Dua orang terkuat di Facebook yakni CEO Mark Zuckerberg dan COO Sheryl Sandberg dikabarkan bentrok karena berbeda pandangan soal cara menangani konten politik, terutama saat pemerintahan Donald Trump. Hal
ini terungkap dari kutipan buku 'An Ugly Truth: Inside Facebook's
Battle for Domination' yang ditulis oleh Cecilia Kang dan Sheera
Frankel. Buku ini mengumpulkan kesaksian dari mantan dan karyawan
Facebook saat ini di semua tingkat bisnis. Dalam
kutipan buku yang diterbitkan di New York Times, kedua penulis
mengklaim bahwa hubungan antara Zuckerberg dan Sandberg mulai berubah. Padahal saat di depan publik mereka tetap terlihat dekat dan
profesional, bahkan masih sering bertemu dua kali seminggu. Zuckerberg disebut sudah selaras dengan pandangan Sandberg
dibandingkan dengan saat ia pertama kali mempekerjakan Sandberg 13 tahun
yang lalu. Zuckerberg juga sering mengkritik cara Sandberg menangani
komunikasi terkait campur tangan asing di Pemilu Amerika Serikat dan
Cambridge Analytica. Juru bicara Facebook Dani Lever langsung
membantah klaim yang ditulis dalam buku tersebut. Lever mengatakan
penulis buku itu membuat narasi palsu berdasarkan wawancara selektif,
fakta yang dipilih-pilih, dan komentar dari karyawan yang tidak puas. "Keretakan
yang digambarkan oleh penulis antara Mark dan Sheryl dan orang-orang
yang bekerja dengan mereka itu tidak ada," kata Lever, seperti dikutip
dari Cnet. "Semua bawahan langsung Mark bekerja
erat dengan Sheryl, begitu juga bawahan Sheryl dengan Mark. Peran Sheryl
di perusahaan tidak berubah. Kutipan ini adalah serangan tipikal
terhadap pemimpin wanita -- menyangkal kekuasaan mereka, mengabaikan
kompetensi mereka, dan meminggirkan peran dan hubungan mereka,"
sambungnya. Buku ini menceritakan bagaimana awalnya Sandberg bekerja sebagai tangan kanan Zuckerberg untuk mengurus urusan politik karena ia dulunya memiliki pengalaman di Washington. Tapi
ketika Donald Trump menjadi presiden AS pada tahun 2016, Zuckerberg
mulai tidak setuju dengan pandangan Sandberg yang tidak menyukai Trump. Zuckerberg pun jadi semakin sering membuat keputusan politik sendiri. Juru
bicara Facebook membantah klaim yang menyebut bahwa keterlibatan
Sandberg dalam urusan kebijakan perusahaan semakin berkurang. "Mark dan
Sheryl telah menghabiskan lebih banyak waktu dalam urusan kebijakan --
termasuk mempekerjakan anggota yang lebih senior, termasuk Nick Clegg
yang melapor ke Sheryl," kata Lever. Salah satu kejadian yang
membuat hubungan keduanya renggang adalah saat video Ketua DPR AS Nancy
Pelosi yang dimanipulasi viral di Facebook. Zuckerberg memutuskan
membiarkan video tersebut di Facebook, tapi Sandberg berargumen video
tersebut harus dihapus karena melanggar aturan soal disinformasi. Penulis
buku itu mengklaim hal ini memperburuk hubungan antara Zuckerberg dan
Sandberg, apalagi Sandberg sedang berusaha membangun hubungan baik
dengan Pelosi. Kutipan buku ini diterbitkan tidak lama setelah Trump menggugat Facebook dan Zuckerberg
karena tidak terima akunnya telah dimatikan. Trump juga menggugat
Twitter dan CEO Jack Dorsey, serta Google dan CEO Sundar Pichai. Trump
mengklaim dengan dihapusnya akun media sosialnya dari platform
tersebut, ketiga perusahaan itu sudah melanggar hak Amandemen Pertama. Ia juga menyebut banyak tokoh konservatif yang disensor oleh ketiga
perusahaan tersebut. |
0 komentar: