| Nyai Giri Kencono ialah sosok penguasa gaib yang digambarkan sebagai 
seorang wanita dengan tubuh harimau. Nyai Giri Kencono saat masa 
pembangunan stasiun meminta tumbal seperti kepala kerbau serta kepala 
dan jari manusia.  Kepala kerbau ditanam di lahan yang akan digunakan pada sebuah 
upacara simbolik. Sement jararai dan kepala manusia dipilih secara 
langsung oleh sosok gaib tersebut.Semua tumbal manusia yang dipilih didapatkan dari masyarakat sekitar 
yang dipekerjakan oleh pihak Kolonial Belanda untuk membangun Stasiun 
Tugu Yogykarta. Sedikit berbeda dan aneh, prosesi penumbalan dilakukan 
secara bertahap dengan satu korban setiap bulannya. 
 Penumbalan pertama terjadi pada 18 Februari 1886 dimana seorang 
pekerja mendadak jatuh saat memasang tembok. Kepalanya terbentur bahan 
material hingga tewas di tempat. Seorang mandor kemudian melakukan prosesi penumbalan dengan memenggal
 kepalanya dengan kapak.  Kepala itu kemudian ditutupi dengan kain hitam 
di atas baki bambu lengkap dengan bunga-bunga ubo rampe.  Setelah prosesi
 ritual penumbalan selesai, kepala tersebut ditanam di bawah tegel pintu
 masuk (pintu dalam atau bangunan lama). Dilanjutkan penumbalan kedua ditanggal 23 Maret 1886, kali ini 
dilakukan saat seorang pekerja lembur tiba-tiba kerasukan siluman kera.  Pekerja yang kesurupan terus berlari menuju peron selatan kemudian 
berhenti dan mengambil golok.  Dengan sekuat tenaga sang pekerja tersebut memenggal kepalanya 
sendiri hingga kepalanya terjatuh pada sebuah lubang galian yang akan 
dibuat pondasi.  Prosesi ritual kedua sedikit berbeda, yang dibungkus 
kain hitam adalah bagian badan yang selanjutnya diguyur dengan darah 
ayam cemani.  Tubuh dikuburkan berdekatan dengan bagian kepala yang telah
 terpisah. Prosesi ritual kedua sedikit berbeda, karena yang ini dibungkus 
dengan kain hitam dan kemudian bagian badan yang selanjutnya diguyur 
dengan darah ayam cemani.  Tubuh dikuburkan berdekatan dengan bagian 
kepala yang telah terpisah. Penumbalan terakhir terjadi pada 07 April 1866 saat seorang masinis 
mencoba lokomotif yang digunakan untuk mengangkut material bangunan.  Ketika lokomotif berjalan mundur tiba-tiba menabrak seorang pekerja yang
 sedang memperbaiki rel. Bagian kepala pekerja terpenggal oleh roda 
lokomotif di peron utara.  Kepala dibungkus dengan kain merah, sedangkan badan dibungkus kain 
kuning. Kepala lalu ditanam di ruang dalam dan badan ditanam di peron 
utara jalur satu (sekarang jalur empat). Cukup menyeramkan dan membuat bulu kuduk kita beridirikan. Bagi Anda 
yang sangat penasaran, bisa langsung kunjungi Kota Yogyakarta, tepatnya 
di Jalan Malioboro. | 
0 komentar: