Niat Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA membangun jaringan komunikasi 4G di Bulan menuai protes.
Padahal, NASA sudah menggandeng Nokia
dengan menggelontorkan dana sebesar US$14,1 juta (sekitar Rp203 miliar)
untuk mengatur sistem komunikasi untuk para astronot dalam bentuk
suara, data, triangulasi dan video-on-demand.
Adalah Emma
Alexander, kandidat Doktor (PhD) bidang astrofisika di Universitas
Manchester, Inggris, yang menyatakan bahwa gangguan frekuensi radio
(RFI) adalah musuh jangka panjang astronom radio.
Dengan begitu, jaringan 4G bisa menjadi bencana untuk teleskop radio yang sangat sensitif.
Umumnya, seperti dikutip dari situs Space, Rabu, 30 Desember
2020, setiap lokasi teleskop radio meminta semua pengunjung untuk
mematikan smartphone atau ponsel pintar mereka karena itu dapat
mengganggu cara kerja teleskop.
Teleskop radio biasanya dibangun
di lokasi yang jauh dari kota, dalam upaya menghindari RFI.
Cara
tersebut membantu teleskop terhindar dari sinyal smartphone dan oven
microwave.
Namun, teleskop radio berbasis darat tidak sepenuhnya bisa
menghindari RFI dari luar angkasa seperti satelit atau jaringan
telekomunikasi Bulan di masa depan.
Menurut Emma, sumber utama RFI
baru di Bulan akan membuat teleskop semakin sulit untuk menyaring
gangguan dan fokus pada sinyal yang sangat redup.
Para astronom juga
menginginkan teleskop radio yang dibangun di sisi jauh Bulan. Selain
terlindung dari sinyal di Bumi, itu juga dapat mengamati pada frekuensi
radio terendah.
"Mengamati pada frekuensi radio rendah dapat
membantu menjawab pertanyaan mendasar tentang alam semesta, seperti
saat-saat pertama setelah big bang," ungkapnya.
Tak hanya jaringan 4G, mega constellation dari Satelit Starlink milik SpaceX, juga meresahkan para astronom.
Sebab,
satelit internet milik Elon Musk itu bisa menghambat pengamatan langit
berbasis darat dan kemungkinan terjadinya salah deteksi benda langit
karena satelit Starlink terlalu terang.
Anak usaha Nokia di
Amerika Serikat (AS), Bell Labs, akan menerapkan jaringan 4G pertama di
antariksa.
Tujuannya mendukung komunikasi di Bulan dalam jarak yang
jauh, kecepatan dan hal lain yang ditingkatkan dari standard yang ada
sekarang.
Perangkat 4G sebenarnya sangat murah. Namun dana
tersebut membengkak akibat diletakkan di lokasi yang tidak biasa.
"Akan
jadi komunikasi penting pada aplikasi transmisi data, termasuk
mengontrol kendaraan antariksa, navigasi di geografi Bulan, dan
streaming video dengan definisi tinggi," tulis Bell Labs dalam tweetnya,
pertengahan Oktober lalu.