Amonium nitrat mendadak terkenal sedunia usai terjadinya ledakan di Lebanon.
Tapi tak banyak yang tahu sosok di balik senyawa ini, salah satunya ada seorang ahli kimia asal Inggris Sir Humphry Davy.
Davy dikenal karena kontribusinya terhadap penemuan berbagai zat kimia, salah satunya dinitrogen oksida (N2O), dikenal sebagai gas tertawa yang salah satu bahan penyusunnya adalah amonium nitrat (N2H4O3).
Dirangkum
dari berbagai sumber, Davy adalah orang yang
pertama kali bereksperimen dengan amonium nitrat untuk menciptakan N2O.
Dinitrogen oksida tersebut sebenarnya telah ditemukan pada 1772 oleh
ilmuwan asal Inggris lainnya, Joseph Priestley. Priestley saat itu
menyatakan N2O merupakan gas beracun.
Meski berbahaya, Davy tak
mengurungkan niatnya bereksperimen menjelajahi oksida, nitrogen, dan
amonia.
Dia bahkan melakukan serangkaian percobaan yang hampir
membunuhnya dan mungkin merusak kesehatannya dalam jangka panjang.
Dibantu asistennya Dr Kinglake, Davy
memanaskan kristal amonium nitrat, senyawa kimia yang ditemukan ilmuwan
kimia Jerman Johann Rudolf Glauber tahun 1659.
Ketika amonium nitrat
dipanaskan, akan keluar gas N2O.
Davy menghirup 4 liter N20 di
awal penelitiannya. Di percobaan pertamanya, Davy merasakan efek dari
gas tersebut. Ia mulai berhalusinasi dan merasakan euforia hebat karena
gas itu memabukkan seperti narkoba.
Demi menemukan hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, Davy memutuskan untuk melakukan
lebih banyak eksperimen pada dirinya sendiri dengan menghirup dinitrogen
oksida dalam takaran yang berbeda-beda.
Diakuinya, eksperimen ini
membantunya menggambarkan tingkatan pengalaman menghirup dinitrogen
oksida secara lebih rinci.
Tak sia-sia, percobaan ini membuat namanya
dikenal karena berhasil menemukan N2O sebagai gas tertawa.
Davy kemudian merekomendasikan gas tersebut untuk digunakan sebagai
anestesi dalam prosedur bedah. Kini N2O sering dipakai dokter gigi untuk
bius ringan pada gusi pasien sebelum tindakan medis.
Pada tahun
1800, dia menerbitkan temuannya dalam buku berjudul 'Researches,
Chemical and Philosophical'.
Kemudian di tahun berikutnya, pada 1801
Davy diangkat menjadi dosen dan profesor kimia Royal Institution di
London, Inggris.
Selain berkutat dengan senyawa kimia, Davy juga
menekuni elektrokimia.
Temuannya yang disebut lampu Davy di tahun
1800an, sangat membantu para penambang batubara bisa menggunakan lampu
dengan baterai listrik pertama untuk keamanan saat bekerja.
Davy
mendapat gelar kebangsawanan dari Kerajaan Inggris pada 1812 dan
menerima gelar baron di tahun 1818 atas kontribusi untuk negara dan umat
manusia, terutama lampu Davy.
Ia pun diangkat menjadi presiden Royal Society of London pada tahun 1820
dan termasuk sebagai pendiri Zoological Society of London pada 1826.
Mulai tahun 1827, kesehatannya mulai menurun. Davy meninggal di Jenewa, Swiss, pada 29 Mei 1829, di usia 50 tahun. |
0 komentar: