Serangan Ransomware Terbesar di Dunia, Tebusannya Rp 1 Triliun!

Sindikat hacker REvil kembali beraksi, kini targetnya adalah perusahaan IT bernama Kaseya, yang terkena serangan ransomware dari sindikat yang diduga asal Rusia tersebut.

 

REvil mengklaim ransomware mereka itu menyerang lebih dari satu juta komputer dan meminta tebusan sebesar USD 70 juta dalam bentuk bitcoin. 

 

Jika benar yang terdampak dari ransomware sebanyak itu, tampaknya ini adalah serangan ransomware terbesar sampai saat ini.

 

Kaseya adalah perusahaan yang menyediakan software untuk perusahaan-perusahaan kecil yang tak mempunyai divisi IT sendiri. 

 

Dengan model bisnis seperti itu, bukan tak mungkin korban dari ransomware ini sangat banyak.

 

Serangan ransomware yang berlangsung sejak Jumat lalu ini, menurut CEO Kaseya Fred Voccola, melumpuhkan sekitar 1.500 usaha yang tersebar berbagai negara. 

 

Korbannya adalah klien dari mulai dokter gigi, sekolah, sampai supermarket.


Saking besarnya dampak dari ransomware ini, Presiden AS Joe Biden sampai memerintahkan FBI dan CISA untuk menyelidiki pelaku serangan tersebut. 

 

Ia pun menegaskan akan mengambil tindakan jika ternyata Rusia ada di balik serangan tersebut.

 

"FBI dan CISA akan menghubungi korban yang sudah teridentifikasi dan akan memberikan bantuan dari penilaian dampak terhadap keamanan nasional," ujar Anne Neuberger, Deputy National Security Advisor for Cyber and Emerging Technology.

 

Ini bukan pertama kalinya Kaseya menjadi korban serangan ransomware, karena pada Juni 2019 lalu mereka pun pernah terkena ransomware yang diduga juga berasal dari REvil.

 

Peneliti keamanan Marcus Hutchins menganggap nilai tebusan yang diminta REvil itu terlalu besar. 

 

Menurutnya, dampak dari ransomware itu terlalu dibesar-besarkan oleh REvil yang bertujuan untuk meminta uang tebusan lebih banyak.

0 komentar: