Black box dalam kondisi direndam air Black box atau kotak hitam Sriwijaya Air SJ182 sudah ditemukan, berupa flight data recorder (FDR). Black box ternyata harus selalu direndam air. Seperti dilansir
dari Aerotime, black box mesti terendam di air untuk
mengaktifkan sensor underwater locator beacon (ULB). Dengan begitu,
benda ini bisa ditemukan saat tenggelam di air. ULB adalah
teknologi di dalam kotak hitam yang digunakan untuk mengirimkan sinyal
atau ping ketika sensornya menyentuh air. Fungsinya untuk memudahkan
black box ini ditemukan setelah kecelakaan pesawat yang terjadi di laut,
seperti kejadian yang menimpa Sriwijaya Air. Teknologi ULB bisa mengirimkan sinyal dari kedalaman laut hingga 4.200
meter. Semua kotak hitam memiliki suar pencari lokasi bawah air yang
dapat mengirimkan sinyal saat kontak dengan air.
Seperti diketahui, black box
hanyalah istilah saja. Benda ini berwarna oranye terang dan berbentuk
silinder bukan kotak. Warna oranye untuk memudahkan penemuan di dalam
air karena oranye adalah warna yang paling kontras di dalam laut. Black
box merekam data waktu, ketinggian, kecepatan angin, arah pesawat
hingga setiap keputusan pilot. Black box pun memiliki rekam suara di
kokpit yang memuat suara informasi seperti mesin hingga bunyi sinyal
darurat atau peralatan yang macet. Mengutip dari Flight Radar 24, black box terdiri dari dua kombinasi
perangkat yaitu CVR (Cockpit Voice Recorder) dan FDR (Flight Data
Recorder). FDR merekam beragam data tentang semua aspek pesawat saat
terbang dari satu tempat ke tempat lain. Sementara CVR merekam
percakapan di kokpit dan suara-suara seperti transmisi radio dan alarm
otomatis. Kedua informasi penting ini akan membantu tim KNKT mengidentifikasi penyebab kecelakaan. FDR Sriwijaya Air SJ182 sudah ditemukan, kini tim gabungan akan mencari CVR.
|
0 komentar: