MacBook Air M1 Bisa Dipakai Nambang Ethereum, Sehari Dapat Berapa?
Learn more »
Peneliti keamanan menemukan sebuah malware baru yang misterius untuk perangkat Mac, termasuk Mac anyar dengan prosesor Apple M1.
Peneliti di Red Canary menamakan malware ini sebagai 'Silver Sparrow', yang membuat perangkat Mac korbannya untuk menghubungi sebuah server setiap satu jam sekali, demikian dikutip dari 9to5Mac.
Meski begitu, ancaman dari malware ini sampai sekarang belum jelas dan masih misterius.
Pasalnya, para peneliti keamanan itu tak menemukan adanya data yang dikirim oleh malware ini saat menghubungi server kontrolnya.
Tidak adanya data yang dikirim ini juga menimbulkan asumsi bahwa malwarenya baru akan beraksi saat sudah memenuhi syarat tertentu, yang mungkin saat ini belum terpenuhi.
Tak cuma itu, Silver Sparrow juga punya mekanisme untuk menghancurkan diri sendiri.
Meski belum jelas hal apa yang bisa membuat malware untuk mengaktifkan mekanisme di malware yang ditemukan di 29 ribu perangkat macOS di seluruh dunia ini.
"Kode biner malicious masih misterius, karena ini menggunakan Installer JavaScript macOS untuk mengeksekusi perintahnya.
Hal tersebut menyulitkan analisis konten yang ada di paket instalasinya, atau bagaimana paket tersebut menggunakan perintah JavaScript," tulis Red Canary.
"Malwarenya sudah ditemukan di 153 negara dan paling terkonsentrasi di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, dan Jerman.
(Malware) menggunakan jaringan pengiriman konten Amazon Web Services dan Akamai untuk memastikan infrastruktur perintah bisa berfungsi baik dan menyulitkan pemblokiran server," tambahnya.
Hebatnya Silver Sparrow pun berjalan secara native di Mac M1, yang punya arsitektur chip berbeda dengan Mac dengan prosesor Intel.
Ini juga artinya Silver Sparrow adalah malware kedua yang bisa menyerang Mac M1, karena sebelumnya juga sudah ditemukan sebuah malware untuk Mac anyar tersebut, yang uniknya, sama-sama belum jelas apa fungsi utamanya.
Learn more »![]() |
MacBook Air terbaru Apple resmi merilis MacBook Air dan MacBook Pro 13 inch. Menariknya kedua perangkat ini menjadi laptop pertama yang ditenagai chipset M1. "Dengan M1 memungkinkan MacBook Air melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukan pada perangkat yang tipis dan ringan,' klaim Laura Metz, Mac Product Line Manager. Chipset Apple M1 di MacBook Air terbaru menjanjikan performa tiga kali lebih ngebut dari generasi sebelumnya. Tidak hanya itu performa grafisnya pun disebut-sebut 5x lebih cepat. "Untuk pertama kalinya, kamu dapat mengedit multiple stream 4K ProRes di MacBook Air,' kaya Luara. 'MacBook Air lebih cepat dari 98% dari laptop PC yang terjual pada tahun lalu," lanjutnya. Berkat M1, konsumsi daya pun lebih hemat. MacBook Air terbaru dijanjikan dapat hidup hingga 18 jam. Laptop ini turut dibekali kamera FaceTime dengan memprosesan gambar sehingga video tampil lebih baik saat video call. Apple turut melengkapinya dengan sensor sidik jari. Beralih ke MacBook Pro 13 inch, dengan chipset M1 performa dijanjikan 8 kali cepat dibanding pendahulunya. Sementara grafisnya 5 kali lebih ngebut dari lainnya. "Lebih cepat hingga 3 kali dari laptop Windows terlaris di kelasnya. Dapat playback 8K ProRes video di Resolve tanpa menurunkan satu frame pun," papar Shruti Haldea, Product Manager MacBook Pro. |
![]() |
MacBook Pro 13 inch Baterai MacBook Pro dijanjikan bertahan hingga 17 jam membuka web secara wireless atau 20 jam playback video. Alhasil diklaim masa pakai baterai terlama di Mac. Baik MacBook Air dan MacBook Pro sudah bisa dipesan saat ini di sejumlah negara dan akan tersedia mulai pekan depan. Apple membanderol MacBook Air USD 999 atau sekitar Rp 14,1 juta. Sementara MacBook Pro USD 1.299 atau kisaran Rp 18,3 juta. |
![]() |
Jajaran Mac baru dengan chip Apple M1 memang sudah dipastikan tak lagi mendukung instalasi OS Windows. Namun ternyata masih bisa menjalankan aplikasi untuk Windows. Aplikasi Windows di Mac M1 ini bisa dijalankan lewat aplikasi CrossOver 20 buatan CodeWeavers. Aplikasi ini sebelumnya memang lazim dipakai pengguna Mac yang ingin menjalankan aplikasi Windows. Namun itu hanya pada Mac dengan prosesor Intel, sementara Mac anyar kini sudah memakai chip M1 yang berbasis ARM, bukan x86 (atau tepatnya x64). Namun CodeWeavers baru saja memastikan kalau CrossOver 20 kini sudah kompatibel dengan jajaran Mac baru dengan chip M1. CrossOver sendiri adalah sebuah platform yang berbasis pada proyek open source bernama Wine, yang bisa menghadirkan 'lingkungan' Windows di macOS dan Linux. Atau dengan kata lain, lewat CrossOver pengguna bisa menjalankan aplikasi Windows tanpa perlu menginstal Windows, baik di macOS maupun Linux. Jadi, meski Apple dan Microsoft sudah mengkonfirmasi kalau Mac berbasis ARM tak lagi mendukung penggunaan Windows, CodeWeavers memastikan kalau CrossOver 20 bisa berjalan di Mac M1. CrossOver ini berjalan lewat teknologi Rosetta 2 buatan Apple, yang membuat Mac M1 bisa menjalankan aplikasi yang sejatinya dibuat untuk Mac berbasis Intel, demikian dikutip dari 9to5Mac. "Ini sangat mengagumkan jika anda mempertimbangkan kalau kami menjalankan perangkat Apple Silicon yang paling murah -- yaitu yang bakal mengalami throttle dan kekurangan satu core GPU. Saya tak bisa menjelaskan sehebat apa itu; di sana terjadi sangat banyak emulasi di dalamnya," ujar CodeWeavers dalam postingan blognya. Dalam video yang diposting oleh CodeWeavers terlihat kalau mereka sukses menginstal sejumlah aplikasi Windows di Mac M1, termasuk game populer Among Us versi desktop, atau bahkan game Team Fortress 2. Meski memang terlihat game tersebut agak tersendat ketika dijalankan. |
Copyright © 2013 this my world and Blogger Templates