Mahasiswa Ubaya ciptakan teknologi knalpot untuk charger HP

Chandra Sudono Halim, Mahasiswa Program Kekhususan Teknik Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), berhasil menciptakan sebuah "charge" handphone (HP) dengan menggunakan gas buang dari knalpot sepeda motor menjadi energi alternatif untuk alat cas ponsel yang dinamakan 'Electric Emission Mobile Charger (E2MC)'.

Chandra menceritakan, idenya tersebut terlintas ketika dirinya mengendarai sepeda motor di jalan raya. Menurut pemuda yang saat ini berusia 20 tahun tersebut, asap kendaraan atau gas buang yang dikeluarkan melalui knalpot sepeda motor bisa dijadikan energi alternatif sebagai pengganti listrik.

"Awalnya, wajah saya sering diterpa gas buang dari sepeda motor orang di depan saya yang knalpot-nya ditinggikan, lalu saya berpikir bahwa gas buang sepeda motor bisa dijadikan energi alternatif. Ide dari pengalaman pribadi itu akhirnya saya wujudkan dalam Mata Kuliah Desain Produk I dan II. Gas sisa pembakaran kendaraan bermotor yang menyimpan potensi tekanan angin itu bisa menghasilkan energi listrik dengan bantuan komponen tertentu," kata anak bungsu dari enam bersaudara itu, seperti dilansir Antara, Rabu (3/9).

Chandra melanjutkan, dalam praktiknya, tekanan angin dari gas buang sepeda motor itu diarahkan pada baling-baling mirip kipas angin yang dipasang pada badan knalpot dengan kerangka sebagai penyangga, lalu perputaran baling-baling yang mirip generator itu diubah menjadi energi listrik oleh alat stabilisator.

"Baling-baling plastik itu saya ambil dari baling-baling CPU komputer yang sudah tak terpakai, kemudian baling-baling E2MC yang berputar itu menghasilkan arus listrik yang terhubung dengan stabilisator yang saya ciptakan dari komponen tertentu untuk menyimpan energi listrik yang dihasilnya," katanya.

Chandra menjelaskan, energi yang dihasilkan knalpot kendaraan bermotor tersebut langsung dihubungkan dengan power bank yang bisa dipakai untuk 'charge' . Alat stabilisator dan power bank itu saya masukkan dalam jok motor, sehingga energi listrik bisa diproduksi sambil mengemudikan kendaraan," katanya.

Menurut dia, tegangan listrik yang dihasilkan itu bisa mencapai 5 volt bila "spedometer" pada sepeda motor sudah menunjukkan kecepatan 20 kilometer/jam.

"Kalau kita mengendarai motor selama satu jam, maka energi listrik yang masuk dalam power bank mencapai 30-40 persen. Itu mungkin perjalanan ke luar kota, tapi perjalanan di dalam kota dalam beberapa kali keliling juga bisa, jadi mungkin power bank akan terisi penuh dalam beberapa hari," katanya.

Tentang rencana komersialisasi alat ciptaannya itu, ia mengaku dirinya akan menyempurnakan alat ciptaannya sebagai tugas akhir (TA) sambil mengurus paten. Chandra melakukan penelitian alat itu selama setahun dan lima bulan untuk membuat prototipe.

"Mungkin 1-2 tahun ke depan, alat E2MC bisa dipasarkan. Harganya mungkin hanya Rp180 ribu dan harga itu sudah termasuk stabilisator beserta power bank-nya," katanya, didampingi dosen pembimbing, Sunardi Tjandra ST MT.

'Electric Emission Mobile Charger (E2MC)' sempat mengikuti lomba di Universiti Teknologi Mara (UiTM) di Segamat, Johor, Malaysia pada 20 Agustus 2014. Chandra memenangkan lomba tersebut dengan meraih medali emas untuk kategori inovasi dalam International Invention Inovation and Design (3ID).

0 komentar: