Instagram Jajal Gantikan Swipe Up Pakai Stiker Link, Alasannya?

Instagram tergolong rajin memoles aplikasinya untuk meningkatkan pengalaman pengguna. 

Namun perubahan yang baru-baru ini diberikan malah banyak dipertanyakan bahkan diprotes para pengguna, terutama mereka yang memiliki banyak follower.

Dilaporkan saat ini Instagram sedang menguji coba menggantikan swipe up di Stories dengan sticker link. 

Wajar jika para pengguna memprotesnya, karena keberadaan fitur tersebut sangat penting.

Swipe up memudahkan pengguna saat berbagi informasi. Follower hanya tinggal men-swipe postingan IG Stories untuk membuka link.

 

Jika nantinya swipe up digantikan stiker link, follower harus menekan stiker link untuk menuju tautan yang diberikan. 

Berdasarkan pantauan, memang tidak semua pengguna mengalami perubahan tersebut. Instagram menjajalnya secara terbatas.

oba menghubungi pihak Instagram terkait perubahan ini. Ada sejumlah alasan yang dikemukakan media sosial milik Facebook ini.

"Kami terus berupaya untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam memakai Instagram Stories, dan uji coba stiker baru ini pun memungkinkan pengguna kami untuk lebih kreatif saat menambahkan tautan ke dalam Stories mereka," ujar juru bicara Facebook.


Stiker Like Foto: Nexilia

 

Lanjut disampaikan Instagram, berbagi link atau tautan memberikan cara baru untuk mendukung kegiatan sehari-hari pengguna, serta membagikan hal yang penting. 

Dan pihak Instagram menyadari berbagi tautan dengan menggeser layar ke atas telah menjadi sebuah cara dan hal penting khususnya bagi organisasi dan institusi pendidikan demi mendorong perubahan seputar kesetaraan dan keadilan sosial selama setahun terakhir.

Namun Instagram berupaya memudahkan pengguna membagikan tautan dari pengguna lain yang dinilai penting. Karenanya mereka coba mengadopsi stiker link.


Saat ini uji coba stiker link masih terbatas ke sebagian kecil pengguna, namun akan memperluasnya dalam beberapa waktu ke depan. 

Selain itu Instagram terus berupa mengurangi penyebaran misinformasi di platformnya.

"Kami (saat ini) fokus untuk meneliti dan mengembangkan solusi dalam mengontrol risiko pelaku kejahatan, spam, dan penyebaran misinformasi yang mungkin timbul dari fitur ini," terang juru bicara Facebook.


0 komentar: