Pendiri YouTube Tak Setuju Jumlah Dislike Video Dihilangkan, Kalau Kamu?
Saat YouTube mengumumkan akan menyembunyikan jumlah dislike di video pekan lalu, banyak pengguna yang tidak setuju dengan perubahan tersebut.
Salah satu sosok yang ikut mengkritik adalah co-founder YouTube sendiri, Jawed Karim.
Karim mendirikan YouTube bersama Chad Hurley dan Steve Chen pada tahun 2005.
Namanya mungkin kurang familiar, tapi pengguna YouTube pasti sudah pernah melihat videonya yang berjudul 'Me at the zoo'.
Video berdurasi 18 detik itu merupakan video pertama yang diunggah ke YouTube. Video yang memperlihatkan Karim berbicara tentang gajah tersebut saat ini sudah ditonton lebih dari 200 juta kali.
Karim kemudian menggunakan video ini untuk menyuarakan kritiknya terhadap kebijakan baru YouTube. Ia mengubah deskripsi video tersebut dengan komentar terbarunya yang cukup panjang.
"Mengapa YouTube membuat perubahan yang tidak disukai secara universal ini?
Ada alasannya, tapi itu bukan alasan yang bagus, dan bukan alasan yang akan diungkap ke publik," tulis Karim di kolom deskripsi videonya, seperti dikutip dari The Verge.
"Kemampuan untuk mengidentifikasi konten buruk dengan mudah dan cepat adalah fitur yang esensial dari platform konten yang dibuat pengguna.
Mengapa? Karena tidak semua konten buatan pengguna bagus," sambungnya.
Dalam pengumumannya, YouTube mengatakan jumlah dislike akan disembunyikan untuk melindungi kreator pemula dari 'serangan dislike' dan bentuk pelecehan lainnya, serta mempromosikan interaksi yang baik antara kreator dan penonton.
Kreator tetap bisa melihat jumlah dislike yang diterima secara private lewat YouTube Studio.
Tapi menurut banyak pengguna dan kreator, perubahan ini justru akan menyulitkan karena tidak ada lagi indikator yang bisa menandakan kualitas video, misalnya video spam dan clickbait yang sering direkomendasikan oleh algoritma YouTube.
Dalam deskripsinya, Karim juga memperingatkan kemungkinan turunnya kualitas YouTube akibat keputusan tersebut.
"Apakah YouTube ingin menjadi tempat di mana segala sesuatunya jadi medioker? Karena tidak ada yang bisa jadi hebat jika tidak ada keburukan," ujarnya.
Ini bukan pertama kalinya Karim menggunakan video 'Me at the zoo' sebagai tempatnya mengkritik kebijakan YouTube.
Pada tahun 2013, saat YouTube mengumumkan pengguna harus menggunakan akun Google+ untuk meninggalkan komentar di video, Karim juga mengubah deskripsi video tersebut.
"Kenapa saya perlu akun google+ untuk mengomentari video?" tulis Karim saat itu.
Bagaimana dengan Anda? Sampaikan opini di kolom komentar, apakah Anda setuju juga atau tidak.
0 komentar: