Tugu Perdamaian Jepang di Papua yang Jarang Orang Tahu

Tugu Yamagata 


Pemandangan alam yang indah sudah biasa di Papua.

Tapi di Kota Sarmi, ada pemandangan yang mirip dengan suasana Jepang, namanya Tugu Yamagata.

Berada di Jalan Inpres Basecamp, Kelurahan Mararena, Distrik Sarmi, Kabupaten Sarmi, Papua, Tugu Yamagata berdiri kokoh dan nampak mencolok.

Pintu tugu dibuat layaknya Gerbang Torii.

Warna merah dan hitam dicampurkan dengan apik. Masuk lagi ke area taman ada gazebo dengan empat pilar yang jadi tempat istirahat.

Berwarna senada dengan pintu masuk, traveler bisa duduk atau beristirahat di dalam gazebo ini. Sisi taman banyak ditumbuhi pohon kepala, jadi bikin adem.

Sebenarnya kisah apa yang terjadi di balik Tugu Yamagata?

"Tugu Yamagata dibangun tahun 1994. Tahun 1994 menjadi penanda dimulainya kerjasama Provinsi Kembar atau sister state antara Provinsi Irian Jaya waktu itu dengan Yamagata Prefecture, Jepang," ujar Hari Suroto, Peneliti dari Badan Arkeologi Papua.

Bukan cuma sebagai tanda persahabatan, Tugu Yamagata juga menjadi tugu perdamaian Perang Dunia II.

Ya, saat itu Sekutu menjadikan Papua sebagai pangkalan militer untuk menyerang Jepang. Perang tersebut disebut juga Perang Pasifik.

Perang pecah di tahun 1944, Jepang dengan sengit bertempur melawan Sekutu. Perang ini memakan banyak korban dari pihak Jepang.

"Pihak Jepang kehilangan 4.000 pasukan dan 75 orang tawanan perang. Sementara Sekutu memakan 415 korban," katanya.

Dalam perang Pasifik, Papua termasuk kawasan strategis Panglima Tertinggi Komando Daerah Pasifik Barat Daya, Jenderal Douglas Mac Arthur.

Dari Papua Jendral Douglas Mac Arthur membuat serangan balik menuju Tokyo.

"Sekutu yang terdiri Amerika, Australia , Inggris dan Belanda menyerbu Hollandia (Jayapura) pada 22 April 1944, armada Sekutu yang begitu besar jumlahnya mendekati Pantai Hollandia," jelas Hari.

Hari kembali menjelaskan, bahwa dalam catatan sejarah tidak kurang 215 kapal perang yang didukung kira-kira 800 pesawat terbang membayangi kesatuan-kesatuan sekutu yang mendarat di Papua dari dua arah, yaitu dari Teluk Tanah Merah (Depapre) dan Teluk Humboldt (Pantai Hamadi).

"Operasi ini diberi sandi 'reckless', dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur dibantu Laksamana D EBarbey dan Letnan Jenderal R LEichelherger dari atas kapal induk Nashville. Pukul 10.00 WIB tanggal 22 April 1944 Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di PantaiHamadi.

Jenderal Douglas Mac Arthur berhasil menguasai lapangan terbang Sentani. Kemudian Ia menjadikan Ifar Gunung sebagai markas besarnya. Markas ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung militer.

"Mac Arthur memilih Ifar Gunung sebagai markas dengan beberapa alasan, yaitu berada di ketinggian sehingga bisa mengawasi pergerakan pesawat di lapangan terbang Sentani," tuturnya.

Tak hanya itu, udara Ifar Gunung yang sangat sejuk pada pagi dan dingin pada malam hari, membuat Mac Arthur sangat betah. Tak perlu AC lagi.

Jelas saja, Ifar Gunung yang asri banyak ditumbuhi pohon pinus dan pohon kasuari. Panoramanya indah, ada perbukitan hijau seperti daerah subtropik Amerika.

"Hal inilah yang membuat Mac Arthur dapat berpikir tenang dalam menyusun strategi lompat katak sebagai serangan balik menuju Tokyo," ungkap Hari.

Saat ini Tugu Yamagata menjadi destinasi yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sarmi, Papua.

Untuk mencapai tugu ini sangat mudah, Tugu Yamagata terletak di pinggir jalan raya utama Kota Sarmi dan tidak jauh dengan Bandara Mararena Sarmi.

Selain itu tugu ini juga berada tidak jauh dari Pantai Sarmi. Mampir ke pantainya, traveler bisa surfing karena karakteristiknya yang berombak besar.

0 komentar: