Gelombang pertama tercatat muncul di Amerika pada Maret 1918, meskipun
tidak terlacak asalnya dari mana.
Gelombang pertama relatif bersifat
lokal lalu mereda. Data dari Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) Amerika, mencatat ada 100
kasus di pangkalan militer Camp Funston, Fort Riley, Kansas.
Ketika
mereda, di situlah orang-orang salah perhitungan, di sangka wabah flu
ini selesai sepenuhnya.
Kesalahan pertama adalah, Amerika saat itu
terlibat Perang Dunia I tahun 1918, terjadilah mobilitas orang
besar-besaran ke Eropa berupa pengiriman ratusan ribu tentara ke medan
perang.
"Ratusan ribu tentara Amerika pergi menyeberangi Samudera Atlantik untuk
berperang. Pergerakan tentara secara massal menyebabkan penyebaran flu
secara global," kata CDC.
Kesalahan kedua adalah menutupi
informasi terkait wabah. Tidak boleh ada pemberitaan soal penyakit dan
kematian pada media massa di Jerman, Inggris, Prancis dan AS gara-gara
Perang Dunia I.
Semua itu demi menjaga semangat tentara yang berperang.
Akibatnya fatal, tidak ada orang yang waspada dan terjadilah gelombang kedua Flu Spanyol
pada September-November 1918 di seluruh dunia.
Spanyol yang tidak
ikutan perang, berani duluan memberitakan pandemi ini sehingga warga
dunia mengira flunya berasal dari Spanyol.
"Gelombang kedua atau
gelombang musim gugur menyebar global dari September ke November 1918
dan jauh lebih fatal," kata Taubenberger dalam risetnya. |
0 komentar: