Elon Musk
berambisi untuk memasang antena di seluruh dunia guna
mengimplementasikan satelit internet. Tapi dia mengalami penolakan dari
warga Prancis. Musk, pendiri SpaceX dan
pembuat mobil listrik Tesla, berencana mengerahkan ribuan satelit untuk
menyediakan internet cepat bagi daerah terpencil di seluruh dunia. Tapi, Saint-Senier-de-Beuvron, sebuah daerah di Prancis dengan populasi
350, justru tidak senang ketika dipilih sebagai ground station untuk
proyek Starlink Musk untuk broadband dari luar angkasa. "Proyek ini benar-benar baru. Kami tidak tahu apa-apa tentang dampak sinyal ini," kata Noemie Brault, wakil walikota. "Sebagai tindakan pencegahan, dewan kota mengatakan tidak," tegasnya, dikutip dari France 24. Meski adanya penolakan, kontraktor Starlink sebenarnya
telah mendapatkan persetujuan peraturan Prancis untuk memasang sembilan
'kubah' -- bola setinggi 3 m yang melindungi antena -- di Saint-Senier,
salah satu dari empat lokasi yang direncanakan untuk Prancis. Akan
tetapi, pada bulan Desember, Saint-Senier mengeluarkan keputusan untuk
menolak konstruksi di lapangan. Penolakan itu didasarkan pada masalah
teknis. Kontraktor pun masih berencana untuk mengajukan kembali
permintaannya, yang kemungkinan besar tidak dapat ditolak oleh dewan. Selain
itu, ketakutan juga diungkapkan oleh warga lainnya. Salah satu
alasannya karena Elon Musk kerap melakukan hal-hal yang di luar pikiran
orang lain seperti proyek menanamkan chip ke otak manusia. "Itu
membuat kami khawatir karena kami tidak memiliki data," ujar Brault,
yang juga seorang petani. Data yang dimaksud adalah tentang efek dari
sinyal tersebut pada kesehatan manusia atau hewan, "Dan ketika Anda mendengar bahwa dia ingin menanamkan chip di otak orang, itu menakutkan," sambungnya, mengacu pada proyek Neuralink Musk. Warga lainnya juga angkat suara. Mereka mengatakan bahwa akses internet di sana sudah cukup baik sehingga alasan untuk membangun antena di daerah tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan. |
0 komentar: