Menyalip kekayaan seorang Jack Ma jelas bukan prestasi sembarangan. Hal itu baru saja dilakukan oleh Colin Huang yang usianya relatif masih muda, 40 tahun.
Kisah hidup pendiri e commerce Pinduoduo ini inspiratif, ia besar dalam keluarga yang biasa-biasa saja.
Colin
adalah orang terkaya kedua di China dengan total kekayaan bersih USD
45,4 miliar, di belakang bos Tencent, Ma Huateng. Posisi itu sebelumnya
dipegang pendiri Alibaba, Jack Ma, yang kini hartanya USD 43,9 miliar.
Dikutip dari South China Morning Post, Huang lahir pada 1980 di pinggiran Kota
Huangzhou. Ia hidup sederhana bersama orang tua yang bekerja sebagai
pegawai pabrik.
Sejak kecil, Huang senang matematika dan pandai di bidang itu. Ia
bahkan meraih medali di olimpiade matematika.
Prestasi itu membuatnya
diterima di SMA bergengsi, Hangzhou Foreign Languages School di Provinsi
Zhejiang.
Di situlah Huang bergaul dengan para siswa dari
kalangan elit, salah satu teman sekelasnya adalah putri walikota
Hangzhou.
Huang pun menjadi lebih nyaman dan percaya diri berteman
dengan kalangan powerful dan makmur di China.
Pada usia 18 tahun,
Huang pun diterima di jurusan Ilmu Komputer Zhejiang University, salah
satu kampus paling elit di China. Huang juga salah satu dari sedikit
mahasiswa yang mendapat beasiswa dari Melton Foundation.
Kuliah dan berkarir di Amerika
Otaknya
yang cemerlang membuatnya diterima magang di kantor Microsoft di
Beijing. "Pada waktu itu, gaji magang saya sudah lebih tinggi dari gaji
ibu," katanya dalam suatu wawancara.
Dia semakin maju dan pergi ke
Amerika Serikat mengambil jurusan master Ilmu Komputer di University of
Wisconsin.
Terkesan dengan otaknya, salah satu profesor
merekomendasikan Huang pada beberapa perusahaan raksasa teknologi
seperti Oracle, Microsoft dan IBM.
Ketiga
perusahaan itu menerimanya jadi karyawan, tapi Huang menolak semuanya
dan memilih melamar ke Google yang waktu itu belum setenar sekarang.
Huang masuk ke Google pada tahun 2004, di saat yang sama Google menjual
saham perdana.
"Microsoft sudah sangat kokoh. Waktu itu jika Anda ingin green card,
mungkin di sanalah tempat terbaik," katanya. Tapi ia lebih memilih ke
Google untuk membantu membesarkannya.
Sekitar 3 tahun bekerja di
Google, mesin pencari ini kemudian meraksasa. Huang pun mendapatkan
kompensasi uang tidak sedikit dan memutuskan resign pada tahun 2007,
lalu kembali ke tanah kelahirannya.
Huang mendirikan dua
perusahaan e-commerce di China, lalu sebuah studio game bernama Xumeng.
Game yang mereka buat memicu kontroversi karena banyak menampilkan
karakter wanita berpakaian minim.
Sukses lewat Pinduoduo
Tibalah
tahun 2015, Huang memulai Pinduoduo, saat pasar e-commerce China sudah
didominasi oleh Alibaba dan JD.
Tapi Pinduodo punya jurus berbeda untuk
menarik perhatian. Misalnya, pembeli hanya mendapat harga diskon jika
bisa menarik seseorang membeli barang yang sama.
Dengan demikian,
hal itu menjadi promosi gratis karena pembeli yang ingin diskon mengajak
temannya atau bahkan orang asing untuk ikut membeli.
Selain itu, pasar
terbesar Pinduoduo ternyata adalah di perkotaan kecil China yang
potensinya tinggi.
"Pasar online di kota top tier sudah dikuasai
pemain besar, sedangkan di perkotaan kecil masih punya potensi besar,"
cetus Neil Wang, analis di Frost and Sullivan.
Pinduoduo juga punya berbagai jurus lain untuk memikat user. Misalnya
pengakses dapat memainkan game dan mendapatkan hadiah jika mereka
beruntung.
Begitulah, Pinduoduo makin meraksasa. Penggunanya
mencapai 600 juta, hanya kalah dari Alibaba. Pada 2019, per hari mereka
rata-rata mendapatkan 54 juta pesanan paket.
Nama Huang pun makin diperhitungkan, apalagi kini ia telah mengalahkan kekayaan Jack Ma.
Salah satu yang membuat Pinduodo makin melesat adalah pandemi COVID-19 membuat penjualan online terus meningkat. |
0 komentar: