Pertama dalam Sejarah, Pemasukan Induk Google Turun
Alphabet, induk Google, mengalami penurunan pemasukan pada kuartal terakhirnya, dan ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Pemasukan total Alphabet pada kuartal lalu adalah USD 38,3 miliar, turun 2% dari pemasukan mereka pada Q2 2019, namun lebih tinggi dibanding perkiraan Wall Street, demikian dikutip dari The Verge.
Keuntungan bersih mereka pun mengalami penurunan jadi USD 6,9 miliar dari USD 9,9 miliar secara year on year.
Sementara pemasukan dari bisnis mesin pencarinya adalah USD 21,3 miliar, turun dari USD 23,6 miliar.
"Kami terus berusaha melewati lingkungan global yang sulit ini," ujar CFO Alphabet Ruth Porat dalam pernyataan resminya.
Namun di sisi lain, YouTube mengalami peningkatan pemasukan menjadi USD 3,81 miliar dari USD 3,6 miliar.
Begitu juga dengan divisi Cloud Google yang pemasukannya naik dari USD 2,1 miliar jadi USD 3,01 miliar.
Meski begitu Porat merasa yakin pada akhir kuartal ini yang jatuh pada 30 Juni bahwa kinerja keuangan mereka akan tumbuh.
"Kami merasa saat ini terlalu prematur untuk mengukur ketahanan dari tren sekarang melihat banyaknya ketidakpastian dalam lingkungan makro global," tambahnya.
Sementara itu, CEO Google Sundar Pichai juga meyakini kalau meski iklim ekonomi saat ini masih rapuh karena pandemi Corona, kondisinya akan mulai stabil karena banyak orang yang kembali ke aktivitas komersialnya secara online.
Pichai pun menyebut YouTube dan pelanggan Google Play mempunyai traksi bagus selama kuartal lalu, dengan download aplikasi dan game meningkat 35%.
Konsumen Cloud mereka pun meningkat, salah satunya dari Deutsche Bank, dan juga Cloud bisa mengambil keuntungan dari banyaknya orang yang bekerja dari rumah selama pandemi.
"Konsumen memilih Google Cloud untuk menurunkan biaya mereka dengan meningkatkan efisiensi operasinya atau untuk meningkatkan inovasi," tambah Pichai.
Divisi lain yang mengalami peningkatan pemasukan adalah divisi 'lain-lain', yang terdiri dari hardware, Play Store, dan pemasukan YouTube selain iklan, yang mendapat pemasukan USD 5,12 miliar, naik dari USD 4 miliar.
Pemasukan total Alphabet pada kuartal lalu adalah USD 38,3 miliar, turun 2% dari pemasukan mereka pada Q2 2019, namun lebih tinggi dibanding perkiraan Wall Street, demikian dikutip dari The Verge.
Keuntungan bersih mereka pun mengalami penurunan jadi USD 6,9 miliar dari USD 9,9 miliar secara year on year.
Sementara pemasukan dari bisnis mesin pencarinya adalah USD 21,3 miliar, turun dari USD 23,6 miliar.
"Kami terus berusaha melewati lingkungan global yang sulit ini," ujar CFO Alphabet Ruth Porat dalam pernyataan resminya.
Namun di sisi lain, YouTube mengalami peningkatan pemasukan menjadi USD 3,81 miliar dari USD 3,6 miliar.
Begitu juga dengan divisi Cloud Google yang pemasukannya naik dari USD 2,1 miliar jadi USD 3,01 miliar.
Meski begitu Porat merasa yakin pada akhir kuartal ini yang jatuh pada 30 Juni bahwa kinerja keuangan mereka akan tumbuh.
"Kami merasa saat ini terlalu prematur untuk mengukur ketahanan dari tren sekarang melihat banyaknya ketidakpastian dalam lingkungan makro global," tambahnya.
Sementara itu, CEO Google Sundar Pichai juga meyakini kalau meski iklim ekonomi saat ini masih rapuh karena pandemi Corona, kondisinya akan mulai stabil karena banyak orang yang kembali ke aktivitas komersialnya secara online.
Pichai pun menyebut YouTube dan pelanggan Google Play mempunyai traksi bagus selama kuartal lalu, dengan download aplikasi dan game meningkat 35%.
Konsumen Cloud mereka pun meningkat, salah satunya dari Deutsche Bank, dan juga Cloud bisa mengambil keuntungan dari banyaknya orang yang bekerja dari rumah selama pandemi.
"Konsumen memilih Google Cloud untuk menurunkan biaya mereka dengan meningkatkan efisiensi operasinya atau untuk meningkatkan inovasi," tambah Pichai.
Divisi lain yang mengalami peningkatan pemasukan adalah divisi 'lain-lain', yang terdiri dari hardware, Play Store, dan pemasukan YouTube selain iklan, yang mendapat pemasukan USD 5,12 miliar, naik dari USD 4 miliar.
0 komentar: