Feature news

Tampilkan postingan dengan label science plane. Tampilkan semua postingan

Penumpang Pesawat Masa Depan Duduk di Sayap

 

Mari perkenalkan Flying V, ini pesawat masa depan yang menempatkan penumpangnya duduk di bagian sayap. Apakah aman?

Agak mengejutkan memang, tapi seperti itulah konsep yang ditawarkan kendaraan masa depan itu. 

Flying V dikembangkan oleh para periset di Delft University of Technology, Belanda, bekerjasama dengan maskapai KLM.

Sebelumnya Flying V sudah lebih dulu dipresentasikan pada Juni tahun silam dan intensif dikembangkan saat itu. 

Pesawat ini dirancang agar dapat menampung sampai 314 penumpang di kedua sisi sayapnya, dengan dua kelas penerbangan.

Memang kehadirannya saat ini hanya sebatas replika saja, namun pesawat tersebut memiliki keunggulan yang luar biasa. 

Sebabnya, Flying V yang memiliki bentuk aerodinamis ini dirancang efisien bahan bakar dengan harapan dapat memangkas konsumsi bahan bakar yang cukup besar dibandingkan pesawat model lain.


Desain futuristik Flying V memang sangat unik, tidak hanya penumpang saja yang harus mengisi tempat duduk di bagian sayap, kargo dan tanki pun juga berada di bagian sayapnya yang besar.

Replika pesawat itu juga sudah sukses diterbangkan pada uji coba yang dilakukan di Jerman, yang mana panjangnya 3 meter dan beratnya 22,5 kilogram. 

Uji coba berjalan lancar dengan beberapa tes yang dilakukan seperti tes landas, manuver di udara sampai pendaratan dan hal teknis lainnya pun berlangsung sesuai rencana.

"Kalkulasi komputer telah memprediksi bahwa bentuk aerodinamis pesawat ini dan beratnya lebih ringan akan menurunkan konsumsi bahan bakar sampai 20% ketimbang pesawat paling maju saat ini," cetus para peneliti.


Dikutip dari CNN, masih perlu dilakukan banyak riset sampai pesawat ini dinyatakan siap beroperasi. 

Menurut Reolof Vos, pakar pesawat terbang dari Delft Univesity, isu terbesar mungkin terkait dengan kenyamanan penumpang saat akan mendarat dalam kondisi cuaca kurang baik.

Bukan tanpa kekurangan Flying V sebagai pesawat modern, sebab posisi penumpang yang ditempatkan di bagian sayap, membuat mereka harus merasakan sedikit guncangan ketika mengalami proses pendaratan yang tidak mulus. 

Hal tersebut sudah jelas membuat penumpang tidak nyaman, dan saat ini sedang dipikirkan solusinya.



Learn more »

Pesawat Listrik Terbesar Dunia Sukses Terbang untuk Pertama Kali

Tahun 2020 menandai keberhasilan pengembangan teknologi pesawat bertenaga listrik dengan suksesnya penerbangan Grand Caravan Cessna 208B. 

Pesawat komersial bertenaga listrik terbesar ini membuat rekor dengan terbang ke langit untuk pertama kalinya dan melakukan penerbangan tanpa emisi pada Mei 2020.

Grand Caravan Cessna 208B yang sudah sepenuhnya menggunakan tenaga listrik ini, lepas landas dari landasan pacu di Washington, AS pada 28 Mei 2020 waktu setempat, dan terbang selama 28 menit pada kecepatan 114mph (183 km per jam).

 Dikutip dari Slash Gear, pesawat yang disebut juga sebagai eCaravan ini dapat menampung 10 hingga 14 penumpang, namun dalam uji penerbangan perdana ini, pilot akan membawa pesawat tanpa penumpang.

magniX selaku perusahaan pembuat mesin, berharap pesawat listrik bisa memasuki layanan komersial pada akhir 2021 dan memiliki jangkauan 100 mil.

Sebelum pandemi COVID-19 melanda, penerbangan adalah salah satu sumber emisi karbon dan mendorong keadaan darurat iklim. 

Sejumlah perusahaan pun mengusahakan adanya pesawat bertenaga listrik.

CEO magniX, Roei Ganzarski, mengatakan saat ini operasional pesawat sangat mahal dan mencemari lingkungan. 

Sementara itu, pesawat listrik biayanya 40-70% lebih murah untuk hitungan per-jam penerbangan.

"Itu berarti maskapai dapat menerbangkan lebih banyak pesawat ke bandara yang lebih kecil. 

Ini pengalaman yang memangkas waktu satu tempat ke tempat lain, tanpa emisi CO2 yang berbahaya," ujarnya seperti dikutip dari The Guardian.

Ganzarski juga yakin bahwa semua penerbangan berjarak kurang dari 1.000 mil akan sepenuhnya menggunakan listrik dalam waktu 15 tahun mendatang. 

Namun menurutnya, masalah energi baterai saat ini bukan dalam posisi yang menjanjikan.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan terobosan besar dalam mengurangi berat baterai sebelum pesawat besar dapat diterbangkan dalam jarak yang signifikan, hanya dengan tenaga listrik. 

Sumber daya lain untuk pesawat yang juga sedang diuji adalah sel bahan bakar hidrogen dan biofuel.

Industri penerbangan sangat diatur ketat dalam memastikan keselamatan. 

Tetapi magniX berharap dengan peningkatan kemampuan pesawat bertenaga listrik yang ada, proses sertifikasi bisa lebih cepat diperoleh.

 Pada Juni 2019, perusahaan lain bernama Ampaire, menerbangkan pesawat yang ditenagai mesin bahan bakar fosil listrik hibrida di California, AS. 

Analis di bank investasi UBS saat itu mengatakan, industri penerbangan akan bergerak ke arah mesin hibrida dan pesawat bertenaga listrik untuk rute yang panjangnya kurang dari 1.000 mil dan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang.

Learn more »

Masa Depan Adalah Zamannya Pesawat Listrik

Tren transportasi listrik terus tumbuh. Sekarang ada mobil, bus, motor, sepeda, bahkan skuter yang bahan bakarnya ditenagai listrik. 

Bagaimana dengan pesawat listrik? Sepertinya, tak lama lagi kita sudah bisa melihat pesawat listrik mengangkasa.

Saat ini, sudah ada sejumlah perusahaan kedirgantaraan atau lembaga penerbangan yang mengembangkan pesawat listrik. 

Salah satunya adalah badan antariksa Amerika Serikat NASA. Mereka mengembangkan pesawat masa depan bertenaga listrik yang diperkenalkan pada 2019.

Hal ini menarik perhatian banyak pihak lantaran teknologi pesawat dengan listrik baru diperkenalkan oleh badan yang lebih dikenal cakupan mengurusi luar angkasa.

Dikutip dari Reuters, NASA pernah memamerkan model awal pesawat terbang bertenaga listrik pertama di dunia pada 2019 yang bernama X-57 Maxwell. 

Pada mesin utama pesawat listrik ini, dibenamkan 14 motor listrik yang ditenagai baterai ion lithium yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

Meski baru pertama kali diperkenalkan kepada umum, pengembangan pesawat terbang listrik ini rupanya sudah berjalan sejak 2015. 

Secara keseluruhan, desain X-57 Maxwell diadaptasi dari pesawat baling-baling bermesin ganda Tecnam P2006T buatan Italia.

Namun, dijelaskan NASA bahwa X-57 Maxwell masih memerlukan waktu sebelum melakukan tes terbang pertamanya. 

Untuk mengobati rasa penasaran akan pengalaman menggunakan pesawat listrik, untuk sementara waktu NASA membuat simulator yang memungkinkan para engineer dan pilot merasakan seperti apa rasanya sensasi menerbangkan X-57 Maxwell.

Learn more »

Mengenal Turbin Pesawat Sriwijaya Air, Begini Cara Kerjanya

 

Tim gabungan berhasil mengevakuasi turbin pesawat Sriwijaya Air SJ182. Apa dan bagaimana fungsi bagian pesawat yang satu ini?

Untuk menggerakkan sebuah pesawat terbang, di dalamnya terdapat mesin untuk menggerakkan pesawat ke depan dengan tenaga besar. 

Tenaga ini dihasilkan oleh daya dorong dengan tekanan besar sehingga menyebabkan pesawat dapat terbang dengan cepat.

Melansir dari Glenn Research Center NASA, semua pesawat memiliki mesin turbin dengan cara kerja yang prinsipnya sama. Pertama, mesin menghisap udara di depan dengan kipas.

 

Lalu kompresor meningkatkan tekanan udara. Kompresor dibuat dengan banyak bilah yang terpasang pada sebuah poros. 

Pisau berputar dengan kecepatan tinggi dan menekan atau menekan udara.

Udara terkompresi kemudian disemprot dengan bahan bakar dan percikan listrik menyalakan campuran tersebut. 

Gas yang terbakar mengembang dan meledak melalui nosel, di bagian belakang mesin.

Saat semburan gas melesat ke belakang, mesin dan pesawat didorong ke depan. 

Saat udara panas masuk ke nosel, ia akan melewati kelompok bilah lain yang disebut turbin. Turbin dipasang pada poros yang sama dengan kompresor. 

Memutar turbin menyebabkan kompresor berputar.

Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana udara mengalir melalui mesin. Udara melewati inti mesin dan juga di sekitar inti. 

Hal ini menyebabkan sebagian udara menjadi sangat panas dan sebagian menjadi lebih dingin. Udara yang lebih dingin kemudian bercampur dengan udara panas di area keluar mesin.

 


Mesin turbin bertenaga gas telah berkembang pesat sejak tahun 1903. Hal tersebut adalah tahun pertama turbin gas menghasilkan tenaga yang cukup untuk terus berjalan. 

Desainnya dilakukan oleh penemu Norwegia Aegidus Elling dan menghasilkan 11 tenaga kuda, yang merupakan prestasi besar pada saat itu.

Saat ini, mesin turbin gas hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran dan kebanyakan dari mereka menghasilkan lebih dari 11 tenaga kuda. Empat jenis utama mesin turbin yang terdiri dari:

 

1. Mesin Turbojet

 

Ide dasar mesin turbojet itu sederhana. Udara yang diambil dari lubang di depan mesin dikompresi menjadi 3 hingga 12 kali tekanan aslinya di kompresor. 

Bahan bakar ditambahkan ke udara dan dibakar dalam ruang bakar untuk menaikkan suhu campuran fluida menjadi sekitar 593° C hingga 704° C.

Udara panas yang dihasilkan dilewatkan melalui turbin, yang menggerakkan kompresor. 

Jika turbin dan kompresor efisien, tekanan pada pelepasan turbin akan hampir dua kali lipat tekanan atmosfer, dan tekanan berlebih ini dikirim ke nosel untuk menghasilkan aliran gas berkecepatan tinggi yang menghasilkan gaya dorong.

Pesawat Sriwijaya Air yang jatuh adalah pesawat jet. Maka, dia pun memiliki mesin turbin untuk turbojet.

 

2. Mesin Turboprop

 

Mesin turboprop adalah mesin turbin yang dipasang pada pesawat baling-baling. 

Turbin di belakang digerakkan oleh gas panas, dan ini memutar poros yang menggerakkan baling-baling. 

Beberapa pesawat kecil dan pesawat angkut ditenagai oleh turboprop.

Seperti halnya turbojet, mesin turboprop terdiri dari kompresor, ruang bakar, dan turbin, tekanan udara dan gas digunakan untuk menjalankan turbin, yang kemudian menghasilkan tenaga untuk menggerakkan kompresor.


 

3. Mesin Turbofan

 

Mesin turbofan memiliki kipas besar di bagian depan, yang menghisap udara. Sebagian besar udara mengalir di sekitar bagian luar mesin, membuatnya lebih senyap dan memberikan lebih banyak daya dorong pada kecepatan rendah. Sebagian besar pesawat saat ini didukung oleh turbofan.

Dalam turbojet semua udara yang masuk ke intake melewati generator gas, yang terdiri dari kompresor, ruang bakar, dan turbin. 

Dalam mesin turbofan hanya sebagian dari udara yang masuk ke ruang bakar.

 

4. Mesin Turboshaft

 

Ini adalah bentuk lain dari mesin turbin gas yang beroperasi seperti sistem turboprop. Itu tidak menggerakkan propeler. 

Sebagai gantinya, ini memberikan tenaga untuk rotor helikopter. 

Mesin turboshaft dirancang sedemikian rupa sehingga kecepatan rotor helikopter tidak tergantung pada kecepatan putar generator gas.

Hal ini memungkinkan kecepatan rotor tetap konstan bahkan ketika kecepatan generator divariasikan untuk memodulasi jumlah daya yang dihasilkan.


Learn more »