Akuisisi Raksasa Teknologi, Siapa Mencaplok Siapa?

Agar bisa bertahan di tengah sengitnya persaingan, tak sedikit dari para vendor teknologi yang memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan lain. Seperti 8 akusisi berikut ini.

Kabar terbaru menyebut nama Microsoft yang mengambil aksi korporasi terhadap Nokia dengan nilai USD 7,2 miliar atau setara Rp 97,2 trilun (USD 1 = Rp 11.000). Dana tersebut digunakan Microsoft untuk memborong lisensi paten, produk, dan layanan ponsel milik Nokia.

Akusisi serupa juga sempat dilakukan Google terhadap Motorola dengan nilai USD 12,5, jauh lebih mahal dibanding harga jual Nokia.

Nah, berikut adalah deretan akusisi yang dilakukan oleh raksasa teknologi.

Google-Motorola

Bulan Agustus 2012, Google melakukan aksi bisnis yang cukup mengejutkan. Yaitu membeli produsen ponsel Motorola Mobility dengan nilai USD 12,5 miliar.

Apa yang menjadi alasan Google membeli Motorola dengan nilai sangat tinggi? Para pakar teknologi menilai Google ingin memiliki paten mobile Motorola Mobility yang melimpah.

Google juga ingin menjadi produsen hardware berkualitas dengan mengandalkan Motorola. Hal ini tentu memicu kekhawatiran vendor ponsel lain yang takut jika Google -- sebagai pembesut Android -- menganakemaskan Motorola.

Google-YouTube

Google memutuskan untuk membeli YouTube pada tahun 2006. Nilai akuisisi waktu itu senilai USD 1,65 miliar.

YouTube terus menjadi website berbagi video terpopuler di dunia. Dan akhirnya menjadi sumber pendapatan yang penting bagi Google.

Google dilaporkan meraih pendapatan sekitar USD 1 miliar per tahun dari YouTube. Antara lain dari pemasukan iklan yang tayang sebelum video diputar

Facebook-Instagram

Instagram menuai popularitas dalam waktu singkat. Layanan sharing foto ini disukai antara lain berkat adanya berbagai filter yang menarik.

Facebook pun merasa tersaingi Instagram. Sehingga mereka memutuskan untuk membelinya saja pada April 2012 dengan nilai USD 1 miliar. 

Instagram telah memiliki sekitar 100 juta pengguna. Menjadikannya sebagai aset yang penting bagi Facebook dalam megintegrasikan layanannya.

Hewlett Packard-Palm

Hewlett Packard membeli Palm dengan harga USD 1,2 miliar. Kesepakatan yang terjadi April 2010 ini diselesaikan kedua belah pihak pada 31 Juli 2010.

Dengan langkah ini HP berupaya fokus di dunia smartphone, bersaing dengan HTC, Samsung, BlackBerry, Apple, Nokia, bahkan kompetitor dekat seperti Dell dan Lenovo. 

"Kami sangat yakin teknologi Palm masih bisa memimpin," kata salah satu direksi HP. 

Namun belum genap dua tahun memiliki Palm OS, HP menyerah. Raksasa komputer ini kemudian menyerahkan sistem operasi itu kepada komunitas open source untuk dikembangkan. HP sendiri saat ini memutuskan tak lagi bermain di ponsel pintar.

Siemens-Benq

Siemens juga menjadi salah satu perusahaan yang terkenal mengeluarkan PDA dan lumayan mempunyai nama di pasar ponsel. Tapi sayang, perusahaan itu pelan-pelan meredup sinarnya.

Dalam sebuah laporan keuangan mencatat bahwa Siemens mengalami kerugian USD 1,84 juta setiap harinya. Bila dikalkukasikan kerugian operasional Siemens mencapai USD 170 juta dan pangsa pasar ponselnya keseluruhan turun menjadi 5,5% dari 8% tahun sebelumnya.

Puncaknya di tahun 2005, Siemens akhirnya menjual divisi ponselnya tersebut kepada BenQ dengan nilai sebesar USD 426 juta.

Proses akuisisi divisi mobile Siemens sudah dilakukan BenQ pada bulan Juni 2005. Sejak 1 Oktober 2005, BenQ Mobile secara resmi jadi pemilik divisi usaha perangkat mobile yang dulunya dikendalikan Siemens.

BenQ juga mengakuisisi semua pusat pengembangan dan pabrik Siemens yang ada di Manaus (Brasil) dan Kamp-Lintfort (Jerman), demikian halnya dengan pabrik di Shanghai (China), yang dioperasikan secara patungan dengan perusahaan mitra di China.

Apple-Next

Pada dekade 1990-an, Apple mengalami masa keterpurukan di bawah kendali CEO John Scluley. Apple pun berupaya menarik sang pendiri, Steve Jobs, agar kembali menakhodai perusahaan. 

Caranya dengan membeli perusahaan komputer Next pada tahun 1997 senilai USD 404 juta. Next adalah perusahaan yang didirikan Jobs sesudah dibuang Apple.

Langkah ini terbukti sangat manjur. Selain teknologi Next menjadi pondasi komputer Apple generasi selanjutnya, kembalinya Steve Jobs membuat Apple mengalami masa kejayaan yang berlangsung sampai sekarang.

Microsoft-Nokia

Secara tegas Microsoft mengumumkan akusisinya terhadap bisnis ponsel Nokia. Nilai transaksi kedua raksasa teknologi itu pun mencapai USD 7,2 miliar, atau setara Rp 79 Triliun.

"Nokia akan memulai lembaran baru yaitu memfokuskan pada mobilitas dengan memimpin di bidang networking, pemetaan dan lokasi serta kemajuan teknologi," tulis pernyataan bersama CEO Steve Ballmer dan CEO Stephen Elop di situs resmi Microsoft.

Seluruh transaksi ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2014. Dari pembelian ini Microsoft akan menguasai bisnis perangkat, layanan bisnis, dan paten yang dimiliki nokia.

"Kami akan terus membuat ponsel yang akan Anda sukai di masa mendatang, dan ponsel terbaru kami nanti merupakan gabungan produk dan layanan terbaik dari Microsoft dan Nokia," tutup pernyataan kedua CEO.

Google-Android

Akuisisi Google pada sistem operasi Android berbuah sangat manis. Dalam waktu singkat, saat ini Android adalah sistem operasi mobile terpopuler di dunia.

Google memutuskan membeli perusahaan start up Android dari pria bernama Andy Rubin pada bulan Agustus 2005. Nilai akuisisi ini meski tak diumumkan, diperkirakan sebesar USD 50 juta. 

Saat ini, sekitar sejuta perangkat Android diaktivasi setiap harinya. Sehingga diprediksi kekuasaan OS Robot Hijau di jagat mobile masih akan berlangsung lama.

0 komentar: