Traditional Aceh Food 'Kuah Beulangong' / traditional Acehnese
cuisine made from meat mixed with jackfruit and eaten with white rice
1. Sejarah ganja di Indonesia
Tidak ada yang tahu pasti kapan ganja pertama kali masuk ke Indonesia.
Secara global, ganja disebut sebagai tanaman yang berasal dari dataran
tinggi Tibet tepatnya di Danau Qinghai.
Hal ini tercatat dalam jurnal
Vegetation History and Archaeobotany.
Sementara dalam Kamus
Sejarah Indonesia mengatakan ganja berasal dari Laut Kaspia dan mulai
ditemui di Jawa pada abad ke-10.
Tanaman ganja juga bukanlah tanaman
asli Indonesia jadi disinyalir ada yang membawa bibit ganja ke Indonesia
di masa lampau.
2. Perkembangan ganja di Indonesia
Dilansir dari BBC Inang Winarso selaku Direktur Eksekutif Yayasan Sativa Nusantara mengatakan kalau ganja pertama kali dibawa oleh pedagang dan pelaut Gujarat dari India ke Aceh.
Hal ini diperkirakan terjadi pada abad ke-14.
Saat
itu ganja digunakan sebagai alat pembayaran. "Ganja ditukar cengkeh,
kopi, lada dan rempah lainnya," kata Inang. Sementara di Mojokerto ada
Candi Kendalisodo yang memiliki pahatan berbentuk daun ganja.
Saat
itu ganja diklaim sebagai bahan untuk ritual keagamaan Hindu. Hal ini
sekaligus membuktikan kalau ganja lebih dulu dikenal di Jawa sebelum
masuk dan digunakan di Aceh.
3. Dijadikan obat herbal dan bahan masakan
Masyarakat Indonesia disebut-sebut sudah memanfaatkan ganja selama
ratusan tahun untuk berbagai kebutuhan. Ganja dimanfaatkan sebagai bahan
ritual, obat herbal, bahan makanan dan juga pertanian.
Masyarakat
Aceh termasuk yang paling aktif menggunakan ganja dalam kehidupan
sehari-hari. Ganja juga bahkan disebutkan dalam bab pengobatan kitab
kuno Tajul Muluk di Aceh.
Dalam kitab ini, ganja dijadikan obat untuk
penyakit kencing manis atau diabetes.
Dilansir dari laman resmi
Lingkar Ganja Nusantara, Kitab Tajul Muluk adalah sebuah naskah kuno
yang berasal dari Arab, dibawa masuk ke Aceh oleh saudagar dan pedagang
dari Persia serta Negeri Rum (Turki) sekitar abad ke-16.
4. Ganja jadi bumbu masak di Aceh
Banyak sumber menyebutkan kalau masyarakat Aceh kerap menambahkan ganja
pada masakannya agar rasanya makin sedap.
Beberapa masakan Aceh yang
dikenal dengan tambahan ganja antara lain kuah beulangong, kari buah
bebek, bubur rempah dan aneka makanan lainnya.
Tak hanya untuk
menambah rasa sedap pada masakan, ganja juga dijadikan campuran pada
kopi. Ganja seolah sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Aceh
selama ratusan tahun.
Tapi kini penggunaan ganja untuk campuran
bumbu masak sudah tidak lagi dilakukan.
Masakan Aceh terbukti tetap enak
dan lezat karena pada dasarnya diracik menggunakan rempah dan bumbu
yang berlimpah.
5. Larangan konsumsi ganja sejak 1976
Karena kerap dijadikan bumbu masak, ganja sempat menganggap ganja
sebagai rempah-rempah, yang derajatnya sama dengan lada, vanili, pala,
kunyit dan rempah lainnya.
Namun semua ini berakhir pada 1976 setelah
Presiden Soeharto mengesahkan UU Narkotika.
Ganja masuk dalam isu
internasional yang kemudian penggunaannya dilarang keras. Di Indonesia,
jika sebelumnya orang bisa bebas menggunakan ganja maka saat ini tidak
bisa lagi dilakukan.
Tidak ada lagi pengobatan herbal maupun masakan yang diracik dengan tambahan ganja.
Kini, pemakai dan pengedar ganja pun akan dijatuhi hukuman.
Bukan tanpa
alasan, Badan Narkotika Nasional mengeluarkan statement soal dampak
negatif ganja yang bisa memicu kerusakan otak. |
0 komentar: