Google Meet Hadirkan Fitur Keamanan Penangkal 'Zoombombing'
Google tak ingin 'virus' zoombombing menyerang layanan video conference andalannya, Google Meet.
Fitur penangkal pengguna anonim ini pun dihadirkan khusus untuk pelanggan di bidang edukasi.
Ketika pandemi COVID-19, tidak sedikit sekolah yang menerapkan belajar secara online seiring dengan imbauan pemerintah untuk menghindari kerumunan dan masifnya penyebaran virus Corona.
Layanan seperti Zoom, Microsoft Teams, Webex, dan Google Meet banyak dipakai pengguna internet.
Seperti dilansir dari Zdnet, fitur Google Meet ini bisa memblokir pengguna anonim yang tidak masuk ke akun Google bergabung dan kemudian mengganggu pertemuan virtual yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, seperti sekolah, perguruan tinggi, dan universitas.
Fitur keamanan baru ini akan dihidupkan secara default untuk semua organisasi dengan lisensi G Suite for Education dan G Suite Enterprise for Education selama 15 hari ke depan.
Raksasa internet ini mengungkapkan fitur tersebut tidak bisa dinonaktifkan secara sembarang, kecuali administrator secara pribadi menghubungi Google untuk menonaktifkannya, jika mereka tidak memerlukan perlindungan.
Google tampaknya belajar dari kesalahan Zoom, yang mana platform tersebut sering tersandung masalah zoombombing yang acapkali jadi momok bagi pengguna yang sedang melakukan pertemuan secara virtual.
Melalui fitur terbarunya, Google Meet memungkinkan mencegah pengguna anonim yang bisa saja mengganggu saat berjalannya sesi pelajaran di platform miliknya.
Namun pemanfaatan teknologi ini diganggu oleh orang-orang iseng yang muncul di tengah-tengah diskusi, lalu tak lama kemudian membuat kekacauan, misalnya dengan mengirim gambar pornografi atau ujaran kebencian, bahkan ancaman. Jenis perilaku ini biasanya disebut dengan zoomboombing.
Nama zoomboombing ini mengambil dari nama penyedia layanan video conference Zoom yang sekarang ini seolah-olah menjadi istilah umum, tatkala ada kejadian di mana pengguna di dalam rapat online itu membuat onar.
0 komentar: