Kacau! Ibu Pakai Deepfake untuk Tendang Saingan Putrinya

Kekhawatiran akan penyalahgunaan deepfake mulai tampak nyata. 

Seorang ibu di Pennsylvania, AS, memanfaatkan teknologi ini untuk menyingkirkan saingan putrinya di kelompok cheerleader sekolah.

Deepfake adalah video rekayasa atau materi digital yang dibuat oleh artifial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang canggih hingga menghasilkan gambar dan suara yang terlihat dan terdengar seperti asli.


Teknik inilah yang diduga dilakukan Raffaela Spone, dalam upaya untuk menendang saingan putrinya dari kelompok cheerleader. 

Menurut penegak hukum yang menyelidiki kasus ini, Spone mengirim foto dan video remaja yang sudah diubah menggunakan AI kepada pelatih cheerleader untuk memfitnah korban.

Dalam video tersebut, korban digambarkan sebagai gadis nakal dengan minum minuman beralkohol, merokok, dan bugil. 

Spone berharap pelatih mendepak korban dari keanggotaan cheerleader sehingga putrinya bisa melenggang tanpa saingan.

Dikutip dari CBS, polisi pertama kali menerima kabar tersebut pada Juli lalu, ketika salah satu korban menerima pesan dari nomor tak dikenal. Pesan ini menggerakkan korban lain mengungkapkan cerita serupa.

Petugas kepolisian kemudian menelusurinya hingga menemukan nomor yang terkait dengan situs yang berorientasi pada telemarketer. 

Dari sini, pelacakan mengarahkan ke alamat IP yang digunakan di rumah Spone. Penelusuran di smartphone wanita itu menemukan bukti yang mengaitkannya dengan dengan website tersebut.

Karena perbuatannya, Spone menghadapi tuduhan pelecehan di dunia maya terhadap seorang anak dan sejumlah pelanggaran terkait lainnya. 

Polisi belum mengambil tindakan terhadap putrinya, karena tidak ada bukti bahwa dia mengetahui tindakan ibunya.

Hingga saat ini, jejaring sosial seperti Facebook, TikTok, dan Twitter telah melarang penggunaan deepfake, sehingga kemungkinan penyebarannya kecil. 

Namun, insiden ini menggarisbawahi adanya kemudahan dalam pemalsuan citra seseorang.


Tak perlu keahlian khusus, deepfake bisa dengan mudah digunakan siapa saja. 

Meski beberapa hasil rekayasa deepfake ada yang masih terlihat palsu, ke depannnya dikhawatirkan teknologi ini kian canggih dan bisa membuat rekayasa video yang tampak natural sehingga bisa lebih membahayakan.

0 komentar: