Telepon umum dalam bilik berwarna merah menjadi fasilitas yang ikonik di Inggris.
Padahal hampir semua orang sudah memiliki telepon genggam pribadi.
Saat dunia bahkan Indonesia sudah meninggalkan fasilitas telepon umum, Inggris akan melindungi ribuan 'payphone'nya.
Mengutip Travel+Leisure, regulator telekomunikasi di Inggris, Ofcom mengusulkan untuk menyelamatkan sekitar 5.000 dari 21.000 telepon umum mereka dari penghapusan di bawah aturan baru.
Hal itu dilakukan karena telepon umum masih digunakan oleh masyarakat, terutama selama keadaan darurat.
"Jika salah satu dari panggilan itu berasal dari anak yang tertekan, korban kecelakaan atau seseorang yang berniat bunuh diri, saluran telepon umum itu bisa menjadi saluran penyelamat yang sangat dibutuhkan," kata Direktur Saluran Ofcom, Selina Chadha kepada AP.
"Kami juga memastikan bahwa orang-orang yang tak memiliki jangkauan seluler, seringkali di daerah pedesaan masih bisa melakukan panggilan," tambahnya.
Telepon umum yang dilindungi tersebut akan diletakkan di daerah yang memiliki sedikit atau tanpa layanan telepon serta daerah yang menjadi hotspot kecelakaan atau bunuh diri.
Faktanya, dari bulan Mei 2019 sampai Mei 2020, ada hampir 150 ribu panggilan dari telepon umum ke layanan darurat.
Selain itu ada 45.000 panggilan ditujukan ke saluran bantuan lain seperti Samaritans, sebuah organisasi di Inggris dan Irlandia yang membantu orang-orang untuk mendapat dukungan emosional atau membantu menenangkan mereka yang mau bunuh diri.
Menurut BT Group, setengah dari kotak telepon Inggris sudah dihapus.
Sementara beberapa lainnya menjadi fasilitas yang lebih kreatif, misalnya di Warley, West Yorkshire, telepon umum dijadikan museum terkecil di dunia.
Lalu, di Yorkshire Utara, telepon umum dibeli oleh komunitas Settle dan menjadi tuan rumah dalam pameran galeri seni. |
0 komentar: