Kisah Nyata Tukang Cilok Sukses Jadi YouTuber Raup Rp 10 Juta/Bulan

Kampung YouTuber di Banyumas tidak hanya menghasilkan sosok Siboen. Ada lagi Tirwan, tukang cilok yang ikut sukses lewat YouTube.

Siboen Chanel (dengan satu 'n') adalah akun YouTube yang punya 1,22 juta subscribers dan 2.032 konten video. 

Siswanto (38) atau Siboen --panggilan akrabnya-- adalah perintis Kampung YouTuber di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

Salah satu binaan Siboen adalah Tirwan (45), pedagang cilok keliling di desanya yang kadang masih kesulitan dalam membaca dan penghasilannya pas-pasan dengan berjualan cilok. 

Dia memantapkan niatnya untuk mencari penghasilan yang lebih baik lewat YouTube dengan akun Angger Pradesa.

Kisahnya dimulai ketika dirinya yang berdagang cilok keliling desa ini melihat anak-anak tengah menonton video YouTube milik Siboen. 

Meskipun dirinya mengenal baik Siboen, tapi dia tidak tahu jika Siboen sukses berawal dari kontennya di YouTube. 

Dengan penghasilan yang pas-pasan, dirinya mendatangi Siboen dengan niat merubah nasib.

"Jadi pas waktu itu saya ada temen yang lagi buka handphone di YouTube itu ada youtubers terkenal, namanya Siboen, saya waktu itu bingung Siboen siapa sih, padahal saya masih satu desa sama Siboen, tapi saya tidak tahu," ujar Tirwan awal pekan lalu.

Tirwan akhirnya mendatangi Siboen hingga akhirnya diajari. 

Saat itu dia diminta untuk ngevlog sambil berdagang cilok, tapi karena dia tidak memiliki handphone kamera, dia sempat dipinjamkan oleh Siboen. 

Sampai akhirnya dia nekat bongkar celengannya untuk membeli sebuah handphone yang memiliki kamera.

"Akhirnya setelah saya berhasil beli, malam harinya diajak penelusuran oleh Mas Siboen, streaming cerita misteri. 

Beberapa hari jam tayang dan subscriber itu penuh, sambil berjalan dan dagang sambil mencari modal buat beli tripod," ujarnya.

Kini, dua tahun berjalan mengikuti jejak Siboen, Tirwan sudah memiliki lebih dari 90 ribu subscribers dan memiliki penghasilan lebih dari Rp 10 juta perbulannya. 

Kontennya kini tidak lagi berjualan cilok, dia telah beralih membuat konten kuliner masakan khas pedesaan. Nama akunnya adalah Angger Pradesa.

"Sangat bahagia sekali (dapat penghasilan) ternyata tidak sia-sia kita main di YouTube dan tidak sia-sia kita buang-buang kuota dan juga buang waktu. 

Ternyata kalau kita fokus, dan juga kreatif di bidang itu, Insya Allah menghasilkan, dan alhamdulillah kita juga dapat merasakan," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan jika banyak kemajuan di desanya yang sangat dirasakan setelah Siboen mengajari warga di desanya itu untuk membuat konten YouTube di Kampung YouTuber.

 

BUMDes dan Rencana Studio Desa

 

Kepala Desa Kasegeran, Saifudin yang telah menjadi Kades selama tiga periode mengenal betul sosok Siboen. 

 

Dirinyalah yang mengirim Siboen ke Panti Rehabilitasi Antasena hingga akhirnya sukses dan mengangkat nama Desa Kasegeran.

"Setelah Mas Siboen menjadi Youtuber dan dia memberikan ilmunya kepada rekan rekan pemuda, ini ada 37 anak muda yang sekarang ikut menjadi anggota YouTuber," jelasnya.

Saat ini, lanjut dia hampir rata-rata pemuda yang mengikuti jejak Siboen sudah meninggalkan profesi awalnya sebagai pekerja kasar. 

Dia juga memantau, kehidupan warganya itu berangsur lebih baik dari sebelumnya.

Untuk mendukung kegiatan di Kampung YouTuber, pihak desa mendukung dengan memberikan akses internet desa. 

Bahkan Siboen diberi tanggung jawab sebagai Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wira Gemi. 

Selain itu juga dia memfasilitasi ruangan yang rencananya akan digunakan sebagai studio desa yang nantinya mengangkat segala potensi desa Kasegeran.

"Kita sedang buat studio desa, tapi belum digunakan, baru ruangan. 

Rencana ke depannya untuk digunakan Siboen dan pemuda nanti untuk sebagai media elektronik desa, untuk sosialisasi terkait pembangunan, masalah anggaran, kebudayaan, kepemudaan, keagamaan," imbuhnya.

Saat ini belum ada perhatian khusus dari Pemkab Banyumas terkait potensi yang dimiliki Desa Kasegeran. 

Namun dia tetap berupaya mendorong pemerintah daerah agar memperhatikan pemuda di desanya tersebut.

0 komentar: