Feature news

Tampilkan postingan dengan label telegram. Tampilkan semua postingan

Telegram Sindir Fitur Baru WhatsApp, Disebut Ketinggalan Zaman

WhatsApp belum lama ini meluncurkan fitur transfer chat dari iPhone ke Android. 

 

Telegram langsung memanfaatkan momen ini untuk mengejek WhatsApp karena aplikasi milik Facebook itu dianggap ketinggalan zaman.

 

Beberapa hari yang lalu, WhatsApp mengumumkan peluncuran fitur transfer riwayat chat dari iPhone ke Android lewat Twitter. 

 

Ini merupakan salah satu fitur yang paling dinanti pengguna WhatsApp dan telah lama diuji coba.


Tapi Telegram sudah memiliki fitur serupa sejak lama. Aplikasi besutan Pavel Durov ini langsung membalas cuitan WhatsApp di Twitter dengan GIF dari film Jumanji dengan caption 'What year is it?'.

 

Telegram juga menyindir WhatsApp karena fitur ini masih tersedia secara terbatas. 

 

Saat ini fitur transfer chat WhatsApp baru bisa untuk memindahkan data dari iPhone ke Android, dan baru tersedia untuk perangkat Samsung.

 

Fitur transfer chat di WhatsApp dan Telegram memang memiliki cara kerja yang berbeda. 

 

Transfer chat di WhatsApp dilakukan langsung dari iPhone ke ponsel Android menggunakan kabel dan aplikasi Smart Switch, tanpa ada data yang dikirimkan ke WhatsApp.

 

Sedangkan Telegram memiliki fitur backup chat otomatis ke cloud, sehingga pengguna bisa berpindah dari iPhone ke Android atau sebaliknya tanpa perlu memindahkan data-data, seperti dikutip dari Gizchina.

 

Penggemar Telegram pun langsung ramai di Twitter melihat aplikasi messaging andalannya menyindir aplikasi pesaing. 

 

Saat ini sindiran Telegram itu sudah di-retweet lebih dari 1.400 kali dan di-quote tweet 801 kali.

 

"Mereka bahkan menjanjikan instalasi (WhatsApp) di tablet di masa depan," kata netizen Twitter.

 

"Luar biasa, transfer chat di 2021 dari ponsel ke ponsel, saya tidak bisa membayangkan," kata netizen lainnya dengan nada sarkas.


Ini bukan pertama kalinya Telegram menyerang WhatsApp di media sosial. 

 

Saat WhatsApp mengenalkan kebijakan privasi terbarunya yang kontroversial, Telegram merespons dengan meme peti mati. 

 

Telegram dan pendirinya juga terang-terangan mengajak pengguna WhatsApp untuk pindah ke platform-nya.

 

Saat ini popularitas Telegram memang sedang menanjak, meski belum mengalahkan dominasi WhatsApp. 

 

Belum lama ini Telegram masuk ke dalam klub aplikasi elit setelah diunduh lebih dari satu miliar kali di seluruh dunia.

 

GIF
15,3 rb
638
Salin tautan ke Tweet

 

 

Learn more »

Cara Dapat Centang Biru Akun Telegram

Sebagian akun Telegram mungkin termasuk punya kalian, perlu verifikasi centang biru untuk keperluan tertentu. 

Centang biru akan membuat kepercayaan terhadap sebuah akun meningkat karena menjadi penanda akun resmi.

Tim Telegram memastikan verifikasi akun resmi aktif dalam bentuk saluran, grup publik, atau bot bisa dilakukan dengan mudah sehingga semakin banyak pengguna bisa berinteraksi dengan akun resmi tanpa meragukannya lagi. 

Berikut ini cara mendapatkan centang biru akun Telegram seperti dikutip dari keterangan tertulis Telegram.


Verifikasi akun dengan minimal dua layanan lain

 

Telegram memverifikasi akun resmi dengan mengonfirmasi bahwa akun tersebut telah memverifikasi akunnya di setidaknya dua platform lain misalnya TikTok, Instagram, Facebook, YouTube, Twitter, VK, dan Snapchat.

Akun resmi perlu menambahkan tautan profil saluran Telegram mereka di platform ini, sehingga tim Telegram dapat mengonfirmasi bahwa mereka dimiliki oleh pemilik yang sama. 

Setelah ini selesai, pemilik akun perlu menghubungi Telegram @VerifyBot untuk verifikasi.

Untuk yang belum memiliki akun terverifikasi di dua platform lainnya, Telegram dapat memverifikasi akun resminya melalui Wikipedia. 

Jika pengguna memiliki halaman tidak sedang disanggah di Wikipedia, yang memenuhi Panduan Notabilitas Wikipedia, dan halaman tersebut mencantumkan tautan ke saluran, bot, atau grup publik di Telegram, maka dapat dihitung sebagai salah satu akun terverifikasi dari dua yang diperlukan.

Untuk organisasi, tautan ke saluran Telegram dari situs web resmi organisasi juga dapat dipertimbangkan. 

Bot akan menawarkan pilihan untuk memasukkan data dan komentar tambahan setelah memeriksa tautan media sosial.

 

Badge verifikasi akan diberikan ke halaman terverifikasi

 

Setelah mengikuti langkah-langkah verifikasi halaman, maka saluran, grup, atau bot yang berhasil diverifikasi akan menerima badge verifikasi berupa tanda centang di sebelah nama akun untuk membedakannya secara visual dari akun tidak resmi lainnya.

 

Tidak bisa edit nama halaman setelah diverifikasi

 

Saluran, grup, atau bot yang telah terverifikasi tidak dapat mengubah nama atau tautan pendeknya (t.me/...). Jika perubahan diperlukan, pemilik akun dapat menghapus status verifikasi terlebih dahulu dengan menghubungi @VerifyBot dan mengirim/membatalkan verifikasi akun dan melakukan verifikasi ulang menggunakan bot seperti di awal.


Dengan verifikasi ini, Telegram ingin memastikan interaksi yang aman antara pengguna dan akun-akun resmi, dan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa pengguna berinteraksi dengan saluran, grup, atau bot yang resmi yang dapat dipercaya oleh pengguna.

Learn more »

Jangan Asal Import Pesan WhatsApp ke Telegram!

Keamanan WhatsApp sering jadi diskusi dan dibandingkan dengan Signal atau Telegram. Fitur-fitur yang ada di antara ketiganya juga kerap dikomparasi.

Yang menarik pada awal-awal krisis mengguncang WhatsApp akibat kebijakan privasi baru, Telegram dengan terang-terangan mengajak pengguna WhatsApp untuk bermigrasi ke Telegram. 

Bahkan, Telegram menawarkan opsi untuk membawa serta history tukar pesan dari WhatsApp ke platformnya.

 

 

Tapi ada yang perlu jadi catatan nih. 

Zak Doffman CEO dari Digital Barriers menjelaskan bahwa tidak seperti WhatsApp dan Signal, Telegram adalah platform berbasis cloud.

"Dengan pengecualian niche 'obrolan rahasia', yang perlu diatur secara manual dan hanya berfungsi antara dua individu di satu perangkat, semua pesan Anda disimpan di cloud Telegram. 

Artinya, Anda dapat mengakses pesan tersebut dari banyak perangkat yang Anda inginkan, dan jika Anda kehilangan perangkat, Anda tidak kehilangan konten apa pun," jelasnya sebagaimana mengutip Forbes.

Tetapi itu juga berarti bahwa pertukaran pesan yang pengguna lakukan di Telegram tidak dienkripsi secara end-to-end. 

Ini adalah perbedaan penting untuk WhatsApp dan Signal, yang keduanya menawarkan keamanan itu. 

Telegram mengenkripsi pesan antara perangkat dan cloud-nya, serta antara cloud dan kontak. Tapi Telegram memegang kunci enkripsi ini.

"Dan meskipun ada kebijakan untuk mengamankan kunci-kunci tersebut, ini sama sekali tidak mendekati enkripsi end-to-end," sambung Doffman sebagaimana mengutip Forbes.

Telegram berpendapat bahwa cloud-nya lebih aman daripada Apple atau Google. 

Itulah salah satu alasan mengapa Telegram tidak pernah mengandalkan cadangan cloud pihak ketiga, tutur Founder Telegram Pavel Durov. Tapi ada opsi memudahkan proses 'migrasi' itu ternyata memiliki celah keamanan untuk konten yang selama ini kamu lindungi.

"Dia juga menunjukkan bahwa 'Obrolan Rahasia tidak pernah dicadangkan di mana pun', karena dienkripsi secara menyeluruh. 

Akan tetapi, dalam mengekspor riwayat obrolan WhatsApp ke cloud Telegram, Anda melakukan persis apa yang Durov jamin tidak terjadi dengan obrolan terenkripsi end-to-end Telegram sendiri. Ini adalah kontradiksi yang berbahaya," ungkap Doffman.

Sementara itu, Signal tidak menawarkan bentuk cadangan cloud apa pun. 

iMessage Apple memiliki opsi paling cerdas dari semuanya, yakni memperluas enkripsi end-to-end di seluruh 'pesan di cloud'. 

WhatsApp memang menawarkan cadangan tersebut, tetapi untuk alasan keamanan, opsi itu harus dinonaktifkan dalam pengaturan Anda - meskipun Anda akan kehilangan riwayat obrolan jika perangkat Anda hilang.

"Jadi, Anda tidak seharusnya mengekspor riwayat obrolan WhatsApp Anda ke cloud pihak ketiga mana pun, termasuk Telegram, tanpa sepenuhnya memahami bahwa dengan melakukan itu Anda menghapus keamanan yang saat ini melindungi konten Anda," sarannya.

Learn more »

Antara Signal dan Telegram Mana yang Lebih Aman?

WhatsApp belum lama ini mengenalkan kebijakan privasi baru yang dinilai kontroversial. 

Banyak pengguna WhatsApp yang memprotes kebijakan tersebut dan ramai-ramai mencari aplikasi messaging alternatif.

Saat ini ada dua aplikasi yang menjadi tujuan hijrah utama pengguna WhatsApp yaitu Telegram dan Signal. Keduanya sama-sama mengandalkan privasi dan keamanan sebagai fitur.

Tapi, seberapa aman Telegram dan Signal dibandingkan dengan WhatsApp? Setelah sebelumnya mengulik jumlah data yang dikumpulkan lima aplikasi messaging populer, kali ini kita akan mengulas fitur keamanan Telegram dan Signal secara lebih mendalam.

 

Telegram

 

Mengutip The Next Web, salah satu fitur andalan Telegram adalah pengguna yang ingin menambahkan pengguna lain hanya perlu menggunakan username, tidak perlu memberikan nomor teleponnya.

Jika melihat kebijakan privasinya, Telegram mengumpulkan nomor telepon dan kontak pengguna saat mendaftar pertama kali. 

Selain itu, mereka juga bisa mengakses username dan foto profil pengguna, serta data perangkat dan alamat IP untuk moderasi konten.

Jika pengguna menggunakan two-factor authentication lewat email, Telegram juga akan merekam data tersebut. 

Tapi aplikasi buatan Pavel Durov ini mengatakan data tersebut tidak digunakan untuk menampilkan iklan ke pengguna.

Perlu diketahui bahwa Telegram adalah layanan messaging berbasis cloud. 

Artinya, pengguna bisa mengakses akun yang sama di banyak perangkat sekaligus dan semua percakapannya selalu tersinkronisasi, tidak seperti WhatsApp.

Meski Telegram menggunakan enkripsi client-to-server, tapi percakapan di dalamnya tidak dilindungi enkripsi end-to-end secara default. 

Artinya, secara teknis siapapun yang bisa mengakses server Telegram bisa membaca percakapan pengguna.

Moderator dan bot Telegram bisa mengakses server untuk mencegah spam dan penyalahgunaan di platform. 

Satu-satunya cara untuk memastikan tidak ada orang yang bisa membaca percakapan adalah dengan menggunakan fitur Secret Chat yang menggunakan enkripsi end-to-end.

Telegram juga memungkinkan bot untuk berinteraksi dengan pengguna, dan mode privasi akan diaktifkan secara default agar bot tidak bisa membaca percakapan. 

Tapi jika bot ditambahkan menjadi admin grup, mereka akan bisa membaca pesan pengguna, walau tidak diarahkan ke mereka.

Meski Telegram mengizinkan bot untuk memfasilitasi pembayaran, semua transaksi ditangani oleh penyedia layanan pihak ketiga dan perusahaan tidak menyimpan data keuangan pengguna.

 

Signal

 

Signal menjagokan kebijakan privasinya yang tidak mengumpulkan data pengguna dalam bentuk apa pun. 

Pengguna masih harus memberikan nomor teleponnya saat membuat akun baru, tapi mereka sedang mencari cara agar tidak perlu mengumpulkan nomor telepon pengguna.

Untuk menemukan kontak, Signal mengirimkan nomor telepon yang telah dipotong dan diacak secara kriptografis. 

Nama kontak atau informasi lainnya tidak dikirim atau disimpan di server aplikasi.

Salah satu alasan Signal tidak mengumpulkan data sama sekali adalah karena mereka dikelola oleh organisasi nirlaba. Aplikasi ini tidak menampilkan iklan untuk pengguna, jadi tidak ada insentif bagi mereka untuk mengumpulkan informasi pengguna.

Signal juga merupakan aplikasi open source. 

Artinya semua kode untuk aplikasi bisa diakses secara publik, jadi sulit bagi pihak tidak bertanggung jawab untuk menaruh backdoor secara sembunyi-sembunyi.

Aplikasi ini menawarkan enkripsi end-to-end secara default untuk semua percakapan. Bahkan stiker yang bisa dikirim lewat Signal pun dilindungi oleh enkripsi khusus.

Signal menggunakan enkripsi berdasarkan Signal Protocol yang mereka kembangkan sendiri. Protokol ini juga digunakan oleh perusahaan lain termasuk WhatsApp dan Skype.

Selain enkripsi yang mapan, Signal juga memiliki sederet fitur privasi seperti layar keamanan agar preview aplikasi tidak bisa dilihat oleh orang yang mengintip. 

Pengguna juga bisa menggunakan password atau biometrik lainnya untuk mengamankan akun.

 

Kesimpulan

 

Telegram memang mengumpulkan lebih sedikit data dibandingkan WhatsApp, tapi percakapan di aplikasi ini tidak dilindungi oleh enkripsi end-to-end secara default. 

Meski Telegram tidak membaca semua pesan pengguna, hal ini tetap perlu menjadi perhatian.

Signal memang jauh lebih aman dibandingkan keduanya berkat enkripsi dan fitur-fitur keamanan lainnya. 

Tapi fiturnya mungkin jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Telegram dan WhatsApp.

Jadi pilih sesuai kebutuhan kalian ya. Kalau kalian, hijrah kemana nih? Boleh sampaikan opini di kolom komentar ya!

Learn more »