hal ini. Pokoknya jangan pernah! Beberapa orang yang sudah melakukan hal ini menyesal karena pernah mengetik kata-kata terlarang ini.

Apa saja kata tersebut? Dikutip dari CNET, berikut ini di antaranya. Jangan menyesal ya, sudah peringatkan, loh.

 

1. Huntsman spider

 

Kalau kamu punya arachnophobia atau fobia pada hewan sejenis laba-laba, jangan pernah untuk Googling kata tersebut.

 

2. 'Pressure cooker bombs' dengan 'backpacks'

 

Pada tahun 2013, seorang pria Suffolk County mencari di Google 'bom panci bertekanan' dan 'ransel' dari komputer kerjanya.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah... polisi muncul di rumahnya. Padahal pria itu cuma iseng, loh.

 

3. 'Botfly removal'

 

Dijamin, kamu tidak pernah menutup tab browser secepat yang bakal kamu lakukan saat menonton video seorang pria yang sedang mengeluarkan belatung parasit pemakan daging dari bawah kulitnya.

 

4. 'Mouth Larva'

 

Jika kamu mencari gambar larva, berhati-hatilah agar tidak mengetikkan kata 'mouth' secara tidak sengaja. 

Alih-alih gambar hama rumah tangga, kamu akan menemukan gambar manusia dan hewan lain dengan larva merayap di antara gigi mereka.

 

5. 'Insider trading in an international account'

 

Pada Juli 2017, polisi menangkap peneliti MIT Fei Yan. Menurut laporan, dia mencari di Google 'perdagangan orang dalam di akun internasional' sebelum diduga membeli saham dalam jumlah besar. Yan didakwa dengan tiga tuduhan penipuan.

 

6. 'Blue waffle'

 

Pada tahun 2010, sebuah hoax yang disebut "blue waffle disease" menghantam internet dengan gambar grafis (photoshopped) dari alat kelamin wanita yang 'terinfeksi'.

 

7. 'Things people have found in fast food'

 

Ada banyak gambar yang menjijikkan pada pencarian dengan keyword tersebut. Kalau tidak ingin hilang selera makan, lebih baik jangan.

Learn more »

AI Google Bisa Ubah Halaman Website Jadi Video

Para peneliti di Google mengembangkan sistem artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat secara otomatis mengubah halaman website menjadi video pendek.

Sistem AI bernama URL2Video ini mengekstrak aset seperti teks, gambar, dan gaya desainnya termasuk font, warna, tata letak grafis dari sumber HTML serta mengaturnya ke dalam urutan pengambilan gambar. 

Selain itu, tampilan dan nuansa halaman website juga dipertahankan saat diubah menjadi video.

Dikutip dari Venture Beat, Google membayangkan sistem ini dapat berguna untuk bisnis yang menghosting website yang kaya visual terutama yang berkaitan dengan layanan atau produk mereka.

Aset ini, kata Google, dapat dimanfaatkan lagi untuk video yang bisa digunakan untuk menjangkau pemirsa yang lebih luas. 

Pembuatan video sendiri tidak murah, biasanya berkisar antara USD 880 hingga USD 1.200 (sekitar Rp 11 juta - 17 juta) dan memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk memproduksinya.

URL2Video secara otomatis memilih konten utama dari halaman dan memutuskan presentasi temporal dan visual setiap aset. 

Presentasi ini berasal dari sekumpulan heuristik yang diidentifikasi melalui studi dengan desainer.

Sistem kemudian mentransfer tata letak elemen ke dalam rasio aspek video dan menerapkan pilihan gaya termasuk font dan warna, menyesuaikan waktu penyajian aset, dan merender konten menjadi video MPEG-4.

"Dengan menggunakan informasi ini, URL2Video mengurai halaman web, menganalisis konten, memilih teks atau gambar yang menonjol secara visual, dan mempertahankan gaya desain, yang diaturnya sesuai dengan spesifikasi pengguna," kata Google.

Disebutkan Google, URL2Video akan secara efektif mengekstrak elemen dari sebuah halaman website. 

Sistem ini juga akan mendukung desainer web dengan melakukan bootstrap pada proses pembuatan video.

"Sejauh ini penelitian kami masih berfokus pada presentasi visual. 

Kami sedang mengembangkan teknik baru yang nantinya juga akan mendukung trek audio dan sulih suara dalam pengeditan video," tulis ilmuwan riset Google Peggy Chi dan Irfan Essa dalam sebuah postingan blog.

"Secara keseluruhan, kami membayangkan masa depan di mana pembuat konten akan fokus pada pengambilan keputusan tingkat tinggi dan model ML secara interaktif yang menyarankan pengeditan temporal dan grafis mendetail untuk pembuatan video akhir di berbagai platform," tutup mereka.

Learn more »

Anak Magang Google Lanjut Kerja dari Rumah di 2021, Kamu Bisa Ikutan

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Google, ribuan siswa dari 43 negara memulai magang musim panas mereka secara virtual di tahun ini. 

Google pun memutuskan program magang di tahun 2021 akan tetap digelar secara virtual.

"Karena kami terus memprioritaskan kesehatan dan keselamatan selama pandemi yang sedang berlangsung, kami mengonfirmasi bahwa magang Google akan dilakukan secara virtual lagi pada 2021," kata Google seperti dikutip dari blog resminya saat dilihat Senin (26/10/2020).

"Dengan memberitahukannya sekarang, kami berharap dapat memberikan waktu yang cukup kepada para anak magang untuk bersiap bekerja secara virtual," sambungnya.

Sepanjang masa program magang virtual tahun ini, Google menyelenggarakan lebih dari 200 sesi orientasi di seluruh dunia, dan mengadakan lebih dari 300 acara sepanjang musim panas. 

Hal ini dilakukan untuk membantu para anak magang tetap terhubung dengan rekan-rekan mereka, pimpinan Google, dan terlibat dengan berbagai tim.

Disebutkan Google, beralih ke format virtual pada musim panas yang lalu merupakan tantangan besar. 

Namun hal tersebut memberi sang raksasa internet peluang untuk menjadi lebih inventif dengan pemrograman mereka dan bagaimana tetap terhubung satu sama lain.

Untuk membantu membuat aktivitas lebih mudah diakses oleh komunitas global Google baik magang maupun karyawan, setiap anak magang memiliki opsi untuk dipasangkan dengan seorang mentor atau bergabung dalam obrolan dengan salah satu dari 2.600 karyawan Google yang secara sukarela menyelenggarakan sesi ini, untuk menjawab pertanyaan tentang pekerjaan, kehidupan atau apapun yang ada di pikiran mereka.

Google juga membuat lebih banyak acara sosial virtual untuk memastikan peserta magang bertemu dengan karyawan Google dan sesama karyawan magang sesering kalau mereka datang ke kantor.

"Pada intinya, tidak ada yang berubah dengan menjadi anak magang di Google, dan kami sangat senang menemukan 97% anak magang puas dengan pengalaman mereka, sama seperti tahun sebelumnya, ketika kami semua bisa datang ke kantor," kata Google.

Google saat ini bersiap mengadakan program magang musim panas tahun 2021, sekitar Juni - September. 

Buat kalian yang tertarik jadi anak magang virtual, Google mengajak kalian untuk mendaftar di halaman karir Google.

Learn more »