Kampung YouTuber di
Banyumas dan sosok Siboen sebagai pionirnya, kini sudah dikenal banyak
orang. Semua itu karena Siboen tak mau menyerah dengan keadaan. Siswanto (38) dengan akun YouTube-nya Siboen Chanel kini punya 1,22 juta subscribers dan 2.032 konten video. Kampung YouTuber di Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas juga sudah terkenal. Namun
di balik kesuksesan Siboen saat ini, ternyata memiliki jalan cerita
yang sangat memilukan. Siboen berbagi kisahnya berjuang dalam obrolan, Senin (7/6/2021) lalu. Mengawali kisahnya, Siboen mengatakan dirinya hanya lulusan SD dan
bukan dari keluarga yang mampu. Ayahnya hanya seorang pedagang keliling
saat ada acara hiburan desa dan ibunya yang seorang pedagang sayur. Siboen membantu orangtuanya berjualan, namun karena masalah biaya
akhirnya Siboen putus sekolah. Setelah
lulus SD sekitar tahun 1996, dirinya yang masih remaja ini mengadu
nasib ke Jakarta sekitar tahun 1997 hingga 1998. Saat kerusuhan Mei 1998
terjadi, Siboen terpaksa pulang ke desanya demi keselamatan jiwa. Masa
remaja yang tidak menentu pada Siboen dan kawan-kawan, membuatnya
dianggap oleh warga kampung sebagai anak nakal. "Jadi dulu kita
anak muda yang nakal-nakalnya anak muda, namanya di kampung. Tapi kita
sebenarnya bukan anak nakal, tapi anak putus sekolah, jadi kita mau
ngelanjutin sekolah orangtua tidak mampu membiayai, sehingga berhenti di
sekolah dasar," kata Siboen. Mengetahui hal tersebut, Kepala Desa
Kasegeran, Seifudin yang pada tahun 1999-2000 menjabat periode pertama
menyampaikan jika ada program pelatihan gratis untuk anak anak putus
sekolah dan anak-anak tidak mampu. Dari situ dirinya sangat tertarik
untuk ikut berangkat mencari ilmu ke Panti Rehabilitasi Antasena di
Magelang agar dapat lebih baik ke depannya. "Saya berangkat
kesana, saya tidak tahu kalau Antasena itu panti rehabilitasi anak
nakal, jadi saya seperti terjebak sebenarnya. Tetapi saya tidak
perdulikan itu, intinya ilmunya," ujarnya. Satu
tahun dirinya belajar di panti tersebut hingga menguasai ilmu mekanik
otomotif motor sebagai lulusan terbaik se-Indonesia. Dia belajar karena
memang niat, bukan karena dipaksa, bukan karena kenakalan, dan bukan
karena kesalahan. "Karena ini sudah jalan Tuhan, jadi di sana saya
banyak belajar, bahwa kenakalan itu tidak akan berguna jika kita tidak
berubah. Tetapi kenakalan itu akan berguna, jika kita manfaatkan
kenakalan itu menjadi energi untuk kita menjadi lebih baik, karena orang
hebat itu sisa dari kenakalan dan kesalahan," tuturnya. Sebagai
lulusan terbaik, dirinya langsung diminta bekerja di Yogyakarta hingga
Jakarta. Namun pada akhirnya dirinya kembali ke desanya untuk membuka
bengkel secara mandiri dan menikah. Siboen banting tulang
menafkahi keluarga. Dia membuka bengkel dan menjadi pemulung rongsokan. Ditambah istrinya kala itu tengah hamil anak ketiganya dan akan
membutuhkan biaya. Sementara, bengkel tidak dapat dijadikan andalan
untuk pemenuhan kebutuhan. Segala jenis pekerjaan dilakoni dan Siboen
tak mau menyerah.
Merintis YouTube "Sebelum
saya ke YouTube, sudah banyak hal yang saya lakukan untuk cari tambahan
penghasilan. Dari cari rongsok, keliling setiap habis bengkel tutup,
bawa magnet sambil ngurut jalan, bawa gendong keranjang, kantong
plastik, botol plastik saya masukkan tidak mengubah. Kemudian jadi
pedagang kedelai petani di kampung. Saya jual keliling, bantu nanti ada
hasilnya dibagi, itu juga tidak merubah apa apa," ceritanya. Hingga
pada suatu hari dirinya mendengar melalui televisi jika ada beberapa
YouTuber yang sukses dengan pendapatannya. Rasa penasaran tersebut
membuat dirinya mencari tahu di Google untuk bisa mempunyai penghasilan
dari YouTube. "Akhirnya saya menggali dan saya buka YouTube cara
mendapatkan uang dari YouTube. Di situ saya mendapati video tutorial
cara menjadi mitra YouTube, saya belajar otodidak dari Google dan juga
dari YouTube. Itu yang jadi awal dorongan saya ke YouTube," ujarnya. Di
tahun 2016, untuk pertama kalinya, dia membuat channel YouTube Siboen
Nugroho, tentang komedi yang dimainkan oleh anak-anak di desanya. Apakah
langsung sukses? Tentu tidak, channelnya tidak laku, tapi Siboen
lagi-lagi tidak menyerah. "Selama tiga bulan proses pembuatan 5
video komedi ini dan jadi, lalu saya upload ke Siboen Nugroho ini tidak
ada minat menonton, warganet tidak ada yang tertarik menonton. Akhirnya
saya berhenti membuat konten komedi. Saya berfikir saya tidak berjodoh
cari rejeki di YouTube," jelasnya. Padahal
saat itu untuk memproduksi video YouTube tersebut dirinya memakai
handphone hasil menggadaikan perhiasan milik istrinya. Frustrasi,
cicilan kredit HP tetap berjalan, Siboen nyaris menyerah. "Setelah
berhenti, dalam kefrustasian konten tidak laku, cicilan handphone masih
jalan, di bengkel sepi, saya mulai berfikir lagi, sudah kredit masa
tidak dimanfaatkan," lanjutnya. Hingga pada suatu saat ketika
tengah menyervis salah satu motor, dia diminta untuk membuka tutorial
mesin di YouTube oleh pelanggannya. Namun tutorial tersebut rumit,
bahkan untuk ukuran montir seperti Siboen. Dari situlah dia
berfikir untuk membuat konten YouTube tentang otomotif yang dapat
dipahami semua orang. Konten YouTube otomotif inilah yang kemudian
mengubah nasibnya 180 derajat. Konten YouTube otomotif ini menjadi awal
dari popularitas Siboen dan lahirnya Kampung YouTuber. "Inspirasi
saya main YouTube itu tadi, melihat konten tutorialnya itu susah
dimengerti. Saya seorang mekanik saja nonton kesulitan memahami, jadi
ada dorongan saya bikin. Di lain sisi kenapa saya terdorong, tadinya
ingin punya pendapatan," ucapnya. Bagaimana Siboen berjuang membangun channel YouTube-nya? Tunggu cerita selanjutnya tentang Kampung YouTuber! |
0 komentar: