Feature news

Tampilkan postingan dengan label science animal mouse. Tampilkan semua postingan

Ternyata Ini Penyebab Tikus Suka Gigit Kabel Mobil

Adanya pandemi membuat banyak orang harus menjalankan aktivitas sehari-hari di dalam rumah, mulai dari bekerja hingga menikmati hiburan.

 

Kendaraan yang mereka miliki mau tidak mau jarang keluar dari garasi, lebih banyak menghabiskan waktu dalam kondisi parkir. 

 

Hal ini mengundang satu masalah, yakni mobil atau motor tersebut jadi sasaran tikus.

 

Hewan pengerat itu diketahui sering masuk ke kompartemen mesin yang memang terbuka bagian bawahnya. 

 

Mereka kemudian melakukan aktivitas yang membuat pemilik kendaraan kesal, yakni menggigit kabel kelistrikan hingga putus.

 

Uniknya, hal ini terjadi justru pada mobil-mobil keluaran terbaru yang diproduksi 10-15 tahun belakangan ini. Ternyata hal itu ada penyebabnya.

 

Dilansir dari laman Carscoops, beberapa pemilik mobil mengeluhkan kondisi kendaraan mereka yang rusak atau mogok karena mendapat serangan dari tikus.

 

Mereka berusaha menyampaikan keluhan itu pada pihak diler, dan berharap bisa mendapatkan kompensasi. 

 

Ada yang berhasil, namun ada juga yang harus pulang dengan tangan hampa karena masalah tersebut tidak termasuk dalam perlindungan garansi maupun asuransi.

 

Lantas, apa penyebab kabel kelistrikan mobil dan motor jadi sasaran tikus? Jawabannya adalah material yang digunakan untuk melapisi kabel tersebut.

 

Hingga 15 tahun lalu, para produsen otomotif memakai senyawa yang terbuat dari minyak bumi untuk melapisi kabel supaya awet dan tahan lama. 

 

Namun seiring bertambahnya minat akan kendaraan, cara tersebut dianggap terlalu mahal.

 

Para ahli kemudian mencari solusi lain, yakni dengan menggunakan bahan yang terbuat dari kacang kedelai. 

 

Selain lebih murah, langkah ini juga dianggap lebih ramah lingkungan karena material yang dipakai berasal dari nabati.

 

Sayangnya, hal itu justru menimbulkan masalah baru pada para pemilik kendaraan, di mana hewan pengerat yang selalu lapar tertarik dengan bahan itu dan mengunyahnya hingga rusak.

Learn more »

Gemas! Tikus Pahlawan Diberi Medali

Jasa pahlawan tak hanya bisa ditemui pada sosok manusia, hewan pun ada. Contohnya adalah Masuki Magawa. Dia adalah tikus pertama yang diberi medali emas karena keberaniannya.

Magawa dianugerahi penghargaan setara George Cross oleh sistem penghargaan Inggris karena melakukan aksi yang dianggap sebagai tindakan kepahlawanan atau keberanian dalam keadaan bahaya yang ekstrem.

Selama bertahun-tahun, tikus dilabeli hewan kotor pembawa penyakit dan wabah. 

Berbeda dengan Magawa, dia dinilai pintar, navigator yang hebat, dan ahli dalam membersihkan ranjau darat yang dibuat oleh manusia.


Magawa adalah tikus berkantung raksasa Afrika yang dipekerjakan sebagai tikus pendeteksi ranjau darat di Kamboja. 

Dia dilatih oleh Anti-Personnel Landmines Removal Product Development (APOPO) di Tanzania untuk mendeteksi bau bahan kimia di dalam alat peledak. 

Tikus ini kemudian diterbangkan ke Kamboja untuk menyesuaikan diri sebelum ditempatkan di lapangan.

Dikutip dari IFL Science, tikus berkantung raksasa memiliki indra penciuman yang sangat baik. 

Dia membantu rekan manusianya dengan berbagai cara, mulai dari mengendus penyakit hingga memerangi kejahatan.

Mereka juga sangat efisien dalam mendeteksi ranjau darat, terutama dibandingkan dengan manusia yang mengandalkan detektor logam. 

Tikus ini langsung menuju ranjau darat yang dapat mereka cium, lalu menandainya dengan cakaran di tanah.

Area seukuran lapangan tenis bisa disisir olehnya dalam waktu 30 menit. 

Jika dilakukan oleh manusia, perlu empat hari untuk menyisir area yang sama menggunakan detektor logam yang kadang tidak akurat.

Magawa telah menemukan 39 ranjau darat, 28 persenjataan, membersihkan lebih dari 141.000 meter persegi tanah. 

Karena prestasinya ini, dia dipandang sebagai tikus paling sukses dalam sejarah APOPO.


Atas kerja kerasnya, dia dianugerahi Medali Emas People's Dispensary for Sick Animals (PDSA) dan disebut sebagai HeroRAT. 

Dari 30 hewan yang menerima medali serupa, sejauh ini Magawa adalah tikus pertama yang dianugerahi medali tersebut.

"Pekerjaan HeroRAT Magawa dan APOPO benar-benar unik dan luar biasa. 

Diperkirakan ada 4-6 juta ranjau darat tertanam di Kamboja yang tersebar antara tahun 1975 hingga 1998 dan menyebabkan lebih dari 64.000 korban," kata Direktur Jenderal PDSA Jan McLoughlin.

"HeroRAT Magawa secara langsung menyelamatkan dan mengubah kehidupan orang banyak yang terkena dampak ranjau darat ini. 

Setiap ranjau yang dia temukan mengurangi risiko kecelakaan bahkan kematian bagi penduduk setempat," tutupnya.

Learn more »