Dinilai Rasis, Twitter Perbaiki Fitur Cropping Foto Otomatis

Twitter dilaporkan sedang memperbaiki fitur cropping (pemotongan) foto otomatisnya setelah dikeluhkan banyak pengguna karena dinilai bias atau rasis.

Dilansir dari Engaget, Twitter mengatakan sedang bekerja untuk mengurangi ketergantunganya kepada pemotongan foto otomatis sehingga pengguna dapat mengontrol bagaimana gambar mereka muncul di sebuah tweet atau postingan.

"Kami berharap memberikan lebih banyak pilihan kepada orang-orang untuk memotong gambar dan melihat seperti apa gambar mereka di pembuat tweet untuk dapat membantu mengurangi risiko bahaya," tulis Twitter.

"Ke depan, kami berkomitmen untuk mengikuti prinsip desain 'Apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapatkan," tambahnya

Tidak dijelaskan kapan perubahan ini akan diterapkan oleh Twitter.

Untuk diketahui Twitter pertama kali memperkenalkan fitur cropping foto pada tahun 2018. 

Fitur tersebut dimaksudkan untuk menyoroti area penting dari gambar dengan memprediksi di mana seseorang kemungkinan besar akan melihat.

Namun baru-baru ini, sejumlah pengguna Twitter menemukan setelah adanya tweet viral yang menunjukkan bahwa pemotongan foto Twitter secara konsisten memilih orang yang berkulit lebih terang, terlepas dari pembingkaian gambar aslinya.

Pengguna lain pun mencoba fitur tersebut dengan versi mereka sendiri, termasuk mencobanya dengan gambar-gambar karakter kartun dan bahkan anjing hitam dan putih. 

Menanggapi hal tersebut Twitter mengatakan bahwa mereka telah melakukan pengujiannya sendiri.

"Analisis kami hingga saat ini belum menunjukkan bias rasial atau gender, meskipun kami menyadari bahwa cara kami memotong foto secara otomatis berarti ada potensi bahaya," kata Twitter.

Perusahaan juga mengatakan berencana untuk melakukan pengujian tambahan dan mencari cara untuk membuat analisisnya menjadi sumber terbuka sehingga orang lain dapat membantu kami tetap bertanggung jawab.

0 komentar: