Dewa Putu Berata Pemilik Sanggar Seni Cudamani Bali digaet untuk mengisi
musik game Playstation 5 yaitu Kena: Bridge of Spirits Foto: Sui
Suadnyana/detikcom
"Saya bangga bisa mewakili Indonesia, Bali khususnya dalam hal ini
masuk ke tingkat dunia. Ya jujur sangat menyenangkan, walaupun situasi
seperti ini (COVID-19). Ya kita hadapi pasti ada jalan untuk bekerja
dengan baik," imbuh Dewa Berata. Dewa Berata menuturkan, kesulitan terbesar yang dialami dalam penggarapan musik video game Kena: Bridge of Spirits
ini karena dirinya dan Jason Gallaty tidak bisa duduk bersama akibat
pandemi COVID-19. Situasi itu menyebabkan keinginan dirinya dengan Jason
Gallaty tidak langsung bisa dikerjakan secara bersama. Berbeda
ketika 2019 lalu sebelum pandemi COVID-19, saat Jason Gallaty datang ke
Bali untuk rekaman. Saat itu keinginan satu sama lain antara Dewa Berata
dengan Jason Gallaty bisa diungkapkan dan langsung bisa dieksekusi
secara bersama. "Jadi challenge-nya ya karena situasi COVID-19 ini
juga. Itu challenge besar karena kita sulit juga ke studio dia, kan
tutup juga studionya," kata dia. Hasil akhir musik gamelan untuk game yang keren banget Rekaman
jarak jauh menjadi solusi yang diambil Dewa Berata dan Jason Gallaty. Sebabnya, jika Dewa Berata mengerjakan garapan tersebut di AS, dia
mengaku bakal sulit untuk mendapatkan musisi. Meskipun di sana ada grup
Gamelan Sekar Jaya untuk musik Bali, tetapi tidak boleh terjun begitu
saja karena harus ada penyesuaian waktu. "Itu kesulitannya. Selama
COVID-19 ini itu dah sulitnya. Saya sempat pulang (ke Bali) tahun lalu,
di sini dua bulan tahun lalu, dapat juga recording sedikit, saya pakai
dua (sampai) tiga orang mucisian untuk memenuhi permintaannya dia (Jason
Gallaty). Challenge-nya di sana di dalam bekerja itu butuh duduk
bersama. Waktu mulai COVID-19 sudah sulit sekali. Itu challenge yang
saya dapatkan," tuturnya. Kondisi
pandemi ini memaksa ada evaluasi rekaman musik dari jarak jauh. Dewa
Berata membuat musik tersebut di Bali kemudian dikirim ke Jason Gallaty
di Amerika Serikat. Jason kemudian melakukan penggabungan musik tersebut
dengan musik klasik barat. Hasil mix music tersebut kemudian dikirim
lagi ke Dewa Berata. Begitu terus dilakukan hingga musik dianggap sudah
bagus. "Ya masih lancar lah selama ini tidak ada sampai menyetop
karya kita," kata pria asal Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali itu. Seperti apa hasil akhirnya? Keren banget, detikers. Yuk dengarkan langsung musik gamelan Bali yang ada di game Kena: Bridge of Spirits. |
0 komentar: