Final Piala Dunia 1954: David vs Goliath
Sumber: FIFA.com
Pengantar redaksi:
Piala Dunia 2014 tinggal 65 hari sebelum dimulai digelar. Untuk menyambut hajatan terbesar sepak bola dunia itu, Yahoo Indonesia akan menampilkan tulisan-tulisan perihal sejarah Piala Dunia, pemain-pemain terbaik dan sebagainya mulai hari ini. Simak terus artikel Piala Dunia 2014 kerja sama Yahoo Indonesia dengan Football Fandom.
Kota Bern, Swiss menjadi saksi tumbangnya sebuah tim raksasa di tangan para pemuda amatiran pada tanggal 4 Juli 1954. Hongaria sang tim raksasa tersebut bermaterikan pemain yang mengenyam sepakbola level atas, serta mempunyai rekor bermain yang menakutkan : tidak pernah tersentuh kekalahan sekalipun dalam 32 pertandingan sejak tahun 1950 (28 menang, 4 imbang), termasuk 2 pertandingan fase grup, perempat final dan semifinal.
Sementara itu siapa yang bakal menyangka Jerman Barat bakal masuk final? Kesebelasan yang dikucilkan akibat invasi Nazi dalam Perang Dunia II ini hanya bermaterikan pemain-pemain amatir. Kedua tim juga sudah bersua di babak grup, yang hasilnya sudah bisa ditebak : Jerman Barat dicukur dengan skor 8-3 oleh sang Goliath Hongaria.
Perjalanan Hongaria ke final
Sebagai unggulan utama Piala Dunia 1954, perjalanan Hongaria hingga tiba di partai puncak relatif tidak mengalami kendala berarti. Partai lain yang dijalani Hongaria pada fase grup selain melawan Jerman Barat adalah melawan Korea Selatan. Kesebelasan Hongaria yang dijuluki The Mighty Magyars dengan mudah melibas sang Ksatria Taeguk dengan skor 9-0.
Berhasil lolos ke perempat final, membuat Hongaria harus bertemu dengan favorit juara lainnya, Brasil. Bermain tanpa sang jenderal Ferenc Puskas yang cedera saat mengalahkan Jerman Barat, Hongaria memenangi pertandingan ini dengan skor 4-2. Tiga kartu merah dilayangkan sang pengadil kepada pemain dari kedua kesebelasan. Pertandingan pun berlangsung dengan kasar dan brutal, sehingga kemudian partai ini mendapat julukan Battle of Bern. Pelatih Hongaria, Gusztav Sebes bahkan harus menerima 4 jahitan di bagian muka.
Pada babak semi final Hongaria harus bertemu unggulan sekaligus sang juara bertahan, Uruguay. Pertandingan ini berlangsung sangat menarik dan atraktif karena mempertemukan 2 tim yang dijagokan untuk meraih trofi Piala Dunia. Hongaria akhirnya sanggup mengalahkan Uruguay di ajang Piala Dunia setelah memenangkan pertandingan ini dengan skor 4-2 melalui perpanjangan waktu (skor imbang sama kuat 2-2 terjadi dalam 90 menit).
Perjalanan Jerman Barat ke final
Jerman Barat memulai perjalanan mereka di turnamen ini dengan menyungkurkan Turki dengan skor 4-1. Setelah pada pertandingan kedua dihajar Hongaria, tim Panzer ini harus melewati babak playoff untuk menentukan siapa yang berhak lolos ke perempat final menemani juara grup 2 Hungaria. Pada pertandingan playoff yang kembali mempertemukan mereka dengan Turki, Jerman Barat kembali menang telak dengan skor 7-2.
Pada perempat final yang berlangsung di kota Jenewa, Jerman Barat mengalahkan Yugoslavia untuk kemudian melaju ke semi final dan bertemu dengan musuh kuat, Austria. Sungguh tidak disangka, kesebelasan Austria yang diperkuat oleh legenda Ernst Happel ini dilipat tank panser Jerman Barat dengan hasil akhir yang mencolok, 6-1.
The Miracle of Bern
Tibalah Jerman Barat di partai puncak Piala Dunia di mana Hongaria telah menunggu mereka. Di atas kertas Hongaria diprediksi akan meraih titel juara. Bagaimana tidak, selain diperkuat oleh bintang-bintang sepakbola pada saat itu, Hungaria terbukti sukses meredam meriam panser Jerman Barat di babak grup dengan skor mencolok 8-3.
The Galloping Major Ferenc Puskas pun hadir lagi di lapangan setelah absen di babak perempat final dan semi final. Masih belum cukup, Jerman Barat sejatinya tampil dengan pemain-pemain amatir yang tidak mengenyam pelatihan di klub, hal yang sangat kontras dibanding nama besar milik The Mighty Magyars.
Produktivitas lini depan yang dikomandoi Nandor Hidegkuti ini terlihat menakutkan : mencetak 25 gol dalam 4 pertandingan sebelum partai final Piala Dunia 1954! Pelatih Jerman Barat saat itu, Sepp Herberger, bahkan mengeluarkan pernyataan yang memperlihatkan keminderan anak asuhnya terhadap sang lawan “Saya yakin bahwa Jerman Barat akan mengakhiri pertandingan ini dengan kekalahan, bahkan jika kami bermain dengan tim terkuat sekalipun.”
Pertandingan final itu sendiri berlangsung di bawah guyuran hujan, sebuah kondisi yang oleh tim Jerman Barat disebut sebagai “Cuacanya Fritz Walter”. Konon Fritz Walter, sang kapten kesebelasan Jerman Barat, menyukai bertanding dalam kondisi hujan dan mampu menampilkan permainan terbaiknya dalam kondisi cuaca yang sebenarnya kurang ideal bagi pesepak bola.
Enam puluh ribu pasang mata yang memadati stadion Wankdorf menjadi saksi keperkasaan pasukan Sebes pada awal babak pertama. Delapan menit adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa mayoritas prediksi yang dibuat kala itu mendekati kenyataan. Puskas membawa timnya unggul pada menit ke 6, dan Zoltan Czibor menggandakan keunggulannya pada menit ke 8 setelah terjadi blunder di barisan pertahanan Jerman Barat. Penjaga gawang Jerman Barat Toni Turek tidak siap menerima backpass dari rekannya sehingga bola terlepas dan dengan cerdik Czibor bisa memanfaatkannya menjadi gol kedua Hongaria.
Unggul dua gol dengan cepat menjadikan Hongaria lengah. Morlock dan Rahn membalas 2 gol tersebut dalam waktu singkat yakni pada menit ke 10 dan 18. Beberapa peluang milik trio Hongaria Kocsis-Puskas-Hidegkuti mampu dimentahkan oleh penjaga gawang Toni Turek yang bermain cemerlang terutama pada babak kedua. Helmut “The Boss” Rahn akhirnya menjadi pahlawan Jerman Barat setelah mencetak gol pamungkas pada menit ke 84 yang memupuskan harapan Hongaria untuk menjadi juara dunia. Jerman Barat berhasil menaklukkan Hungaria dengan skor 3-2. David mampu mengalahkan si Goliath.
Partai ini tercatat sebagai salah satu partai paling antiklimaks dalam sejarah. Kekalahan ini adalah satu satunya kekalahan yang diderita oleh The Golden Team dalam 50 pertandingannya sejak tahun 1950 hingga 1956. “Miracle of Bern” yang merupakan tajuk dari partai final Piala Dunia 1954 ini juga diabadikan dalam sebuah film layar lebar.
0 komentar: