“Sebelumnya dagang di luar, semenjak ada bantuan dari Global Wakaf –
ACT, alhamdulillah bisa berdagang di rumah. Jadi suami dagang di luar,
saya dagang di rumah.
Kalau ada orderan paling saya kerjakan malam
hari,” kata Reni menjelaskan kesehariannya pada Rabu (17/2/2021) lalu.
Mereka tadinya merupakan karyawan sebuah di sebuah perusahaan yang pada
tahun 2008 memutuskan untuk berhenti ketika perusahaan itu merger
dengan perusahaan lainnya.
Awalnya mereka memiliki sebuah toko es teh yang sedang trend saat
itu. Dari satu stan bisa bercabang ke 4 stan dan memiliki karyawan
sendiri.
Namun akhirnya tren tersebut turun juga sampai akhirnya satu
per satu stan es teh mereka mesti tutup.
“Dari
empat, sampai dua, sampai satu, sampai kita enggak ada karyawan sampai
kita jaga sendiri. Kita letaknya di stasiun Depok Lama.
Pas kemarin
PSBB, bulan Maret tahun kemarin, itu penjualan sudah menurun. Pemasukan
sudah enggak sesuai sama pengeluaran lagi, akhirnya pas PSBB itu kita
mundur,” cerita Reni.
Sempat tiga bulan Reni dan suami bertahan di rumah sambil memikirkan
usaha apa yang akan mereka jalankan.
Selepas Lebaran, tepatnya di bulan
Juli 2020, mereka mulai lagi dari awal dengan berjualan bubur dan modal
tersebutlah yang digunakan untuk memproduksi roti balok serta aneka
makanan lainnya yang bisa dibuat Reni.
“Kita modal seadanya dahulu.
Untuk bikin gerobak saja seadanya. Jadi bikin sendiri buat dagang di
sana (pinggir jalan),” kata Reni.
Sampai sekarang mereka masih berjalan, mencoba bangkit kembali
setelah sempat dihadang pandemi.
Sang suami masih berjualan di pinggir
jalan, sementara sehari-harinya Reni juga menerima pesanan roti balok
dan donat yang bisa mencapai 12 boks.
“Lebih banyak yang offline, kalau
yang online seminggu 3 kali paling. Perbandingannya ada 70% offline, 30%
online ada mungkin,” ujar Reni.
Jalan mereka makin dipermudah setelah menerima bantuan Wakaf Usaha
Produktif dari Global Wakaf , ACT dan Raffi Express.
Paket modal usaha
berupa stan, beberapa peralatan dan bahan baku usaha diterima Reni dan
kini telah berdiri di rumahnya.
Dia juga menjual sosis bakar untuk
camilan. "Buka dari jam 10 baru yang kebabnya laku 5, minuman laku 3,”
ujar Reni di hari keduanya berjualan.
Dia pun merasa terbantu dengan
kehadiran program ini untuk mendorong kembali usahanya.
0 komentar: