Tepat 15 tahun lalu, Pluto kehilangan gelarnya sebagai planet. Inilah orang yang bertanggung jawab 'membunuh' reputasi Pluto. Pada
Agustus 2005, International Astronomical Union (IAU) mencabut gelar
Pluto sebagai planet. Statusnya sejak saat itu hanyalah planet kerdil. Padahal
selama puluhan tahun, Pluto dikenal sebagai planet paling ujung di tata
surya kita. Dilansir dari News.com Australia, sejarah
Pluto dimulai dari pengumuman resmi pada 18 Februari 1930 oleh
astronomer Clyde Tombaugh dari Lowell Observatory di Flagstaff, Arizona,
AS. Tombaugh yang baru berusia 23 tahun saat itu, menemukan Planet X yang
menjadi planet kesembilan di tata surya. Nama Pluto diberikan oleh
Venetia Burney, anak dari Inggris berusia 11 tahun yang ikut lomba
menamai Planet X. Dia mengusulkan nama Dewa Pluto dari mitologi Romawi, yang merupakan Dewa Alam Kematian yang cocok dengan sifat Pluto yang gelap dan dingin. 76
Tahun lamanya Pluto menjadi planet kesembilan dan begitu lekatnya dalam
ingatan kita. Hingga akhirnya, ada orang yang menggugat statusnya yaitu
Dr Mike Brown. Pada
5 Januari 2005, Brown menemukan Planet Eris. Ukurannya lebih besar dari
Pluto. Brown mengatakan setelah Neptunus ada Kuiper Belt. Sabuk di tata
surya yang penuh dengan objek luar angkasa dan banyak yang lebih besar
dari Pluto. "Solusinya adalah menggambar 8 planet, lalu setelah
Neptunus ada aneka objek antariksa yang berbeda kelasnya. Semua bagian
dari Kuiper Belt," kata Brown saat itu. Alasannya bisa diterima oleh IAU dan pada Agustus 2005, Pluto pun 'dipecat' sebagai sebuah planet. Sejak saat itu, Brown pun dijuluki sebagai Pluto Killer. |
0 komentar: