Ikan mas hias
tampak menarik untuk dipelihara di rumah. Akan tetapi ternyata jika
dibuang atau dibebaskan ke danau atau sungai, ikan mas ini bisa tumbuh
sangat besar dan menjadi persoalan berbahaya bagi lingkungan. Kasus
ini terjadi di Burnsville, Minnesota, Amerika Serikat, tepatnya di
Danau Keller. Otoritas di sana menyatakan beberapa ikan mas raksasa
ditemukan di danau tersebut. Disebut raksasa karena tidak seperti saat
dipelihara di akuarium atau semacamnya, ikan mas ini dapat tumbuh sampai
38 centimeter. Padahal ikan mas yang dipelihara di akuarium rumah
biasanya tumbuh hanya hingga sekitar 5,1 cm. Diduga ikan mas itu
dibuang sembarangan oleh warga yang awalnya memeliharanya. Pemerintah kota setempat pun memperingatkan penduduk jangan melakukan
perbuatan itu karena ikan mas dapat turut menyebabkan penurunan
kualitas air dengan mengacak-acak sedimen dan mencabut tanaman. Dengan
kata lain, ikan mas raksasa ini dianggap sebagai hama. "Please jangan lepaskan ikan mas
peliharaan ke kolam atau danau. Mereka tumbuh lebih besar dari yang
Anda pikir dan berkontribusi pada kualitas buruk air," sebut mereka di
Twitter, lengkap dengan foto ikan mas ukuran jumbo Puluhan ekor ikan mas raksasa ini telah ditangkap. Saat ini, sedang
coba dihitung seberapa banyak ikan mas yang berada di danau tersebut. "Kami mendapatkan laporan dari warga tentang beberapa kelompok ikan mas
besar. Sebagian melihatnya dari kapal," Caleb Ashling, pakar lingkungan
kota itu. "Mengejutkan
bahwa ikan ini bisa tumbuh sedemikian besar. Mereka tidak seperti yang
biasa Anda lihat di toko hewan," tambahnya seperti dikutip dari CNN. Semakin
banyak populasi ikan mas di danau, dikhawatirkan tanaman air semakin
tidak berkembang dan berdampak juga pada spesies asli. Misalnya, spesies
asli itu jadi kelaparan karena serbuan ikan mas. Di satu sisi ikan mas memang menarik sebagai peliharaan, tapi dianggap buruk bagi alam sekitar jika dilepas. "Seluruh ikan mas
pada dasarnya adalah spesies invasif di seluruh dunia. Di seluruh
Amerika Utara, Australia, sebagian Eropa, mereka sungguh menyebar luas,"
cetus Przemek Bajer, akademisi University of Minnesota. |
0 komentar: