Gambar 3, Trojan generic dan BT (Backdoor Trojan) menunjukkan keterkaitan yang tinggi dengan ransomware.
Trojan sebenarnya tidak hanya digunakan untuk menyebarkan ransomware
dan miner, seringkali trojan juga dimanfaatkan untuk menyebarkan malware
kategori lain seperti agent yang termasuk dalam kategori adware atau
keylogger yang menjalankan aksinya mencuri kredensial penting dari
sistem yang di infeksinya.
Namun tingginya trojan generic (80,26%)
dan Gen.BT alias Backdoor Trojan (2,45 %) menunjukkan keterkaitan yang
sangat erat antara ransomware dengan trojan. (Lihat gambar 3)
Apa dasarnya mengatakan kalau trojan generic memiliki keterkaitan
tinggi dengan ransomware? Dalam kasus nyata, sebenarnya sangat sulit
mendapatkan ransomware yang sedang menjalankan aksinya, kecuali
ransomware merupakan worm lawas seperti Wannacry dan variannya yang
sebenarnya digunakan untuk cyberwar oleh Rusia dan bukan ransomware
sejati.
Hal ini disebabkan ransomware yang sifatnya 'lebih trojan
dari trojan'.
Apa maksudnya lebih trojan dari trojan? Seperti kita
ketahui, penamaan trojan berasal dari cerita kuda troya dimana ia datang
dalam keadaan seolah-olah tidak berbahaya dan secara sukarela
dijalankan oleh korbannya.
Hal ini diperlukan karena apa yang dilakukan trojan
merugikan korbannya seperti menjalankan program jahat guna mencuri
password atau diam-diam menggunakan sumberdaya komputer (prosesor atau
kartu grafis) untuk menambang bitcoin atau mata uang kripto.
Jadi kalau aksinya trojan tertangkap dan ketahuan, artinya trojan itu
kurang sukses dan tentunya akan langsung dicekal dan dibasmi seperti
trojan yang ditangkap oleh Webroot dalam statistik antivirus ini.
Risiko
trojan tertangkap sangat tinggi karena aksinya memonitor password dan
menambang Bitcoin membutuhkan proses yang berjalan secara terus menerus
di komputer korban mudah terdeteksi.
Keuntungan yang didapatkan
dari keylogger dan miner juga relatif rendah dan sifatnya jangka
panjang.
Beda kasusnya jika trojan berhasil menginstalkan ransomware, ia
tidak perlu menjalankan proses terus menerus seperti miner maupun
keylogger.
Ia hanya perlu satu kali sukses menginfeksikan malware
(ransomware) yang tidak terdeteksi oleh program antivirus.
Jika berhasil
menginfeksi sistem dan menjalankan aksinya, maka ia akan bisa langsung
'cashout' memanen hasil kerjanya dengan meminta uang tebusan kepada
korban yang datanya berhasil dienkripsi.
Untuk menjamin
keberhasilan ransomware dengan menumpang trojan yang sudah bersusah
payah menginfeksi sistem lalu tertangkap hanya karena menginjeksi dengan
ransomware yang mudah terdeteksi antivirus, sama saja membuang peluang
yang sudah ada di depan mata.
Maka, pembuat ransomware dalam
menjalankan aksinya akan berusaha semaksimal mungkin menggunakan varian
ransomware baru atau yang belum pernah terdeteksi oleh program
antivirus.
Jika ransomware berhasil menjalankan aksinya
mengenkripsi data, maka ransomware ini akan otomatis menghancurkan
dirinya dan tidak dapat ditemukan jejaknya, kecuali data yang sudah
dienkripsi dan pesan ransomware yang memang sengaja ditinggalkan oleh
ransomware.
Hal ini dilakukan supaya ransomware yang sama dapat
digunakan lagi untuk aksi ransomware di komputer lain. Karena itulah
ransomware dapat dikatakan sebagai malware yang lebih trojan dari trojan.
Lalu,
bagaimana melindungi diri dari malware seperti ini? Selain menjalankan
backup dengan baik dan terlindung dari akses ransomware, Anda dapat
mempertimbangkan solusi preventif melindungi sistem komputer dengan
Vansom Protect yang dapat mengembalikan data hanya dengan beberapa kali
klik sekalipun data Anda berhasil dienkripsi ransomware.
Selain
gerombolan ransomware, malware yang banyak dihentikan oleh webroot
adalah kelompok worm lawas : ramnit, sality dan mogoogwi dan malware
seperti malware.mlpe, suspisious heuristic dan malware.generic. |
0 komentar: